Berita Denpasar
Kisah Komunitas Transpuan Hingga LSL Tekan Penyebaran HIV/AIDS di Bali, Arya: Kami Lakukan Pendataan
cerita dari komunitas transpuan, pekerja seks perempuan (PSP) dan lelaki seks lelaki (LSL) untuk menekan penyebaran HIV/AIDS di Denpasar, Bali.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pengentasan kasus HIV/AIDS membutuhkan sinergi semua pihak, baik pemerintah maupun komunitas.
Dan ini merupakan sekelumit cerita dari komunitas transpuan, pekerja seks perempuan (PSP) dan lelaki seks lelaki (LSL) untuk menekan penyebaran HIV/AIDS di Denpasar, Bali.
Seorang Transpuan dari Yayasan Gaya Dewata, Kimora menyebut saat ini sudah menjangkau setengah lebih dari transpuan yang terdata untuk melakukan melakukan tes HIV.
Di mana di Denpasar sendiri terdata sebanyak 103 orang transpuan dan 63 orang sudah melakukan tes HIV per Januari hingga Juni 2023.
Baca juga: 14 Desa di Denpasar Sudah Alokasikan Anggaran untuk HIV/AIDS, Ada 10 Ribu Kasus Usia 20-39 Tahun
Namun yang menjadi kesulitan dalam melakukan tes tersebut yakni banyaknya transpuan yang bekerja malam sehingga tak bisa bangun pagi.
“Akan tetapi belakangan sudah ada Puskesmas yang buka tes HIV sampai pukul 19.00 Wita. Selain itu mereka juga harus ada yang mengantar dan menjemput untuk melakukan tes,” kata Kimora dalam media gathering bersama Forum Peduli AIDS (FPA) pada Sabtu 10 Juni 2023.
Selain melakukan tes HIV, pihaknya juga sudah memiliki pendampingan terkait dengan kekerasan berbasis gender transpuan.
Sementara itu, seorang pekerja seks perempuan (PSP) dengan nama panggung Imey juga turut andil dalam menekan penularan HIV.
Dirinya menyebut ada dua PSP di Kota Denpasar yakni PSP langsung yang tersebar di beberapa titik, dan ada juga PSP tidak langsung yakni PSP yang bekerja di karaoke, SPA, maupun menggunakan aplikasi.
Berdasarkan data dari Yayasan Kerti Praja (YKP), Imey menyebut di Denpasar tercatat sebanyak 1.159 orang PSP.
Sementara yang sudah melakukan tes HIV sebanyak 1.049 orang dari bulan Januari hingga Mei 2023.
“Adapun hambatan kami banyak yang PSP tidak langsung tidak mau ikut tes dan menganggap dirinya bukan bagian dari PSP, padahal melakoninya. Dan ada juga yang berhenti meminum obat karena merasa masih sehat meskipun terinfeksi HIV,” jelasnya.
Dan dari Lelaki Seks Lelaki (LSL) atau Man Seks Man (MSM), juga gencar melakukan upaya untuk mengajak melakukan tes HIV.
Salah satu pegiat di Yayasan Gaya Dewata, Arya menyebut LSL merupakan lelaki yang melakukan hubungan badan dengan lelaki baik karena terpaksa, homoseksual atau gay, maupun karena alasan ekonomi.
Arya menyebut, Tim Advokasi LSL dari Yayasan Gaya Dewata sudah mendata sebanyak 1.652 orang LSL atau MSN.
Dari jumlah tersebut pihaknya sudah merujuk 1.160 orang untuk mengikuti tes HIV baik di layanan kesehatan Puskesmas, maupun klinik di Denpasar.
“Kami lakukan pendataan baik secara offline maupun online. Bahkan kami menyasar aplikasi-aplikasi yang digunakan oleh mereka. Karena tidak semua MSM itu mau terbuka dan kebanyakan tersembunyi,” katanya. (*)
Kumpulan Artikel Denpasar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.