Berita Tabanan

Kantong Baris Ikutsertakan Wisatawan di Festival Jatiluwih IV

Festival Jatiluwih akhirnya dibuka kembali pada Sabtu dan Minggu atau 22 hingga 23 Juli 2023.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Fenty Lilian Ariani
ist
Tarian khas Jatiluwih Yang ditampilkan di Festival Jatiluwih IV. 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Festival Jatiluwih akhirnya dibuka kembali pada Sabtu dan Minggu atau 22 hingga 23 Juli 2023.

Guest star dalam festival ini ialah Kantong Baris. Yang merupakan tarian khas Jatiluwih dengan mengikutisertakan wisatawan dalam tarian.

Plt Kepala DTW Jatiluwih Alitoya Winaya mengatakan bahwa, ada banyak sekali yang akan ditampikan dalam ajang Festival Jatiluwih IV ini.

Dimana Guest Starnya istilahnya adalah Kantong Baris, yang dimana untuk audience dari luar yang akan berperan.

Karena tujuan festival ini ingin mendatangkan wisatawan maka di kantong baris itu wisatawan akan diikut sertakan.

“Guest star itu istilahnya ialah kantong baris. Kami mengajak audience dari luar untuk ikut berpartisipasi,” ucapnya, Minggu 23 Juli 2023.

Selain kantong baris, sambungnya, dalam festival ini menampilkan tebug lesung yang merupakan tradisi turun temurun di Desa Adat setempat dan tarian Rejang Kesari juga sebagai kesenian dan kebudayaan Jatiluwih.

Sementara itu, untuk anggaran Festival sendiri. Pihaknya mendapat dari dana promosi kurang lebih Rp 250 juta.

Kemudian, mendapatkan dana pendampingan dari Kementrian Pariwisata Rp 100 juta. Desa adat Jatiluwih juga ikut serta dalam pendanaan festival. 

“Festival sendiri digelar dua hari. Namun, pra festival sudah digelar Juni lalu selama 3 hari. Dan kalau yang saat ini unik, ialah kesenian tebuk lesung yang merupakan tradisi turun temurun,” jelasnya.

Untuk kunjungan, rata-rata per harinya ke DTW Jatiluwih tembus 1.000 orang wisatawan. Kebanyakan pelancong asal Eropa yang suka eksotisme alam khas tropis.

Dominasinya ialah dari wisatawan mancanegara, Eropa seperti Prancis dan Belanda.

Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya mengaku, untuk Festival Jatiluwih IV ini, 

Pemkab menyambut baik festival yang digelar pasca Covid-19. Dimana pada saat Covid 19, semuanya merasakan ekonomi Bali dan Indonesia terpuruk.

Festival apapun yang ada di Tabanan, pemerintah akan hadir untuk mesupport.

“Karena festival ini bukan hanya ajang promosi, tapi sebagai penggerak ekonomi,” ungkapnya.

Mulai dari penyambutan, sambungnya, kemudian ada kuliner khas, salon kecantikan dan sektor bisnis lainnya hidup dalam ajang festival ini.

Sehingga Jatiluwih menjadi atensi pemerintah untuk segala bentuk promosi.

Di samping bahwa memang Jatiluwih merupakan DTW yang sudah terkenal di dunia. Maka eksistensi harus terus dikembangkan.

“Sekarang juga ditampilkan Tari rejang kesari yang merupakan tari ucapan syukur kepada Dewi Sri, terus ada Ngelampit, Metekap yang juga menjadi bagian kearifan yang harus dipertahankan,” jelasnya.

Baca juga: Disebut Bukan Laki-laki Normal, Saipul Jamil Bongkar Hal Terlarang Ini dengan Dewi Perssik, Ada Apa?

Menurut Sanjaya, bahwa Tabanan memang tetap merupakan daerah lumbung pangan Bali. Yang sampai saat ini dan seterusnya akan dipertahankan.

Sehingga, pariwisata adalah bonus. Nah, itulah juga yang terjadi di Jatiluwih.

Bahwasanya, sawah merupakan sumber utama masyarakat yang harus dipertahankan. Sedangkan pariwisata itu adalah bonusnya.

“Jadi hasil dari sawah harus dipertahankan. Kemudian, Pariwisata tetap jalan, dengan panorama sawah indah Itu bagian bonus pariwisata,” bebernya. (*).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved