Berita Bali

Kasus Suspek Meningitis di Bali, 38 Pasien Dirawat di RS, 5 Meninggal Dunia

Meningitis Streptococcus Suis (MSS) di Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Provinsi Bali melaporkan ada 38 kasus

Freepik.com
Ilustrasi meningitis - Kasus Suspek Meningitis di Bali, 38 Pasien Dirawat di RS, 5 Meninggal Dunia 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dinas Kesehatan Provinsi Bali merilis laporan ada 38 kasus suspek Meningitis Streptococcus Suis (MSS) di Provinsi Bali dari Januari 2023 sampai Senin 24 April 2023.

Jumlah 38 kasus itu, dirawat di RS Sanjiwani 27 kasus, RS Negara 5 kasus, RSUP Prof Ngoerah 2 kasus, dan RS Bali Mandara 4 kasus.

Dari jumlah kasus tersebut, lima orang meninggal dunia di Gianyar.

“Upaya yang dilakukan adalah melakukan penyelidikan epidemiologi untuk memastikan
kasus di lapangan, melihat hubungan epidemiologi kasus dan riwayat paparan faktor risiko (konsumsi olahan babi yang tidak dimasak sempurna), memastikan cara dan sumber penularan/infeksi serta melakukan upaya-upaya penanggulangan sementara,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom, Kamis 27 April 2023.

Baca juga: Segera Update Informasi Pasien Meningitis, Dokter Praba Imbau Masyarakat Olah Daging Hingga Matang

Upaya lainnya yakni meningkatkan surveilans untuk menemukan kasus secara dini dan melakukan pengobatan secepatnya untuk mencegah beratnya derajat infeksi komplikasi lanjut, memberikan KIE kepada masyarakat agar segera mencari pertolongan ke fasilitas kesehatan bila merasakan gejala-gejala seperti kaku tengkuk, ruam, mual kadang muntah, sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sakit kepala, demam, pendengaran berdengung atau terganggu pasca mengkonsumsi olahan babi.

“Juga memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada penderita yang sedang dirawat, melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan pengolahan makanan yang benar dimasak di atas suhu 80 derajat celcius, melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait Distan, Diskes, dan tokoh desa dinas dan desa adat untuk melakukan langkah-langkah lebih lanjut,” imbuhnya.

Dinkes juga melakukan pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa. Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan penyakit Zoonosis dan Penyakit Infeksi Baru Tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota.

Sementara itu, penyebab dan jenis meningitis bermacam-macam, seperti meningitis virus, bakteri, jamur, parasit, dan noninfeksi.

Khusus untuk meningitis bakteri penyebabnya juga ada beberapa macam seperti: Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae, dan Neisseria meningitidis.

Meningitis yang ramai diberitakan saat ini karena berhubungan dengan risiko konsumsi olahan babi yang tidak dimasak adalah Meningitis Streptococcus Suis (MSS).

Kondisi ini terjadi karena bakteri Streptococcus ditemukan di daging dan darah babi yang mentah dan bila itu dikonsumsi (karena olahan tersebut tidak dimasak sempurna; seperti pada lawar plek) akan menyebabkan terjadinya proses infeksi pada selaput otak dan sumsum tulang belakang.

“Jadi tidak semua meningitis tersebut disebabkan oleh konsumsi daging babi. Perlu dilihat kasus per kasus dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium. Sebagai gambaran atau contoh dari 27 kasus suspek MSS yang dirawat di RSUD Sanjiwani Gianyar hanya 2 yang terkonfirmasi positif sebagai kasus Meningitis Streptococcus Suis (MSS),” katanya.

Terpisah, Dirut RSUD Bali Mandara Ketut Suarjaya, Kamis 27 April 2023, menjelaskan, ada 6 suspek MSS dirawat di RS yang dipimpinnya.

Pertama, pasien berusia 45 tahun laki-laki.

Kedua, pasien berusia 41 tahun laki-laki. Ketiga, pasien berusia 51 tahun laki-laki.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved