Berita Bali

Potensi Kalahkan Sektor Pariwisata, Simak Penjelasan Kadis Kelautan Bali 

Putu Sumardiana, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, optimistis sektor kelautan di Bali dapat menjadi sektor terbesar dan berpotensi me

Tribun Bali/ Ni luh Putu Wahyuni Sari
Putu Sumardiana selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Putu Sumardiana, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, optimistis sektor kelautan di Bali dapat menjadi sektor terbesar dan berpotensi mengalahkan sektor pariwisata.

Hal tersebut ia sampaikan, pada acara Sustainable Fisheries Partnership (SFP) bersama Bali Sustainable Seafood (BSS), saat melakukan pertemuan di Kopi Bali House, Denpasar, Bali pada Selasa tanggal 30 Mei 2023.

“Sekarang dengan adanya konsep ekonomi Kerthi Bali, jadi sektor kelautan dan perikanan itu hasil nomor 2 setelah pertanian.

Kemudian terbukti, pada saat pandemi Covid-19 dengan keterpurukan pariwisata di Bali, ternyata sektor kelautan tetap eksis, ini dibuktikan dengan ekspor yang stabil.

Dan orang yang sebelumnya bekerja di sektor pariwisata, beralih ke sektor kelautan itu artinya potensi kelautan perikanan di Bali cukup besar,” jelasnya.

Baca juga: Usung Gaya Hidup Sehat, HARRIS Hotel & Residences Sunset Road Bali Lakukan Aksi Plogging & Zumba

Baca juga: Kadis Kelautan Bali Optimis Kelautan Jadi Sektor Terbesar Kalahkan Pariwisata

Ilustrasi - Putu Sumardiana, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, optimistis sektor kelautan di Bali dapat menjadi sektor terbesar dan berpotensi mengalahkan sektor pariwisata.

Hal tersebut ia sampaikan, pada acara Sustainable Fisheries Partnership (SFP) bersama Bali Sustainable Seafood (BSS), saat melakukan pertemuan di Kopi Bali House, Denpasar, Bali pada Selasa tanggal 30 Mei 2023.
Ilustrasi - Putu Sumardiana, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, optimistis sektor kelautan di Bali dapat menjadi sektor terbesar dan berpotensi mengalahkan sektor pariwisata. Hal tersebut ia sampaikan, pada acara Sustainable Fisheries Partnership (SFP) bersama Bali Sustainable Seafood (BSS), saat melakukan pertemuan di Kopi Bali House, Denpasar, Bali pada Selasa tanggal 30 Mei 2023. (Nakita via Banjarmasin Post)

Sehingga, menurutnya tidak salah pemerintah Bali menjadikan sektor kelautan unggul kedua setelah pertanian.

Selama ini dikatakan Sumardiana Bali merupakan Hub dari seluruh kegiatan.

Yang artinya di Bali terdapat penerbangan direct, ekspor yang keluar dari Bali cukup banyak.

Sementara untuk potensi ikan yang paling banyak diekspor dari Bali yakni tuna, kakap, kerapu dan cumi-cumi.

Ikan hasil tangkapan memang banyak diekspor dan 40 persen ekspor ikan paling banyak yang diekspor adalah ikan tuna yang markasnya di Benoa.

Putu Sumardiana selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali.
Putu Sumardiana selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali. (Tribun Bali/ Ni luh Putu Wahyuni Sari)

“Sebenarnya Tempat Pelelangan Ikan (TPI), kita punya beberapa tempat ada di Pengambengan, Sangsit, dan Karangasem.

Yang penting bagaimana terkait ekspor, kemudian bagaimana proses dan sebagainya agar ikan-ikan di TPI tidak terlalu lama karena TPI sifatnya sementara,” imbuhnya.

Sebelumnya Gubernur Bali, Wayan Koster yang memasukan sektor kelautan dan perikanan dalam transformasi perekonomian Bali melalui Konsep Ekonomi Kerthi Bali.

Diapresiasi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono.

Plt. Dirjen Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dr. Agus Suherman.

Anggota Konsorsium Tuna Indonesia, Yayasan IPNLF Indonesia, Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia, dan Resonance, para narasumber, pakar/experts, peneliti, dan pengusaha perikanan tuna baik dari dalam maupun luar negeri.

Pada acara Konferensi Tuna Indonesia dan Forum Bisnis Tuna Pesisir Internasional ke-7, Rabu (Buda Kliwon, Sinta), 24 Mei 2023 di Legian, Kuta, Badung, Bali.

Gubernur Bali dalam sambutannya, mengucapkan selamat datang di Bali kepada seluruh peserta Konferensi dan Forum Bisnis Tuna ke-7.

“Semoga aura dan vibrasi Bali memberikan inspirasi positif, sehingga dapat menghasilkan komitmen yang kuat di antara pemerintah dan pemangku kepentingan perikanan tuna, serta strategi yang efektif dalam mencapai keberlanjutan sumber daya tuna dan pemanfaatannya.

Saya sangat berbangga dan berterima kasih kepada Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan RI yang telah memilih Bali sebagai venue penyelenggaraan Konferensi Tuna Indonesia dan Forum Bisnis Tuna Pesisir Internasional ke-7 ini,” kata, Koster.

Pada saat ini pusat bisnis Perikanan Tuna di Bali berpangkalan di Pelabuhan Benoa.

Jumlah armada penangkapan ikan yang berpangkalan di Pelabuhan Benoa berjumlah 762 unit kapal.

Produksi tuna, tongkol, cakalang di Bali pada tahun 2021 mencapai 51.897,1 ton.

Di sektor hilir, industri perikanan di Bali didukung oleh 75 Unit Pengolahan Ikan (UPI) Skala Menengah-Besar yang produknya sebagian besar berorientasi ekspor.

Ekspor produk perikanan di Bali tahun 2021 mencapai 26.825 ton dengan nilai US$ 131,25 juta.

Sedangkan volume ekspor tahun 2022 mencapai lebih dari 26.468 ton dengan nilai US$ 136,80 juta.

Share volume ekspor tuna (segar dan beku) rata-rata 35 persen dan dari segi nilai rata-rata 45 persen dari total ekspor produk perikanan Bali.

Ekspor produk perikanan Bali sangat didukung oleh keberadaan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang memiliki rute penerbangan langsung ke berbagai negara. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved