Berita Badung
Sampai Mei 2023 Kunjungan Wisatawan Capai 1,4 Juta, Dispar Badung Sebut 70 Persen Tinggal di Badung
Sampai Mei 2023 Kunjungan Wisatawan Capai 1,4 Juta, Dispar Badung Sebut 70 Persen Tinggal di Badung
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Badung ternyata sudah mendekati normal.
Pasalnya hingga bulan Mei 2023 kemarin wisatawan yang datang ke Bali mencapai 1,4 Juta orang.
Bahkan dari jumlah tersebut, 70 persennya tinggal di Badung.
Hal itu pun dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, I Nyoman Rudiarta saat ditemui beberapa hari lalu.
Pihaknya mengaku, jika pasca pandemi, jumlah kunjungan wisatawan sudah mulai membaik.
Bahkan pihaknya mengaku sudah bisa dibilang mendekati normal.
"Tahun ini jumlah wisatawan ke Bali mencalai 1,4 Juta sampai bulan mei. Apa lagi ditambah bulan Juni, Juli, Agustus saya rasa akan terus ada peningkatan," kata Rudiarta.
Diakui kunjungan wisatawan meningkat karena banyak adanya festival-festival yang mempunyai magnet tersendiri.
Sehingga pihaknya mengaku akan tetap mendukung kegiatan yang dilaksanakan masyarakat maupun pihak swasta, khususnya festival yang mengundang daya tarik wisatawan.
Baca juga: Layanan Air Bersih di Wilayah Kota Bangli Lumpuh Akibat Dampak Bencana
"Dulu setelah pandemi covid-19 atau pada 2020 silam, kunjungan kita naik 2 dijit. Peningkatan jumlah kunjungan pun kembali meningkat di tahun 2021, hingga di tahun ini, sampai Mei sudah diangka 1,4 juta," bebernya sembari mengatakn 70 pasti diam di Badung.
Diakui untuk tahun ini, Bali menargetkan kunjungan wisatawam diangka 4 juta lebih dalam setahun.
Namun untuk Badung target yang ditetapkan tidak jauh berbeda yakni diangka 3 juta lebih.
"Kita berbicara apa adanya saja, apalagi saat ini, sampai Mei 2023 kunjungan kita sudah 1,4 Juta," ucapnya.
Disinggung mengenai, kapan diperkirakan akan normal kembali, matan camat Kuta itu mengaku normal wisatawan ke Bali bisa dilihat dari beberapa sudut pandang seperti jumlah wisatawan yang datang, atau "Stay of money"
"Kalau berbicara masalah Stay of money, sekarang kita melebihi waktu sebelum pandemi covid-19. Namun jika dilihat jumlah kunjungan, memang tidak seperti dulu," jelasnya,
"namun kini kita akan memperbaiki pariwisata, atau menekankan quality tourism. Bagaimana pelaku pariwisata tetap memberikan pelayanan yang baik, sehingga mereka atau wisatawan mendapat layanan yang baik, serta berprilaku yang baik," imbuhnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.