Seputar Bali
Koperasi Perlu Kembangkan Sektor Riil Demi Bangkitkan 30 Koperasi yang Mati Suri di Klungkung
Setiap koperasi di Klungkung diminta untuk mulai mengembangkan sektor riil, sehingga terus berkembang dan menjadi tumpuan ekonomi masyarakat
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ngurah Adi Kusuma
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Setiap koperasi di Klungkung diminta untuk mulai mengembangkan sektor riil, sehingga terus berkembang dan menjadi tumpuan ekonomi masyarakat.
Di Klungkung, saat ini ada 156 koperasi yang terdaftar. Namun hanya 126 yang aktif dan sisanya sebanyak 30 koperasi mati suri.
Dalam peringatan hari Koperasi ke 76 di Praja Mandala Klungkung, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta meminta koperasi di Klungkung untuk mengembangkan sektor riil.
Sehingga koperasi bisa berkembang dan terus bersaing dengan lembaga-lembaga perekonomian lainnya.
Baca juga: Kasus Pengancaman Dengan Senjata Api di Nusa Penida, Bermula Dari Masalah Komisi Jual Beli Tanah
Menurut Suwirta, saat ini koperasi di Klungkung masih mengandalkan simpan pinjam. yang harus berjuang bersaing dengan perbankan termasuk Lembaga Keuangan Desa (LPD).
Sedangkan koperasi yang melihat peluang bisnis dibidang usaha riil, masih sangat kecil, hanya digeluti oleh para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).
"Koperasi tidak boleh simpan pinjam saja, tapi harus garap juga sektor riil. Sektor-sektor ada disekitar kita, dan bisa jadi bisnis,”
“Itu yang harus digarap oleh koperasi," ujar Suwirta yang 27 tahun menjadi pegawai koperasi, Selasa (25/7/2023).
Baca juga: Antisipasi Gas Melon Langka Jelang Galungan, Pertamina Distribusikan 5360 Tabung Untuk Wilayah Bali
Ia meminta koperasi untuk jeli melihat peluang, termasuk mampu merangkul UMKM agar sama-sama bisa berkembang dan memberikan kesejahteraan kepada anggotanya.
"Potensi besar dari gerakan koperasi saat ini ada pada gerakannya yang merangkul pelaku UMKM,”
“Saya lihat anak muda saat ini yang banyak menggeluti bisnis kecil, dan itu bisa dirangkul koperasi agar bisa ikut berkembang,”
“Sektor riil yang bisa dikejar seperti jasa pariwisata, peternakan, perikanan dan pertanian dan hal nyata lainnya,” jelas Suwirta dihadapan penggerak koperasi di Klungkung.
Ia juga meminta pengurus untuk menciptakan fanatisme anggota terhadap koperasi.
Sehingga anggota memiliki rasa memiliki, dan sama-sama ingin berkembang bersama koperasi.
Baca juga: Warga Kesulitan Dapat Gas Elpiji 3 Kg, Wawali Denpasar: Kami Telah Berkoordinasi dengan Pertamina
"Sekali lagi, peluang koperasi luas, tapi harus diimbangi dengan SDM yang berkualitas di koperasi, dan anggota yang fanatik dengan koperasi,”
“Kekuatan koperasi kedepan, bagaimana menaruh orang kompeten sebagai anggota dan membentuk fanatisme anggota dengan koperasi," jelas Suwirta.
Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kabupaten Klungkung, I Wayan Ardiasa mengatakan, dari 126 koperasi aktif di Klungkung terdiri dari 8 koperasi produsen, 62 Koperasi Konsumen, 52 Simpan pinjam, 2 Jasa dan 2 koperasi bergerak dibidang pemasaran.
Sementara koperasi tidak aktif ada sebanyak 30. Hal ini karena koperasi itu tidak pernah lagi menggelar RAT sebagai acuan aktif atau tidaknya koperasi.
Adapun beberapa permasalahan dari koperasi yakni akses permodalan koperasi yang terbatas, belum optimalnya validasi data koperasi, rendahnya kompetensi SDM sebagai pengelola koperasi.
"Termasuk rendahnya daya saing, produktivitas, dan pemasaran koperasi, serta belum optimalnya jaringan kemitraan koperasi," ungkap Ardiasa. (mit)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.