Berita Karangasem

Desa Seraya Timur di Karangasem Bali Akan Bangun Sumur Bor pada Pertengahan Tahun 2023

Desa Seraya Timur di Karangasem, Bali, akan bangun sumur bor pada pertengahan tahun 2023.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Kartika Viktriani
Pixabay
Ilustrasi air bersih - Desa Seraya Timur di Karangasem, Bali, akan bangun sumur bor pada pertengahan tahun 2023. 

AMLAPURA, TRIBUN-BALI.COM - Pembangunan sumur bor di Banjar Dins Tiing Jalas, Desa Seraya Timur Kecamatan Karangasem, Bali, rencana dilakukan antara Bulan Juni dan Juli 2023.

Proyek akan menggunakan anggaran dari BUMDes Seraya Timur, dan rencana akan dikelola oleh BUMDes dan pengurus Desa.

Perbekel Seraya Timur, Made Pertu, mengungkapkan, sesuai hasil rapat pengurus desa, sumur bor pasti dibangun.

Alokasi anggaran  150 juta dari BUMDes.

Kendalanya, petugas desa belum memastikan titik koordinat pembangunan sumur.

Mengingat hingga kini di Seraya Timur masih hujan, dan sulit tentukan titik.

"Rencana saat musim kemarau kita menentukan titik koordinat. Tujuannya untuk memastikan ada  atau tidaknya sumber  mata air saat musim kmarau. Untuk lokasinya sudah pasti di Banjar Tiing Jalas bagian atas. Kita masih tunggu kemarau,"ungkap I Made Pertu dihubungi, Minggu 21 Mei 2023 kemarin

Banjar Tiing Jalas bagian atas dipilih dibangun sumur bor karena berada paling di atas dibandingkan daerah lain.

Baca juga: Anggarkan Rp 1,7 Milliar, Jembatan Banyu Campuh Segera Dibangun di Karangasem

Harapannya, agar biaya operasional lebih murah saat sudah beroperasi.

"Kalau lokasinya paling atas, sedikit mengeluarkan biaya listrik untuk mendistribusikan air ke masyarakt," jelas Made Pertu.

"Semoga program ini bisa segera tercapai, sehingga masyarakat tak kesulitan mmperoleh air bersih. Untuk rekanan segera akan kita tunjuk," imbuh Pertu.

Ditambahkan, Desa bersama BUMDes Seraya Timur memiliki keinginan buat sumur bor dikarenakan ratusan KK Seraya Timur kesulitan mendapatkan air bersih.

Terutama untuk kebutuhan setiap hari.

Satu diantaranya yakni warga di Banjar Tiing Jalas, Tanah Barak bagian atas, Bukit Catu bagian atas, dan daerah lain. 

"Saya sangat prihatin sama masyarakat Seraya Timur.Tiap musim kemarau pasti sulit mendapat air bersih. Kadang harus bertaruhkan nyawa untuk mendapatkan air satu ember,"akui I Made Pertu. 

Seperti di Banjar Dinas Bukit Catu bagian atas.

Warga harus mencari air bersih ke atas bebukitan sumber air bukit jumas dikarenakan kesulitan air bersih.

Lokasi sumber air jauh, sekitar 2 sampai 3 kilometer lebih dari permukiman warga.

Medan yang harus dilalui pun cukup terjal dan menanjak. Melewati jurang yang bebatuan & bertanah. 

Untuk mendapatkn air satu ember, warga harus mengantre hingga 1 jam lebih.

Mengingat yang mencari air bersih setiap hari mncapai belasan orang, dari pagi hingga sore hari.

Belum lagi perjalanan menuju atas membutuhkan waktu sekitar 2 jam.

Masyarakat setiap hari melakukannya demi memperoleh air setiap harinya. 

Untuk warga yang tinggal di bagian bawah biasanya membeli air.

Harganya bervariasi.

Harga perjerigennya 5 ribu.

Sedangkan untuk harga pertangki variatif tergantung medan.

"Biasanya 250 - 300 ribu pertangki. Untuk medan berat  bisa capai 400 - 450 ribu. Mungkin sekarang Naik karena BBM meningkat," imbuh Made Pertu.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved