Pilpres 2024

Kisruh Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto, Partai Gerindra: Cak Imin Jadi Calon Terkuat

Partai Gerindra menyampaikan sampai saat ini, sosok terkuat yang bisa menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto adalah Cak Imin

Tangkapan Layar Siaran Kompas TV
Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) bersamalan. Kisruh Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto, Partai Gerindra: Cak Imin Jadi Calon Terkuat 

Itu dikatakan Jazilul saat ditanya apakah PKB akan keluar dari koalisinya bersama Gerindra bila Prabowo memilih Erick Thohir.

"PKB yakin Pak Prabowo akan menghormati tanda tangan di pakta integritas, dan yakin akan memilih Pak Muhaimin sebagai cawapres."

"Jika tidak, ya berkhianat, itu saja gampang sebenarnya dan apa itu berkhianat," kata Jazilul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (25/7/2023).

Temui Prabowo - Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menyambangi Ketum Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya di Rumah Kertanegara No 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7) malam.
Temui Prabowo - Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menyambangi Ketum Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya di Rumah Kertanegara No 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7) malam. (Tribunnews.com)

Kader PDIP Membelot Pilih Dukung Prabowo Subianto

Beberapa kader PDIP dengan terang-terangan memilih untuk membelot dan memberikan dukungan penuh untuk Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Hal ini tentu menjadi hal yang harus ditindak dengan tegas karena PDIP sendiri sudah memiliki calon presiden diusung dalam Pilpres 2024 mendatang.

Analis Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai kalau sanksi tegas perlu diterapkan bagi kader partai yang membelot.

Pangi Syarwi Chaniago bahkan mengungkapkan bahwa ada kemungkinan untuk memberhentikan bahkan memecat kader partai yang tidak memberikan dukungan kepada calon presiden yang diusung PDIP.

Diketahui sejumlah kader PDP secara tersirat mendukung Prabowo Subianto kian bertambah. Sebelumnya dukungan itu dinyatakan Effendi Simbolon, sekarang giliran Budiman Sudjatmiko.

"Karena itu memang harus ada langkah-langkah yang perlu dilakukan apakah memang sanksi yang cukup keras, tegas yang untuk diberhentikan atau dipecat di partai," kata Pangi dihubungi Kamis (20/7/2023).

Menurutnya itu menjadi upaya pemadam kebakaran agar tidak tapi tidak melebar kemana-mana.

"Itu menurut saya langkah yang harus dilakukan karena setelah diputuskan (Partai) tidak ada boleh lagi ada pendapat pribadi," jelasnya.

Pangi melanjutkan jangan ada lagi pandangan pribadi, like or dislike, pandangan dari kader-kader partai.

"Hanya ada ruang itu sebelum diputuskan oleh partai dan setelah Ibu Megawati memutuskan bahwa Ganjar adalah calon presiden,”

“Tentu ruang diskusi, dialektika atau konsensus, sudah tidak ada lagi. Sudah tertutup rapat," kata Pangi.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved