Berita Buleleng

Dua Orang Positif Meningitis Babi Pasca Santap Lawar dan Komoh, 8 Bergejala Dirawat di RSUD Buleleng

RSUD Buleleng saat ini merawat 2 pasien yang positif terkena penyakit meningitis babi atau meningitis streptococcus suis (MSS).

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
ist/via Kompas.com
Ilustrasi bakteri Streptococcus pneumoniae penyebab penyakit radang selaput otak atau meningitis. 

TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - RSUD Buleleng saat ini merawat 2 pasien yang positif terkena penyakit meningitis babi atau meningitis streptococcus suis (MSS).

Kedua pasien tersebut berasal dari Kecamatan Sawan dan Kecamatan Buleleng.


Dokter Spesialis Neurologi RSUD Buleleng, Luh Putu Lina Kamelia ditemui, Senin (29/5), mengatakan, sejatinya total ada 8 pasien yang dirawat oleh pihaknya dengan gejala mengarah pada MMS.

Baca juga: 7 Orang Terinfeksi Meningitis di Denpasar, Gejala Diawali Demam dan Penurunan Kesadaran

Sebagian besar merupakan warga asal Kecamatan Sukasada, dengan rentangan usia 38 hingga 62 tahun.


Kedelapan pasien itu diterima sekitar seminggu yang lalu dengan keluhan demam, nyeri kepala dan kaku pada leher.

Bahkan satu pasien di antaranya mengalami penurunan kesadaran sehingga harus dirawat intensif di ruang ICU.

Dari kedelapan pasien itu, 2 di antaranya sudah dinyatakan positif terserang MSS, hal tersebut berdasarkan hasil mikrobiologi klinik. Sementara 6 pasien lainnya, hasil mikrobiologi kliniknya belum diterima.

Baca juga: Update Kondisi Pasien Meningitis di RSUP Prof. Ngoerah, Kondisi Membaik Meski Alami Ketulian


dr Kamelia menyebutkan, kedelapan pasien ini rata-rata memiliki riwayat sempat mengonsumsi lawar getih (darah babi mentah) dan kuah komoh (kuah daging babi mentah) saat hari raya Pagerwesi.

"Delapan pasien ini tidak memiliki hubungan keluarga, namun rata-rata riwayatnya habis makan lawar getih dan komoh. Masuk ke RSUD ada yang berbarengan dalam sehari itu tiga pasien dengan gejala tipikal yang sama," kata dr Kamelia didampingi Direktur RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha.

Baca juga: Segera Update Informasi Pasien Meningitis, Dokter Praba Imbau Masyarakat Olah Daging Hingga Matang


Dijelaskan dr Kamelia, MSS ini disebabkan oleh bakteri yang ada di hewan ternak, khususnya babi.

Bakteri tersebut biasanya bersarang pada kotoran, badan dan darah babi.

Apabila daging maupun darah babi tidak dimasak dengan benar, maka bakteri tersebut dapat masuk ke tubuh manusia dan menyebabkan radang selaput otak dan radang otak.

"Misalnya tubuh kita juga terluka, bakteri itu bisa masuk ke tubuh manusia. Apabila daya tahan tubuhnya lemah, maka sangat mudah untuk terserang MSS," terangnya.

Baca juga: Kasus Suspek Meningitis di Bali, 38 Pasien Dirawat di RS, 5 Meninggal Dunia


Saat ini pasien yang terserang MSS diberi penanganan berupa pemberian antibiotik untuk membunuh bakteri, serta mengobati gejala lain yang dialami oleh pasien seperti obat agar tidak gelisah dan anti kejang apabila pasien mengamuk karena penurunan kesadaran.


"Saat ini dari delapan pasien yang kami rawat, ada satu yang belum sadar sehingga harus dirawat di ICU. Sementara sisanya sudah mulai ada peningkatan kesadaran dan dirawat di ruang Sandat," ucapnya.


Pemulihan untuk pasien yang terserang MSS, ditambahkan dr Kamelia, membutuhkan waktu sekitar 14 hari.

Setelah pulih, pasien biasanya akan terkena gejala sisa berupa tuli, yang tidak dapat disembuhkan oleh obat-obatan bahkan dengan alat bantu pendengaran.

Namun bagi pasien yang rentan dengan antibiotik dan usia renta, maka mortalitas atau tingkat kematiannya cukup tinggi.


MSS ini sejatinya bukan penyakit baru. Di Bali, kata dr Kamelia, penyakit ini sering terjadi.

Bahkan di Buleleng pada 2019 hingga 2021 lalu pihaknya juga pernah merawat pasien MSS, namun sejauh ini belum ada kasus kematian.

"Dari dulu MSS ini sudah ada. Tapi saat ini penyakit ini menjadi diskusi menyeluruh bagi perkumpulan Netpi. Ini sudah jadi diskusi menyeluruh bagi kami perkumpulan Neurologi di Bali," tandasnya. (*)

 

 

Berita lainnya di Meningitis Babi

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved