Hari Raya Galungan

BPOM di Denpasar Bali Gelar Pengecekan Makanan di Pasar Badung, Sasar Jajanan untuk Galungan

BPOM di Denpasar Bali Gelar Pengecekan Makanan di Pasar Badung, Sasar Jajanan untuk Galungan

Tribun Bali/Putu Supartika
Pelaksanaan sidak pangan di Pasar Badung - BPOM di Denpasar Bali gelar pengecekan makanan di Pasar Badung, sasar jajanan untuk Galungan. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Balai Besar POM di Denpasar pada Rabu, 26 Juli 2023 pagi menggelar pengecekan sampel makanan di Pasar Badung.

Beberapa sampel makanan dibeli dari pedagang yang kemudian dilakukan pengecekan.

Pengecekan ini dilakukan untuk mengetahui kandungan zat berbahaya pada makanan tersebut seperti pewarna makanan berbahaya hingga pengawet seperti formalin.

Kepala Balai Besar POM di Denpasar, Ida Ayu Sekarwathi mengatakan kegiatan pengecekan ini digelar jelang Galungan dan Kuningan.

Adapun pangan olahan yang dilakukan pengecekan lebih banyak pada jajanan untuk upakara.

"Pengawasan ini untuk mengetahui keamanan pangan olahan apakah mengandung rhodamin B, metil yellow, atau pun pengawet boraks maupun formalin," katanya.

Ia mengatakan, tak semua bahan pangan olahan yang dicek, namun yang memiliki warna mencolok.

Selain itu memang ada beberapa pangan olahan yang dicurigai seperti terasi maupun teri medan.

Terdapat sebanyak 30 sampel yang dicek kali ini meliputi kerupuk beras, terasi, teri medan, jaja begina hingga bolu kukus.

Baca juga: Antisipasi Gas Melon Langka Jelang Galungan, Pertamina Distribusikan 5360 Tabung Untuk Wilayah Bali

Dari hasil pengecekan tersebut tak ditemukan bahan berbahaya pada 30 sampel yang dicek.

Sementara itu, selama tahun 2023 sejak Januari hingga kini pihaknya sudah melakukan pengecekan 568 sampel.

Pengecekan ini digelar di 7 kabupaten dan kota meliputi Denpasar, Badung, Bangli, Tabanan, Gianyar, Klungkung, dan Karangasem.

Dari pengecekan tersebut terdapat sebanyak 58 sampel atau 10 persen yang mengandung rhodamin B, boraks dan formalin.

Terkait pangan olahan yang mengandung bahan berbahaya tersebut pihaknya mengamankan produk tersebut dan tak tidak menjualnya lagi.

"Kami edukasi juga pelaku usaha dan produsen untuk tidak menggunakan bahan berbahaya lagi," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved