Sponsored Content

Waspada Rabies Pada Anak

Dinas Kesehatan Bali mencatat jumlah kasus rabies tertinggi pada 2022. Tercatat ada 690 kasus rabies di Pulau Dewata

|
Editor: Fenty Lilian Ariani
tribun bali/dwisuputra
Ilustrasi Anjing Rabies 

a) Jenis virus rabies

b) Jumlah virus yang masuk

c) Kedalaman luka gigitan, semakin dalam luka gigitan kemungkinan virus rabies mencapai sistem saraf semakin besar.

d) Lokasi luka gigitan, semakin dekat jarak luka gigitan dengan otak, maka gejala klinis akan lebih cepat muncul.

e) Banyaknya persarafan di wilayah luka gigitan

f) Imunitas dari penderita

Menurut Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan tahun 2016, virus rabies berjalan melalui sistem saraf, sehingga tidak terdeteksi melalui pemeriksaan darah. Sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa mendiagnosis dini sebelum muncul gejala klinis rabies.

Gejala klinis yang dapat timbul pada manusia terbagi menjadi beberapa stadium, yaitu:

a. Tahap Prodromal

Pada tahap awal gejala yang timbul adalah demam, lemas, lesu, tidak nafsu makan,sulit tidur/insomnia, sakit kepala hebat, sakit tenggorokan dan sering ditemukan nyeri.

b. Tahap Sensoris

Pada tahap ini sering ditemukan rasa kesemutan atau rasa panas di lokasi gigitan, cemas dan reaksi berlebih terhadap rangsang sentuhan.

c. Tahap Eksitasi

Penderita mengalami berbagai macam gangguan saraf, penderita tampak bingung, gelisah, tampak ketakutan disertai perubahan perilaku menjadi agresif, serta adanya bermacam-macam fobia yaitu hidrofobia (takut air), aerofobia (takut udara), fotofobia (takut cahaya). Hidrofobia merupakan gejala khas penyakit rabies.

Selain itu akan muncul gejala lain seperti kaku otot, berkeringat, mengelurkan banyak air liur. Setelah beberapa hari pasien meninggal karena henti jantung dan pernafasan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved