WNA Saling Pukul Dengan WNI
Kasus Penganiayaan WNA ke WNI di McD Jimbaran, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi
penganiayaan oleh seorang bule atau WNA kepada WNI di Jimbaran Bali, pihak McD sempat mencoba melerai keduanya
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Dua WNA yang terlibat penganiayaan itu pun mengalami luka-luka.
“Itu kalau ada luka berarti saling pukul. Cuma siapa yang memulai (pemukulan/penganiayaan) kita masih melakukan penyidikan. Jadi setiap orang yang luka kan tetap korban dia. Yang laporan kedua-keduanya melapor,” ungkap Kompol Nyoman Karang.
Sementara itu, manajemen McD Indonesia mendukung penuh proses hukum yang sedang berjalan buntut dari pelaporan kasus penganiayaan/pemukulan yang dilakukan bule terhadap pengunjung lain di McD Jimbaran.
“Kita berada di posisi netral. Tidak mau menyalahkan bule ataupun WNI-nya. Cuma apabila ada yang bisa kita bantu, tentu kita bantu,” ujar Corporate Communications Supervisor of McDonald's Indonesia, Rizki Haryadi, kepada Tribun Bali melalui sambungan telepon, Rabu 24 Mei 2023.
Rizki mengatakan, misalnya membantu jika diperlukan provide rekaman kamera CCTV untuk proses hokum, pihaknya akan memberikannya kepada polisi yang menangani kasus ini.
Pihaknya juga tidak akan menutup mata kejadian yang terjadi di McDonald’s Indonesia seperti peristiwa di Jimbaran.
Dan saat ini dua staf dari McDonald’s Jimbaran yakni dua orang asisten managernta sudah diperiksa sebagai saksi dalam kasus ini.
“Awalnya itu pelanggan domestik atau lokal melaporkan kepada manager McD bahwa ada pelanggan bule yang duduk di depannya yang merokok secara diam-diam. Sebenarnya rokok bukan yang batangan, tapi lebih ke POD (vape/rokok elektrik) yang kecil. Berdasarkan CCTV di tempat tidak ada asap yang keluar ataupun di tempat kejadian,” ungkap Rizki.
Tetapi karena pelanggan lokal ini membawa bayi, tambah Rizki, dan memang di lokasi itu tidak diperbolehkan merokok, jadi dia melaporkan ke staf McD.
Tindakan yang dilakukan, karena melanggar aturan tentunya pihak McD menegur bule tersebut dan dari mereka juga sudah memasukkan POD itu kedalam (tas mereka) sebelumnya berada di atas meja.
“Mungkin karena bulenya kurang nyaman dan merasa tersinggung karena dilaporkan atau segala macamnya, dia mulai memvideokannya. Asumsi kita mungkin bule itu merekam ingin menyampaikan kalau ada konsumen lokal yang ngelaporin dia karena nge-vape di McD,” imbuh Rizki.
Kemungkinan konsumen lokalnya juga tidak nyaman atau risih atau tidak terima. Jadi dia juga memvideokan.
Jadi saling memvideokan untuk memviralkan sepertinya.
Dan saat itu mereka bersahut-sahutan dengan bahasa yang berbeda (Indonesia dan Rusia atau Inggris) tidak nyambung bahasanya, tetapi dari segi gestur dan ekspresi wajah itu kelihatan seperti tidak ada yang beres (saling tidak terima).
Pihak McD pun mencoba melerai keduanya, tetapi tidak mungkin bisa didamaikan lalu meminta bantuan ke security, tetapi dua pasang (sepasang konsumen bule dan WNI) saling menyerang atau berkelahi, yang laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.