Berita Tabanan
Kembali Bertambah, Dampak Bencana di Tabanan Meningkat Hingga 280 Titik
Kembali Bertambah, Dampak Bencana di Tabanan Meningkat Hingga 280 Titik
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Perkiraan dampak bencana di Tabanan meleset. Dari semula yang hanya terhitung hingga 225 dan akan ada penambahan hanya sekitar empat hingga lima titik, ternyata tak sesuai prediksi.
Dimana, penambahan titik bencana akibat hujan deras mulai 7 Juli hingga 11 Juli 2023, mencapai 55 titik tambahan. Sehingga, saat ini sudah terhitung sekitar 258 titik dampak bencana.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Tabanan, Nyoman Srinadha Giri mengatakan, bahwa untuk terakhir hingga malam kemarin hingga saat ini terakhir tercatat 280. Setelah sebelumnya dirinya menyebut 225 titik. Penambahan ini diketahui hingga update pada pukul 14.00 Wita Selasa 11 Juli 2023.
“Dari data sampai jam 2 siang tadi ada sekitar 280 titik,” ucapnya.
Giri menjelaskan, bahwa untuk tambahan titik dampak bencana itu, masuk sejak kemarin malam hingga siang tadi. Awalnya pada malam kemarin masuk sekitar 33 titik. Kemudian, didata sekitar 258 titik. Pada siang ini, kembali masuk update titik bencana hingga 22 titik tambahan sehingga ada 55 titik tambahan atau total 280 titik bencana.
“Titik bencana itu ada di Pupuan, Penebel dan ada juga di Kecamatan Tabanan,” ungkapnya.
Dijelaskannya, bahwa laporan yang banyak masuk terakhir ini ialah bencana tanah longsor. Dan terkait dengan kerugian, maka pihaknya dari yang semula terhitung sekitar Rp 20 Miliar, maka akan tetap segitu.
“Karena memang dampak bencana kebanyakan longsor dan sudah banyak yang ditangani oleh warga juga,” jelasnya.
Untuk saat ini, lanjut Giri, bahwa antara pihaknya dan pihak PUPRKP Tabanan sudah mendata mengenai kerugian dampak bencana. Untuk PU akan mencatat infrastruktur sedangkan pihak BPBD mulai rumah hingga pura yang rusak. Nantinya anggaran akan diambil dari BTT di Perubahan ini.
“Memang ini belum semua tertangani dan sudah proses penanganan. Dan kalau yang paling parah, ada di Pliling subak jalan hilang. Lalu tadi Belatungan itu, terus di Desa Buruan Penebel juga parah. Dan di Muncak Sari Desa Sangketan, Penebel ada Bale Gong Pura Beji hilang. Itu saja sih yang terparah,” pungkasnya. (*).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.