Berita Gianyar

Sawah Terancam Kekeringan, BPBD Gianyar Kebut Bereskan Material Longsor Tutup Irigasi

Sawah terancam kekeringan, BPBD Gianyar kebut bereskan material longsor tutup irigasi.

Ist
BPBD Gianyar bersama krama subak saat membersihkan material longsor yang menutup saluran irigasi subak di Drsa Kenderan, Tegalalang, Gianyar Bali, Rabu 12 Juli 2023. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Hujan deras yang terjadi ada Jumat 7 Juli 2023, mengakibatkan saluran irigasi Subak Dukuh dan Subak Pinjul, di Desa Kenderan, Tegalalang, Gianyar, Bali, tertimbun material longsor.

Bahkan kondisi tersebut mengakibatkan terancam gagal tanam.

Sebab saat ini subak setempat sedang memasuki musim olah lahan, sehingga membutuhkan debit air yang besar untuk pengoperasian traktor.

Atas hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar pun mengkebut pembersihan material longsor itu, Rabu 12 Juli 2023.

Normalisasi saluran irigasi ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab timbuna  longsor ada di empat titik.

Petani setempat, Wayan Buda Antara menjelaskan, luas lahan pertanian yang terdampak timbunan longsor itu sekitar 60 hektare.

Kata dia, timbunan longsor tersebut membuat petani cemas. Sebab, prmbersihannya sangat menguras tenaga. 

"Langsor di saluran irigasi cukup menguras tenaga krama subak. Dalam sehari krama subak di bantu BPBD Gianyar baru bisa menyelesaikan satu titik longsor. Sementara terdapat empat titik longsor yang saling berdeketan. Kemarin Gotong royong Krama Subak baru bisa selesaikan 1 titik longsor," ujarnya.

Saat dikonfirmasi, Buda mengatakan hingga Rabu siang, air belum bisa mengaliri sawah.

BPBD masih berupaya melakukan pembersihan.

"BPBD dan krama subak kerja gotong royong, tapi karena titik longsor cukup banyak dan luas, sehingga butuh waktu. Mudah-mudahan besok air sudah normal, karena sedang memasuki musim olah tanah persiapan musim tanam. Makanya air sangat diperlukan," ujarnya. 

Baca juga: Hujan Diprediksi Terjadi Sepekan Kedepan, Penumpang Bandara Ngurah Rai Dihimbau Datang Lebih Awal

Kepala BPBD Gianyar Ida Bagus Suamba mengatakan, pasca hujan ekstrem yang terjadi pada Jumat kemarin, ada 46 bencana yang terjadi.

Dan, sampai saat ini pihaknya masih bekerja keras di subak yang ada di Desa Kenderan.

Kata dia, penyebab lamanya penanganan dikarenakan luasnya timbuhan longsor, selain itu juga longsor terjadi di empat titik.

"Bagaimana pun, kami akan berusaha secepat mungkin menangani, agar tidak menganggu jadwal tanam petani. Apalagi, sejak Senin, hujan sudah tidak ada turun, sehingga lahan petani terancam kekeringan," ujarnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved