Berita Nasional
VIRAL Kades Cantik di Subang Lawan Oknum Diduga Preman karena Tolak Perbaikan Jalan Desa!
Pria yang dilawan sosok kades cantik itu, diduga preman setempat, yang menolak adanya perbaikan jalan.
TRIBUN-BALI.COM - Viral, seorang kepala desa (kades) cantik melawan seorang pria yang terekam video dan tersebar di media sosial.
Tak disangka sosok kades cantik itu, berasal dari Subang, Jawa Barat.
Pria yang dilawan sosok kades cantik itu, diduga preman setempat, yang menolak adanya perbaikan jalan.
Dikutip dari Tribun Wow, sosok kades itu bernama Indah Aprianti, seorang Kepala Desa Ciasem Baru, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Baca juga: Sanggar Seni Sekar Tunjung Biru Duta Badung Tampilkan 5 Tabuh Rekonstruksi Gamelan Tua
Baca juga: Sanggar Selendro Agung Duta Badung, Bawakan Garapan Kolaborasi Dengan Wayang Inovatif
Video Indah Aprianti viral di media sosial setelah diunggah di akun TikTok pribadinya @nengkades, pada Kamis (13/7/2023).
"Miris jalan rusak yang mau dibangun malah ditolak dan mengatasnamakan masyarakat," tulis Indah Aprianti dalam video tersebut.
Dalam video tersebut terlihat Indah Aprianti sedang beradu mulut, dengan seorang pria berbaju hitam.
Pria itu diduga menolak perbaikan jalan yang ada di wilayah tersebut.
Ia mengatakan, bahwa penolakannya itu mewakili sejumlah masyarakat yang tidak setuju dengan adanya perbaikan jalan.
Sementara itu, Indah Aprianti tak gentar dan balik menantang pria itu.

Indah Aprianti meminta pria itu mengumpulkan masyarakat, yang katanya menolak perbaikan jalan di sana.
Namun pria itu menghindar, dan Indah Aprianti justru menghampirinya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa tersebut terjadi di Kampung Babakan, Desa Ciasem Baru, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Keberanian Indah Aprianti dalam melawan pria tersebut lantas menuai pujian.
Hingga artikel ini ditulis, video tersebut telah disaksikan sebanyak lebih dari 900 ribu kali.
Selain itu, warganet juga curiga pria yang dilawan Indah Aprianti itu adalah preman setempat
Cerita Indah Aprianti
Indah Aprianti, kades di Subang yang viral lawan preman, ternyata memiliki rekam jejak yang tak sembarangan.
Sosok Indah Aprianti viral adu mulut dengan preman yang menolak pembangunan jalan menjadi perbincangan publik.
Hal itu bermula saat kades cantik itu diadang pria yang mengatasnamakan masyarakat.
Pria yang diduga preman itu menolak jalan di wilayahnya untuk diperbaiki.
Indah Aprianti yang merupakan Kepala Desa Ciasem Baru, Kabupaten Subang saat itu tengah meninjau jalan yang akan diperbaiki.
Heran, ada warga yang menolak perbaikan jalan, Indah tak gentar melawan oknum masyarakat tersebut.
Bahkan videonya saat beraksi menghadapi oknum masyarakat tersebut viral di media sosial.
Karena keberaniannya tegas terhadap oknum masyarakat yang menghalangi tugasnya, kini sosok kades menuai pujian.
Tak sedikit publik yang salah fokus karena sosok Indah Aprianti karena terlihat masih muda.
Benar saja, setelah ditelusuri dari profilnya, Indah Aprianti merupakan satu di antara kades muda di Jawa Barat.
Menariknya, ternyata Indah Aprianti merupakan alumni mahasiswa atau lulusan UI (Universitas Indonesia).
Wanita kelahiran Subang tahun 1995, menjabat manjadi kades Ciasem Baru, Kabupaten Subang pada akhir tahun 2021 lalu.
Artinya Indah Aprianti baru menjabat sebagai kades di Subang baru satu setengah tahun.
Ada yang menarik dari sisi lain kisah Indah Aprianti menjadi kades muda di Subang tersebut.
Berani menjabat sebagai kades di usia muda ternyata Indah Aprianti memiliki rekam jejak tak sembarangan.
Kisah Indah menjadi kades sebelumnya penuh perjuangan dengan pengalamannya terjun di desa-desa terpencil.
Diketahui Indah merupakan lulusan UI dari Fakultas Hukum pada 2016.
Setelah lulus kuliah, Indah langsung bekerja menjadi pegawai honorer di Kementerian ESDM.
Tak lama kemudian, ia pindah bekerja ke Kementerian Desa pada 2018 hingga akhir tahun 2021.
Menariknya, di saat dirinya masih bekerja di Kementerian Desa itu, saat itu ia mengaku cuti namun Indah mencalonkan sebagai Kepala Desa.
“Jadi saat akhir 2021 saya mencalonkan untuk jadi Kepala Desa Ciasem Baru itu saya masih cuti tuh di Kementerian Desa,” ungkap kisah Indah Aprianti, kepada Tribunjabar.id, Sabtu (15/7/2023).
Indah mengungkap dirinya bekerja di Kementerian Desa saat itu sebagai hanya pegawai honorer.
Bukan saja karena latar belakang pendidikannya lulusan UI, Indah bertekad menjadi kades melainkan juga pengalamannya.
Indah menceritakan kisahnya bekerja di Kementerian Desa.
Selama kurun waktu tiga tahun dirinya bekerja terjun ke lapangan.
Ia sering mengunjungi desa-desa terpencil untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat.
Bahkan diungkap Indah, dirinya sudah mengunjungi hampir 200 desa terpencil dan pelosok di Indonesia dari wilayah barat, Aceh hingga wilayah Timur.
Dengan pengalamannya itu, Indah yang bekerja sebagai tenaga profesional mendampingi masyarakat di desa tersebut agar bisa berkembang melalui ekonomi desanya sendiri.
Demikian selama bekerja di lapangan itulah Indah melihat potensi desa-desa bisa berkembang dan maju.
Ia pun melihat desa terpencil yang jauh dari Kota tapi bisa maju dengan ekonominya desanya.
Oleh karena itu, dirinya tergerak melihat kondisi desanya, tempat dirinya dilahirkan yang dia yakini pun bisa menjadi desa maju.
Hal itu Indah yakini karena desanya yang padahal tidak jauh dari kota.
“Saya melihat desa saya, yang sebenarnya dekat dari Jakarta, aksesnya mungkin hanya 2,5 jam tapi perkembangannya atau kemajuannya tak sepesat desa yang jauh dari ibu kota,”
“Jadi dari situlah hati saya tergerak untuk membangun desa sendiri,” ungkap Indah.
Sebelum dirinya menjabat sebagai Kades di tempatnya, Indah mengaku kerap membagikan program desa.
Namun, kala itu inisiatif dan informasinya belum ditanggapi serius.
Merasa bersalah dengan keadaan tersebut karena bisa membantu desa lain, tapi ia miris melihat kondisi desanya sendiri.
“Gimana ya caranya kok saya jadi merasa bersalah, saya bantuin desa lain tapi desa kelahiran saya sendiri saya diemin aja,” tambahnya.
Hingga akhirnya, Indah mendapat kabar bahwa akan ada pemilihan kepala desa.
Dengan niat mulia ingin memajukan desanya sendiri, Indah akhirnya berinisiatif mencoba mencalonkan sebagai kades di desanya sendiri, di Desa Ciasem Baru, Kabupaten Subang tersebut.
Namun, Indah sempat diingatkan sang suami, ketika mencoba agar ia tak berharap lebih.
“Kita mencoba semaksimal mungkin, kalau pun tidak dapat terpilih ya sudah, setidaknya sudah berusaha,” ujar Indah.
Meski pengalamannya sudah menjajal desa lain, Indah merasa dirinya masih memiliki pengalaman yang belum cukup.
Indah mengungkap bahwa tak ada satu pun keluarganya yang terjun di dunia politik.
Saat mencalonkan pun Indah merasa sadar diri, bahwa belum banyak masyarakat mengenal dirinya.
Oleh karena itu ia pun sempat berjuang memperkenalkan diri sebagai calon kades kala itu dengan datang door to door ke rumah-rumah warga.
Indah mengungkap saat itu dirinya bersaing dengan 3 calon kades.
Di antaranya adalah mantan kades 2 periode, kades petahana dan mantan pegawai desa.
Melihat pesaingnya sudah berpengalaman sebagai aparat desa, Indah saat itu merasa berkecil hati.
Namun, niat baiknya terus meluruskan tekadnya agar bisa memajukan desanya sendiri.
Indah pun menyinggung kehadirannya saat itu ia anggap sebagai warna baru.
Sebab, Indah tak memungkiri selama ini pemilihan aparat di wilayahnya dikenal dengan manipolitik.
Oleh karena itu, ia ingin mendobrak paradigma tersebut agar politik di wilayahnya berlangsung sehat.
“Saya mencoba merubah paradigma itu, bahwa kalau memlih itu jangan asal siapa yang mau kasih uang, tapi memberikan dedikasi dan edukasi kepada warga,”
“Kalau dikasih uang sekarang jangan marah kalau ke depannya bisa terjadi korupsi dan lain-lain, karena pasti dia memikirkan bagaimana caranya untuk balik modal,” paparnya.
Bukan saja menyadarkan warga soal pemilihan, lewat kesempatan itulah Indah juga sekaligus memberikan edukasi dan memperkenalkan dirinya.
Demikian, dengan latar belakang dan pengalamannya terjun ke desa-desa terpencil dan perjuangan itulah kini ia berhasil menjadi kades.
Namun, setelah menjabat sebagao kades, perjuangan Indah sebenarnya masih permulaan.
Indah menceritakan posisinya sebagai kades muda kerap kali diremehkan.
Alumni mahasiswa UI itu menceritakan selama bekerja sebagai kades, ia merasa miris karena kerap kali tak dikenali warganya.
“Sering banget (diremehkan), aduh bahkan kalau beberapa orang datang ke kantor desa, mereka gak tahu kepada desanya yang mana,” ungkap Indah.
Indah menceritakan pengalaman saat dirinya terjun ke lapangan beberapa warga menanyakan kepadanya keberadaan kades, padahal warga tersebut sedang berbicara dengan kadesnya sendiri.
(*)
Editor: Tiffany Marantika Dewi
MK Putuskan Wamen Dilarang Rangkap Jabatan sebagai Komisaris BUMN |
![]() |
---|
MK Putuskan Wakil Menteri Dilarang Rangkap Jabatan, Inilah 32 Wamen yang Merangkap Jabatan |
![]() |
---|
Demo 25 Agustus 2025 Ricuh, Tuntutan Bubarkan DPR Memanas di Jakarta |
![]() |
---|
RICUH Demo 25 Agustus, Tuntut Bubarkan DPR Panas di Jakarta! Ada Poster One Piece & 1 Motor Dibakar |
![]() |
---|
INIKAH Motif Pembunuhan dan Penculikan Kepala KCP Bank BUMN? Pelaku Utama Kerap Beri Seminar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.