WNA Saling Pukul Dengan WNI

Kasus Penganiayaan WNA ke WNI di McD Jimbaran, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

penganiayaan oleh seorang bule atau WNA kepada WNI di Jimbaran Bali, pihak McD sempat mencoba melerai keduanya

Tribun Bali/Dwi S
Ilustrasi berkelahi - Kasus Penganiayaan WNA ke WNI di McD Jimbaran, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Viral unggahan di media sosial sebuah pengaduan terjadi penganiayaan oleh seorang bule atau WNA kepada pengunjung lain satu keluarga merupakan WNI di restoran cepat saji McD Jimbaran.

Akibat penganiayaan tersebut korban mengalami sejumlah luka ringan dan melapor ke Polsek Kuta Selatan.

Kapolsek Kuta Selatan, Kompol I Nyoman Karang Adiputra mengakui adanya laporan kejadian tersebut.

“Benar (sudah ada laporan masuk) saat ini sedang dilakukan penyidikan,” ujar Kompol Nyoman Karang, Rabu 24 Mei 2023.

Baca juga: Update! WNA yang Terlibat Penganiayaan Dengan WNI di Jimbaran Alami Luka Ringan Pada Bagian Ini

Kapolsek mengatakan, peristiwa itu terjadi, Senin 22 Mei 2023, sekira pukul 17.15 Wita.

Saat itu pelapor atau korban sedang akan makan di McD Jimbaran, kemudian di sebelahnya ada WNA sedang nge-vape (rokok elektrik) dalam ruangan ber-AC.

Selanjutnya pelapor mengadukan hal tersebut ke asisten manajer McD dan selanjutnya pihak McD menegur WNA tersebut.

“Setelah WNA ditegur manajemen McD, dia langsung mendatangi orang yang diduga melaporkan sehingga terjadi keributan yang berujung pemukulan,” imbuh Kompol Nyoman Karang.

Pelapor merupakan satu keluarga wisatawan asal Jakarta yakni inisial HY (38) dan istrinya EN (38) dan melapor pada hari itu juga (Senin, 23 Mei 2023).

HY mengalami luka pada bagian rahang sebelah kiri bengkak, tulang rusuk sebelah belakang kiri sakit, sementara EN mengalami luka pada bahu sebelah kiri sakit, lutut kanan dan kiri sakit.

Selain HY dan EN, orangtuanya yakni inisial L (78) juga turut menjadi korban dan mengalami luka pada pinggang belakang sakit sehingga susah bergerak.

Dan bule laki-laki yang terlibat juga menjadi korban serta mengalami luka ringan.

Bule inisial AI (21) mengalami luka gores pada pinggang sebelah kiri, luka pada kuping sebelah kanan, luka goresan lengan kanan.

Dari informasi yang didapatkan AI merupakan WNA asal Rusia dan menginap di salah satu hotel bintang 5 di kawasan Jimbaran.

Kompol Nyoman Karang mengatakan, belum ada saksi-saksi yang dipanggil terkait kejadian tersebut karena masih dalam proses penyidikan.

Dua WNA yang terlibat penganiayaan itu pun mengalami luka-luka.

“Itu kalau ada luka berarti saling pukul. Cuma siapa yang memulai (pemukulan/penganiayaan) kita masih melakukan penyidikan. Jadi setiap orang yang luka kan tetap korban dia. Yang laporan kedua-keduanya melapor,” ungkap Kompol Nyoman Karang.

Sementara itu, manajemen McD Indonesia mendukung penuh proses hukum yang sedang berjalan buntut dari pelaporan kasus penganiayaan/pemukulan yang dilakukan bule terhadap pengunjung lain di McD Jimbaran.

“Kita berada di posisi netral. Tidak mau menyalahkan bule ataupun WNI-nya. Cuma apabila ada yang bisa kita bantu, tentu kita bantu,” ujar Corporate Communications Supervisor of McDonald's Indonesia, Rizki Haryadi, kepada Tribun Bali melalui sambungan telepon, Rabu 24 Mei 2023.

Rizki mengatakan, misalnya membantu jika diperlukan provide rekaman kamera CCTV untuk proses hokum, pihaknya akan memberikannya kepada polisi yang menangani kasus ini.

Pihaknya juga tidak akan menutup mata kejadian yang terjadi di McDonald’s Indonesia seperti peristiwa di Jimbaran.

Dan saat ini dua staf dari McDonald’s Jimbaran yakni dua orang asisten managernta sudah diperiksa sebagai saksi dalam kasus ini.

“Awalnya itu pelanggan domestik atau lokal melaporkan kepada manager McD bahwa ada pelanggan bule yang duduk di depannya yang merokok secara diam-diam. Sebenarnya rokok bukan yang batangan, tapi lebih ke POD (vape/rokok elektrik) yang kecil. Berdasarkan CCTV di tempat tidak ada asap yang keluar ataupun di tempat kejadian,” ungkap Rizki.

Tetapi karena pelanggan lokal ini membawa bayi, tambah Rizki, dan memang di lokasi itu tidak diperbolehkan merokok, jadi dia melaporkan ke staf McD.

Tindakan yang dilakukan, karena melanggar aturan tentunya pihak McD menegur bule tersebut dan dari mereka juga sudah memasukkan POD itu kedalam (tas mereka) sebelumnya berada di atas meja.

“Mungkin karena bulenya kurang nyaman dan merasa tersinggung karena dilaporkan atau segala macamnya, dia mulai memvideokannya. Asumsi kita mungkin bule itu merekam ingin menyampaikan kalau ada konsumen lokal yang ngelaporin dia karena nge-vape di McD,” imbuh Rizki.

Kemungkinan konsumen lokalnya juga tidak nyaman atau risih atau tidak terima. Jadi dia juga memvideokan.

Jadi saling memvideokan untuk memviralkan sepertinya.

Dan saat itu mereka bersahut-sahutan dengan bahasa yang berbeda (Indonesia dan Rusia atau Inggris) tidak nyambung bahasanya, tetapi dari segi gestur dan ekspresi wajah itu kelihatan seperti tidak ada yang beres (saling tidak terima).

Pihak McD pun mencoba melerai keduanya, tetapi tidak mungkin bisa didamaikan lalu meminta bantuan ke security, tetapi dua pasang (sepasang konsumen bule dan WNI) saling menyerang atau berkelahi, yang laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan.

“Tindakan di sini kami mencoba melerai mereka dan sempat memisahkan mereka, tapi dari mereka tidak mau damai. Dan pada saat itu mereka baku hantam. Itu kita sudah telepon polisi. Jadi polisi juga sudah dilibatkan waktu itu. Cuma sebelum polisi datang sekira pukul 18.05 Wita sudah baku hantam. Cekcoknya tidak selama itu. Dan sudah kita bantu mediasi. Keduanya pun kooperatif tidak langsung pergi meninggalkan TKP hingga polisi datang dan menginvestigasi mereka,” jelasnya.

Rizki menegaskan tidak ada membeda-bedakan konsumen dari WNA atau warga local.

Pihaknya menyamaratakan posisi konsumen, tidak bakal ada perbedaan treatmen WNA atau WNI.

Tetapi jika ada kejadian seperti ini atau kedepan terulang lagi di mana pun pihaknya akan mengevaluasi secara internal apa yang dapat dilakukan agar tidak kembali terjadi.

Mengenai ruangan tempat kejadian di McDonald's Jimbaran larangan dilarang merokok manajemen sudah memasangnya di beberapa titik strategis.

“Kita sudah ada signing no smoking dengan bahasa sudah sangat universal. Tidak tulisan, tapi menggunakan gambar rokok yang disilang. Jadi tidak perlu banyak bahasa untuk menjelaskan bahwa ruangan itu dilarang merokok, tapi itu sudah sangat universal bahkan untuk orang tidak bisa bahasa Inggris bisa mengerti hal itu,” ucap Rizki.

Selain signing simbol larangan merokok itu, pihaknya akan mengingatkan jika ada konsumen yang merokok di area yang dilarang.

Dari kejadian ini pihaknya akan mengevaluasi bagaimana caranya agar kedepan tidak terulang kembali. (zae)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved