Sponsored Content
Sanggar Seni Mudra Badung Tampilkan Drama Gong 'Katemu ring Tampak Siring' di PKB ke-45
Sanggar Seni Mudra tampil dalam Wimbakara (Lomba) Drama Gong Remaja Pesta Kesenian Bali
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Secara singkat, Ratu Juliana mengunjungi Tampaksiring. Selama waktu senggang dalam kunjungan ini, Van Steffen keluar untuk melihat sekitar ditemani oleh seorang pemandu bernama Gladag dan Gledig.
Di sana, Van Steffen tertarik dengan sebuah toko seni yang ternyata dijaga oleh Ni Luh Rai.
Tanpa mengetahui latar belakang masing-masing, Ni Luh Rai dan Van Steffen saling jatuh cinta.
Hubungan mereka terus berkembang hingga Ni Luh Kompiang mulai merasa curiga dengan perilaku putrinya.
Pada akhirnya, fakta mengejutkan terungkap bahwa Van Steffen sebenarnya adalah Combosch, putra Ni Luh Kompiang.
Pertemuan kembali mereka sangat emosional saat Van Steffen dan Ni Luh Kompiang sama-sama memiliki foto keluarga yang menampilkan Combosch saat masih kecil.
Pada saat ini, Ni Luh Rai menyatakan bahwa perasaan mereka sebaiknya diubah menjadi kasih sayang sebagai saudara.
Pementasan drama gong remaja semakin menarik dan membuat penonton tertawa karena adanya tokoh tambahan yang konyol di luar cerita aslinya, yaitu I Wayan Gabler, anak Jro Bendesa Gede dari Manukaya.
Ia mengalami kekecewaan karena cintanya ditolak meskipun ia sudah meminta bantuan temannya (Pan Keplag) untuk membujuk dan menakut-nakuti Luh Rai, tetapi tetap ditolak olehnya.
Ketua Sanggar Seni Mudra, I Gusti Lanang Subamia, mengatakan bahwa para pemain menghadapi kesulitan dalam berdialog karena mereka terbiasa memerankan tokoh cerita panji bukan sastra Bali modern.
Pada pertunjukan malam sebelumnya, Sanggar Seni Mudra membawa 29 penabuh yang mengiringi 15 tokoh drama.
"Kami bersyukur bisa tampil di PKB karena ini menjadi wadah untuk membangkitkan drama gong," ujar I Gusti Lanang Subamia setelah pertunjukan.
Ia menjelaskan bahwa mereka telah berlatih sejak 5 Januari 2023 untuk pertama kalinya tampil dalam ajang PKB. Tema PKB ke-45 "Segara Kerthi Prabhaneka Sandhi Samudera Sumber Kehidupan" menjadi dasar cerita yang dipentaskan selama 3 jam.

"Laut menjadi simbol kehadiran Van Steffen di Bali karena ia datang melalui laut. Laut bukan hanya sebagai pemisah, tetapi juga sebagai penyatuan," imbuhnya.
Ia mengakui bahwa kesempatan untuk pentas drama gong masih terbatas.