Berita Bali

Rumah Kebangsaan Satyam Eva Jayate di Denpasar Bali, Dibangun dari Batu Seluruh Nusantara

Rumah Kebangsaan Satyam Eva Jayate di Denpasar, Bali, dibangun dari batu seluruh Nusantara dan disucikan dengan 45 Tirta Pura se-Indonesia.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Kartika Viktriani
Ist
Proses melaspas rumah Rumah Kebangsaan Satyam Eva Jayate di Penatih Denpasar, Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan Pasraman Satyam Eva Jayate  di Penatih Denpasar dipelaspas pada Sabtu, 20 Mei 2023.

Prosesi melaspas digelar bertepatan dengan Hari Suci Saraswati dan Hari Kebangkitan Nasional

Menariknya, pada melaspas yang dipuput oleh Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Gandha Kesuma dari Griya Giri Gandha Madana Penatih ini menggunakan tirta yang berasal dari 45 pura di seluruh nusantara. 

Jumlah ini juga sama dengan air yang dituangkan di kolam lingga yoni.

Ketua panitia Melaspas, I Ketut Sae Tanju mengungkapkan melibatkan sebanyak 45 orang pengayah. 

Masing-masing mendapat bagian untuk membawa dan ngetisin tirta dari berbagai daerah ini.

"Kami libatkan anggota KMHDI se-Bali termasuk para alumni sebagai pengayah untuk ngetisin tirta. Memang sengaja tidak dicampur, biar tetap sesuai asal dan jumlah aslinya," kata Tanju.

Sebagai tempat dan wadah berkreativitas, Tandju menambahkan berbagai acara dan kegiatan terus dilaksanakan. 

Tak perlu menunggu lama, kegiatan sudah terjadwal hingga 1 Juni mendatang. 

Baca juga: Jadwal Odalan Saat Saraswati di Pura di Bali dan Luar Bali, Termasuk di Pura Watugunung di Bima

Di antarnya kelas yoga dan meditasi, pembuatan biopori dan eco enzim, orasi kebangsaan, donor darah, hingga pentas seni.

"Acara sampai nanti pada saat tanggal 1 Juni. Kenapa hingga tgl 1, karena kita ingin menjadikan kelahiran Pancasila sebagai puncak acara," kata ketua FA KMHDI Bali itu.

Sementara, Ketua Yayasan Rumah Kebangsaan Kebhinekaan Ketut Udi Prayudi menjelaskan momen melaspas ini dinilai sangat spesial. 

Bertepatan dengan hari suci Saraswati dan Hari Kebangkitan Nasional menandakan spirit pasraman Satyam Eva Jayate yang teguh terhadap dharma negara dan dharma agama.

"Harapannya momentum hari turunnya ilmu pengetahuan ini bisa membangkitkan semangat generasi muda untuk berbuat bagi negara," ujarnya Udi.

Mantan staf KPU RI ini juga menjelaskan Rumah Kakek memiliki konsep kebangsaan dan nasionalisme. 

Pondasi bangunan dibangun dari batu seluruh Nusantara dari Sabang sampai Papua, dari Miangas sampai Pulau Rote Ndao. 

Di pasraman ini, lanjut Uji, tidak terlepas dari angka atau simbol 17-8-45 atau tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

"Boleh percaya boleh tidak dan bisa diukur sendiri bangunan ini ada tiang dan tangga. Ukurannya 17 cm untuk anak tangga, 8 buah tiang atau pilar utama dan lebar anak tangga 45 cm. Disini juga ada biopori sebanyak 178 buah, simbol 17 bulan 8," katanya.

Untuk ruangan yang ada di beri nama-nama pahlawan dari seluruh Nusantara dari berbagai suku dan agama, seperti Ruang Bung Karno (Jawa), Ruang Bung Hatta (Sumatra), Ruang Gusdur (Jawa), Ruang Tjilik Riwut (Kalimantan), Ruang Tut Nyak Dien (Aceh), Ruang John Lie (Sulawesi), Ruang Frans Kasiepo (Papua), Ruang Mr Ida Anak Agung Gede Agung (Bali), Ruang Christina Martha Tiahahu (Maluku) & Ruang Ida I Dewa Istri Kanya (Bali).

"Kami juga punya holly wall yang berisikan 17 kata-kata bahasa daerah tentang persaudaraan dari seluruh Nusantara. Holly wall ini mengapit Padma Candi Nusantara," jelasnya.

Mengusung jargon kebangsaan dan kebhinekaan Rumah KaKek ini dibangun untuk mewadahi beragam kegiatan pengembangan dan pembangunan generasi muda. 

Termasuk kegiatan kreatif, seni budaya dan kegiatan lainnya.

"Yang terpeting pasraman satyam eva jayate ini terbuka untuk siapapun tanpa membedakan suku dan agama. Dari kelompok manapun, agama apapun silakan kalau berkegiatan di sini. Asalkan positif dan membangun Indonesia," katanya.

Udi menambahkan jika pasraman ini menjadi yang pertama di Indonesia yang menerapkam spirit, narasi hingga Bangunan Berkebangsaan.

Acara melaspas ini juga dihadiri oleh gubernur Bali yang diwakili asisten III, anggota DPR dan DPD RI, anggota DPRD Bali, Walikota Denpasar, Kapolresta Denpasar serta sejumlah anggota FA KMHDI dari berbagai daerah di tanah air.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved