Berita Jembrana

SDN 3 Pekutatan Berpotensi Terdampak Jalan Tol Mengwi Gilimanuk

SDN 3 Pekutatan Berpotensi Terdampak Jalan Tol Mengwi Gilimanuk, Jumlah Siswa Berkurang Sejak Lima Tahun Belakangan

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Fenty Lilian Ariani
Tribun Bali/ I Made Prasetia
Suasana di mega proyek Jalan Tol Mengwi-Gilimanuk yang terletak di Desa/Kecamatan Pekutatan, Jembrana, belum lama ini. 

NEGARA, TRIBUN-BALI.COM - SDN 3 Pekutatan, Jembrana merupakan satu-satunya sekolah yang berpotensi terdampak pembangunan megaproyek Jalan Tol Mengwi-Gilimanuk.

Pihak Pemkab Jembrana melalui Disdikpora Jembrana telah mengambil ancang-ancang aebagai antisipasi jika sekolah tersebut nantinya terdampak.

Namun disisi lain, hingga saat ini SDN 3 Pekutatan masih tetap beroperasi seperti biasa meskipun jumlah siswanya sudah mulai berkurang sejak lima tahun belakangan ini.

Menurut data yang diperoleh, jumlah siswa kelas V ada tiga orang, kelas 4 ada lima orang, kelas II ada empat, dan kelas I ada tiga orang.

Sedangkan kelas II masih kosong karena tidak ada siswa yang masuk.

Kepala SDN 3 Pekutatan, I Ketut Suaba mengatakan, pihaknya masih belum menerima informasi terkait regrouping atau pengabungan sekolah terhadap sekolah yang dipimpinnya.

Terlebih lagi, sekolah ini terletak di dekat proyek Jalan Tol Mengwi-Gilimanuk dan berpotensi terampak.

"Intinya sekolah tetap beroperasi dan penerimaan siswa tetap dibuka sebelum ada kebijakan dari pemerintah," kata Ketut Suaba saat dikonfirmasi.

Menurutnya, jumlah penerimaan siswa dari segi jumlah sudah mengalami penurunan sejak lima tahun belakangan ini.

Beberapa faktor menjadi penyebabnya, seperti masyarakat penyanding atau pendukung yakni karyawan Perusda Provinsi Bali yang sudah pensiun otomatis pulang ke kampung bersama keluarga.

Sehingga, anaknya yang masih sekolah juga ikut pindah sekolah ke kampung halamannya.

Disinggung mengenai regrouping atau pihaknya di sekolah tidak berwenang untuk memohon kebijakan regrouping atau penggabungan sekolah.

Pihaknya hanya berperan untuk menyampaikan situasi dan kondisi sekolah ini.

"Sekolah ini sudah berdiri tahun 1963 silam. Dan sudah meluluskan ribuan siswa," sebutnya.

Dia kembali menegaskan, selama belum ada kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Jembrana untuk regrouping, sekolah ini tetap beroperasi dan menerima siswa baru.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved