Berita Bali

Kasus Suspek Meningitis di Bali, 38 Pasien Dirawat di RS, 5 Meninggal Dunia

Meningitis Streptococcus Suis (MSS) di Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Provinsi Bali melaporkan ada 38 kasus

Freepik.com
Ilustrasi meningitis - Kasus Suspek Meningitis di Bali, 38 Pasien Dirawat di RS, 5 Meninggal Dunia 

Keempat, pasien berusia 68 tahun perempuan. Kelima, pasien berusia 70 tahun laki-laki.

Keenam, pasien berusia 75 tahun perempuan.

Dikatakan Suarjaya, lima pasien suspek MSS sudah pulih dan pulang dari RS, sementara satu pasien sisanya, yakni pasien keenam masih dirawat di ICU RSUD Bali Mandara.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni mengatakan, sejak Januari hingga Kamis 27 April 2023, ada 34 pasien suspek MSS yang dirawat di Gianyar, yakni di RSUD Sanjiwani dan RSUD Payangan.

Dari jumlah itu, 27 pasien telah sembuh. Sementara yang masih menjalani perawatan di RS 2 orang.

"Dari 34 orang pasien dengan suspek meningitis terdapat 5 orang pasien meninggal sejak periode Januari sampai April 2023, yang sebagian besar pasien disertai penyakit penyerta," ujar Ariyuni.

Ditanya terkait lawar plek menjadi penyebab suspek meningitis, Ariyuni mengatakan itu dibutuhkan tahapan pemeriksaan lanjutan sesuai SOP di RS terkait.

Dalam hal ini, pihaknya mengedukasi agar masyarakat senantiasa memakan makanan yang diolah secara baik dan benar.

Masyarakat Bali sudah lama mengonsumsi lawar.

Namun belakangan Bali dihebohkan dengan satu keluarga di Gianyar yang terjangkit MSS usai menyantap lawar plek.

Penyakit Meningitis sendiri banyak faktor penyebabnya.

Sementara untuk penyakit MSS itu salah satu penyebabnya adalah mengonsumsi daging babi yang tidak dimasak secara benar.

“Banyak yang bertanya, memang dulu lawar plek sudah ada dulu kan orang berternak babi mungkin makanannya organik misalnya dag-dag (makanan babi). Sekarang kan sudah berubah. Itu adalah peran dari Dinas Peternakan untuk melakukan pengecekan. Kita tidak tahu juga mobilisasi kita seperti apa,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali yakni I Nyoman Gede Anom.

Ia pun tak menampik, sejak lama masyarakat Hindu Bali memang sudah mengonsumsi lawar plek.

Namun sekarang kita tidak tahu kondisi dari tubuh kita dan seberapa banyak mereka mengonsumsi lawar plek dan mungkin saja dari dulu sudah ada keluhan terkait MSS, namun mungkin tidak terdeteksi di fasilitas kesehatan karena dianggap biasa. Bedanya juga saat ini faskes sudah banyak berada di sekitar masyarakat.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved