Baliho TPST Kesiman Dicabut
Beri Deadline 3 Hari Kosongkan TPST Kesiman, Warga Pasang Lagi Baliho Protes Jika Masih Bau
Beri deadline 3 hari kosongkan TPST Kesiman, warga akan pasang lagi baliho protes jika masih bau.
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Warga Banjar Biaung, Kesiman Kertalangu memasang baliho protes terhadap bau tak sedap dari Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu.
Baliho bertuliskan kalimat satire “Desa Budaya Berubah Jadi Desa Baudaya!” itu diketahui terpasang di simpang empat Jalan Gemitir - Jalan Bypass Ida Bagus Mantra pada Jumat 21 Juli 2023 petang.
Namun, pantauan Tribun Bali di lapangan pada Sabtu 22 Juli 2023 sekitar 15.00 Wita, baliho tersebut telah lenyap.
Ditemui Tribun Bali, Kadus Banjar Adat Biaung, Wayan Suana (42) membenarkan warganya memasang baliho tersebut.
Baliho dipasang sebagai protes warga terhadap bau yang ditimbulkan dari pengolahan sampah di TPST Kesiman Kertalangu, yang baru beberapa bulan lalu diresmikan Presiden Jokowi.
“Inggih benar (memasang baliho). Baliho terkait bau yang ditimbulkan TPST,” jelas Suana, Sabtu 22 Juli 2023.
Disinggung soal baliho yang kini lenyap itu, Suana mengatakan, baliho tersebut memang dicabut sekitar pukul 22.00 Wita, beberapa jam usai baliho dipasang.
Pencabutan baliho tersebut atas permintaan Wakil Wali Kota (Wawali) Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa.
“Malam sekitar jam 10 dicabut. Dari pak wakil wali kota,” ungkapnya.
Baca juga: Terkait Keluhan Bau, Pemkot Hentikan Sementara Pengiriman Sampah ke TPST Kertalangu
Suana menuturkan, Wawali menyambangi warga Biaung pada Jumat 21 Juli 2023 malam usai baliho dipasang.
Wawali meminta baliho untuk dicabut dan membuat kesepakatan dengan warga sekitar.
Kesepakatannya, kata Suana, yakni Pemkot Denpasar meminta waktu 3 hari untuk melakukan pengosongan sampah di TPST Kesiman Kertalangu.
Usai dilakukan pengosongan, TPST Kesiman Kertalangu dikatakan tak akan beroperasi kembali.
“Karena kemarin Pak Wakil Wali Kota turun juga. Artinya, ada kesepakatan selama 3 hari ini ada proses untuk pengosongan TPST. Setelah itu tidak ada proses lagi,” ujar Suana.
Suana menegaskan, warga akan kembali memasang baliho protes jika memang TPST masih beroperasi maupun pemerintah belum menemukan solusi.
“Tapi kalau memang ada lagi, kita pasang lagi (baliho). Sampai dia menemukan formula,” tegasnya.
Pasalnya, Suana selaku Kadus Banjar Biaung telah banyak menerima keluhan dari warga terkait bau tak sedap TPST Kesiman Kertalangu.
Bahkan, keluhan tersebut diterimanya beberapa waktu pasca TPST tersebut beroperasi. Namun, Suana berusaha meredam keluhan warganya.
Suana juga berusaha mengakomodir permintaan warganya tersebut dengan mengajukan komplain ke pengelola maupun pemerintah.
Beberapa kali sempat terjadi pertemuan antara warga dengan pengelola maupun pemerintah. Namun, tetap saja hingga kini belum menemukan solusi.
“Sudah banyak (laporan keluhan). Kita sudah sering komplain ke pengelola, pemerintah juga. Dari baru buka, dari mulai beroperasi sudah ada keluhan. Cuma kita redam, kita tunggu. Mereka berjanji untuk mencari solusi menghilangkan baunya. Cuma sampai hari ini kan tidak ada solusi,” terangnya.
Wayan Suana berharap agar pemerintah segera mendapat solusi terkait masalah tersebut.
“Harus carikan solusi masalah baunya itu. Kalau memang TPST-nya beroperasi kembali, carikan (cara) biar tidak bau lagi. Selama masih bau, tiang (saya) yakin semua warga tidak setuju,” ucapnya.(mah)
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.