Berita Bali
Reciki Ungkap Penyebab Bau dari TPST Samtaku Jimbaran ke Warga Sekitar
Baru-baru ini lembaga swadaya masyarakat Nexus3 Foundation mengecam bau busuk dari Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST)
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Fenty Lilian Ariani
Dia juga mengatakan bahwa dalam menjalankan fungsi untuk mencukupi pengelolaan sampah di TPST Samtaku Jimbaran ini sepenuhnya kepemilikan ada di PT Reciki Mantap Jaya.
“Jadi tanggung jawab operation ada di Reciki Mantap Jaya. Jadi, jangan dikait-kaitkan dengan Danone pada konteks operationnya. Karena mereka fungsinya adalah mensupport kita untuk kemudian bisa mengoperasionalkan. Tetapi tanggung jawab operasional tentunya ada di kami bukan di Danone,” katanya.
Selain itu, dia menyampaikan bahwa tidak semua TPST yang dikelola Reciki itu di support Danone.
“Kami punya berbagai investor, ada dari Circulate Capital, IPOR. Kami juga bekerja sama dengan local partner. Jadi tidak semua kemudian disupport oleh Danone, tetapi pioneer investor kami memang Danone,” tuturnya.
Publik Relation Reciki, Adi, menambahkan bahwa dalam setiap perjanjian itu, Reciki sudah mencantumkan agar sampah itu setiap hari harus dibawa ke TPST. Tapi dalam prakteknya di lapangan, lanjutnya, ada jasa pengangkut sampah swasta yang memiliki peraturan sendiri.
“Jadi, mereka harus menunggu truknya penuh dulu baru membawa sampah-sampah dari warga ke TPST. Artinya, sampah-sampah itu kan sudah berbau dulu. Apalagi akses jalanan menuju TPST itu terbatas. Kalau truk-truk sampah itu datangnya secara bersama-sama, pasti akan terjadi antrian untuk masuk TPST dan hal inilah yang juga menimbulkan bau ke lingkungan warga,” ungkapnya.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik terkait Manajemen dan Pengelolaan Sampah, 81 persen sampah di Indonesia masih berakhir dalam keadaan belum terpilah.
Sebuah penelitian dari Katadata Insight Center (KIC) juga menunjukan 50,8 persen rumah tangga belum memilah sampah dengan 79 persen di antaranya menjadikan tidak ingin repot sebagai alasannya.
Selain itu Gerakan pilah sampah dari rumah juga masih belum optimal karena keterbatasan sarana pendukung, kesadaran masyarakat dan juga penegakan hukum yang tidak dilakukan.
Hal ini tentunya akan menambah berat beban pengelola sampah seperti TPST Samtaku.
Sebelumnya diberitakan, Nexus3 Foundation mendesak Danone-AQUA segera menghentikan dan menutup TPST Samtaku karena telah menghadirkan bau bagi warga di sekitar lokasi.
“Kami minta Danone-AQUA berhenti dari meracuni kami dengan plastik beracun,” kata Yuyun Ismawati, aktifis Nexus3 Foundation.
Menurutnya, Danone-AQUA harus menutup fasilitas pengelolaan sampah di lingkungan Anggara Swara tersebut dan mengumumkannya secara publik seperti saat mereka mengumumkan peluncuran proyek tersebut.
“Danone juga harus bertanggung jawab ikut membersihkan lingkungan di seputaran fasilitas pengelolaan sampah plastik tersebut,” tutupnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.