Berita Tabanan
Palebon I Gusti Ngurah Agung Puri Agung Tabanan, Menggunakan Bade Tumpang Sembilan
Mulai dari prosesi ngungkap sabda, kemudian lanjut pada 12 Juli ada upacara ngulapin, kemudian melakukan ngelelet (ngeringkes).
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Persiapan prosesi palebon anak bungsu dari Raja Tabanan, Ida Cokorda Ngurah Ketut, I Gusti Ngurah Agung Puri Agung Tabanan, sudah dilakukan sejak 9 Juli 2023 lalu.
Pada H-1 atau Jumat 14 Juli 2023 ini, untuk tragtag dan bade pun sudah dipersiapkan.
Bade tumpang (sia) sembilan akan digunakan untuk mengangkut layon (jenazah) menuju tempat pembakaran di Setra Ganda Mayu, Desa Adat Kota Tabanan, Sabtu 15 Juli 2023 esok hari.
Anak kelima mendiang, bernama I Gusti Ngurah Bagus Nurlastama, menyatakan bahwa untuk persiapan upacara palebon besok, rangkaiannya sudah dimulai sejak 9 Juli 2023.
Mulai dari prosesi ngungkap sabda, kemudian lanjut pada 12 Juli ada upacara ngulapin, kemudian melakukan ngelelet (ngeringkes).
Dan pada tanggal 13 Juli 2023 dari pagi menggelar prosesi ngebejian, atau membersihkan sarana sarana upakara untuk yang akan digunakan.
Baca juga: Personel Polres Tabanan Bersih-bersih Pantai Yeh Gangga Usai Dampak Bencana Hujan Deras
Baca juga: Disetujui Kompolnas, Kapolri Bakal Pertebal Pasukan di Perbatasan Mulai Papua hingga NTT

Kemudian, mareresik dan ngajum, ngasakara kemudian narpana saji pada hari kemarin.
“Hari ini, tengah malam akan dilakukan, ngarereh toya penembak. Kemudian lanjut mapralina pada tengah malam, di rumah duka.
Sampai pagi nguntang sok cekcek. Kemudian subuh jam 6 mendak wasuhan purwa, baru pada jam 9 esok pagi ke setra pembakaran di Setra Ganda Mayu, DAKT, lanjut nganyut ke pasih, Yeh Gangga, Sudimara,” paparnya, Jumat 14 Juli 2023.
Pada saat pengiringan atau pengarakan jenazah sendiri, sambungnya, nantinya akan ada angklung di bagian depan.
Kemudian di belakangnya, ditempatkan banten upacara dan tirta. Kemudian ada terajangan, lembu di atas bade tumpang sembilan.
Perkiraan bade sendiri ialah sekitar sembilan meter, dan ketika diangkat dengan roda nantinya kemungkinan setinggi 10,5 meter sampai 11 meter.

“Mungkin yang mendorong 20 hingga 30 orang. Didukung Banjar Adat Parama Artha Sakenan Baleran, didukung oleh keluarga Puri Agung Tabanan, yakni Puri Dangin, Puri Denpasar Tabanan,” ungkapnya.
Untuk proses pengarakan jenazah, lanjutnya, maka pihaknya sudah bersurat kepada pihak terkait mulai PLN hingga provider karena menyangkut kabel.
Dan sudah dilakukan sejak jauh hari. Pihaknya juga berkoordinasi dengan dinas perhubungan, Polsek Kota Tabanan, dan Polres Tabanan untuk jalannya palebon tersebut.
“Kami sudah bersurat dan intinya memang kami meminta supaya prosesi berjalan dengan lancar,” jelasnya.
Latar Belakang I Gusti Ngurah Agung seorang dokter era Gubernur Ida Bagus Mantra.
Anak nomor lima mendiang, bernama I Gusti Ngurah Bagus Nurlastama, menuturkan bahwa bapaknya merupakan putra bungsu dari Raja Tabanan Ida Cokorda Ngurah Ketut. Ibunya dari permaisuri Anak Agung Istri Oka dari Puri Kediri.
Mendiang lahir pada 5 Oktober 1935, kemudian wafat 6 Desember 2022. Atau sekitar enam bulan yang lalu.
Mendiang adalah seorang dokter berkecimpung di kesehatan masyarakat. Terakhir menjabat di balai laboratorium kesehatan Provinsi Bali, kurang lebih pensiun pada tahun 1994 atau 1995.
“Sebelumnya bapak banyak mengabdi di rumah sakit Karangasem sebagai dokabu (dokter kabupaten) dan juga di rumah sakit di Negara, sebelum ditarik ke balai labkes. Dan beliau cukup dekat Gubernur Bali Ida Bagus Mantra,” ungkapnya.
Untuk pendidikan, dikatakannya, bahwa bapaknya menempuh pendidikan SMP di Singaraja, kemudian melanjutkan jenjang SMA di SMA Taman Siswa Yogyakarta.
Selanjutnya, menempuh perkuliahan di Fakultas Kedokteran UGM. Kemudian lulus dan mengabdi awal di Bali pada 1967 atau 1968 di RS Negara, menjadi pengembang di rumah sakit kabupaten bagian barat Bali tersebut.
Selanjutnya mendiang pindah ke Karangasem.“Untuk anak bapak ada enam orang anak. Dua perempuan dan empat laki-laki,” katanya.
Enam anak itu ialah Anak pertama Sagung Putri Patminingrum, Anak kedua, Sagung Ayu Purnaningrat, Anak ketiga Gusti Ngurah Gede Fajar Darma Semara, Anak ke empat I Gusti Ngurah Putra Banuaji, Anak ke lima I Gusti Ngurah Bagus Nurlastama, dan Anak ke enam I Gusti Ngurah Maha Alit Aribawa.
“Bapak meninggal karena penyakit tua dan faktor usia. Meninggal di umur 87 tahun,” pungkasnya. (*)
DUKA 2 Cewek Bandung di Bajera Tabanan, Gede Suarsana Tak Bisa Menghindar, Nyawa Dini Melayang |
![]() |
---|
Laka Maut di Tabanan Bali, Dua Cewek Bandung Bernasib Tragis, Nyawa Fitriani Tak Tertolong |
![]() |
---|
Polres Tabanan Ungkap 4 Kasus Narkoba Sepanjang Agustus 2025, Dua Residivis Berstatus Mahasiswa |
![]() |
---|
KETERLALUAN! Pelaku Pencurian Pratima di Tabanan Jual Barang Rajahan Secara Online |
![]() |
---|
TARGET Kunjungan Hingga 7.000 Wisatawan, Jatiluwih Festival VI Suguhkan Booth UMKM & Atraksi Budaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.