Berita Tabanan

Kunjungan Wisatawan DTW Alas Kedaton Capai 150 Orang Per Hari, Disomiansi Wisman

150-an Wisatawan Per Hari Kunjungi DTW Alas Kedaton, Disomiansi Wisman, Kelelawar Daya Pikat Alas Kedaton Yang Mulai Hilang

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Fenty Lilian Ariani
TB/ Angga
Wisman menikmati wahan swafoto dengan kelelawar di DTW Alas Kedaton 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Daya Tarik Wisata (DTW) Alas Kedaton di Banjar Lodalang, Desa Adat Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan masih diminati wisatawan.

Baik wisatawan domestik (wisdom), atau wisatawan asing (wisman).

Sekitar 150-an per pengunjung per hari, baik wisdom atau wisman berkunjung ke DTW tersebut.

Koordinator Operasional Daya Tarik Wisata (DTW) Alas Kedaton, I Gusti Bagus Suryawan mengatakan, DTW Alas Kedaton sempat meredup saat Covid-19 lalu.

Kemudian, ada pelonggaran mulai Mei 2022. Sehingga, dilakukan pembukaan DTW, namun tidak full buka.

Dan pada saat itu, kunjungan masih sangat lemah paling per hari 10 hingga 15 orang wisatawan saja.

“Pada waktu itu kami sampai tidak mengenakan tiket ketika pengunjung datang. Jadi hanya sukarela dari pengunjung,” ucapnya Minggu 20 Agustus 2023.

Menurut dia, barulah pada Januari 2023 efektif buka. Per Januari lalu, kunjungan mulai meningkat sekitar 20 orang per hari.

Selanjutnya meningkat lagi pada bulan Mei 2023, tingkat kunjungan naik menjadi 30 hingga 40 orang per harinya.

Dan paling tinggi ialah pada Juni kemarin rata-rata sampai Agustus ada sekitar 100 hingga 150 orang.

Baca juga: Promo KFC 21-31 Agustus 2023 Senin Seru dengan Combo Spesial Blended Cuma Rp28 Ribuan Aja

“Juni sampai Agustus itu yang ramai. 100 hingga 150 orang dan dominasinya ialah asing,” ungkapnya.

Gus Suryawan menyebut, untuk harga tiket, pihak pengelola mengenakan biaya untuk wisman asing dewasa Rp 30 ribu, sedangkan wisman anak Rp 20 ribu.

Kemudian untuk Wisdom dewasa Rp 20 ribu dan Wisdom anak Rp 15 ribu. 

Rencana ke depan, sesuai dengan masukkan dari para guide dan pihak rekanan, maka direncanakan akan dinaikkan tiket masuk ke Alas Kedaton.

Untuk wisman dewasa akan dinaikkan ke Rp 50 ribu, dan anak Rp 30 ribuan. Kemudian untuk Wisdom dewasa Rp 30 ribu dan anak Rp 20 ribu.

Bagus Suryawan menyebut lagi, untuk prosentase kunjungan asing dan domestik sekitar 65-35. Asing lebih dominan.

Dan kebanyakan dari hampir semua negara Eropa, sedangkan dari Asia tidak begitu banyak.

Dari Eropa itu misalnya saja, dari Spanyol, Italia Jerman.

Australia juga ada. Namun, untuk Januari sampai Maret 2023 lalu kebanyakan dari India. India hampir 70 persen.

Selain India, dari negara Asia lain kunjungan dari Korea Malaysia Thailand. Untuk China masih belum, meskipun dahulu wisman China paling dominan.

“Ini kami sedang bahas. Kemungkinan naik tahun depan dan saat ini menghabiskan hingga akhir tahun. 2024 baru bisa kami realisasikan,” jelasnya.

DTW Alas Kedaton memiliki daya pikat ialah kelelawar ukuran jumbo. Kelelawar itu kini cukup susah untuk dijumpai. Seiring dengan habitat yang mulai bergeser.

Kunjungan pun tidak seperti 10 hingga 15 tahun lalu. Dimana Alas Kedaton menjadi tujuan wisata para wisatawan baik domestik dan asing.

Bagus Suryawan mengaku, sejatinya kelelawar dan monyet merupakan binatang liar. Khusus kelelawar seakan hilang karena memang faktor berpindah ke tempat lain.

Namun, sewaktu-waktu akan kembali atau tidak dalam waktu yang lama.

Menurut pengamatan pribadinya, bahwa memang kelelawar itu memerlukan pohon besar. Pohon yang dia suka cenderung mati. Yakni Pohon bayur. 

“Kalau menetap terus ada kemungkinan hutan gundul. Karena memang kelelawar baik kencing dan cengkeramannya itu merusak kulit kayu. Pohon yang ditinggali kelelawar pasti akan mati. Meskipun tidak dalam waktu yang singkat,” ungkapnya lagi.

Baca juga: Pemuda Asal Klungkung Pembentang Bendera Pusaka, Made Guruh Pontang Panting agar Masuk Pasukan 8


Gus Suryawan mengaku, semua pohon sejenis bayur di DTW Alas Kedaton sudah mati semua.

Sehingga kelelawar itu, tidak bisa diprediksi kapan akan datang.

Paling kalau tinggal di Alas Kedaton, maka sekitar seminggu hingga dua Minggu dan kembali lagi.

“Cenderungnyaya mereka akan pergi lagi ke arah Batukaru. Karena memang di sana masih banyak habitat buat kelelawar,” jelasnya.

Ia menambahkan, bahwa untuk kebutuhan foto tamu, saat ini untuk kelelawar masih ada sekitar 20 ekoran.

Karena itu, saat ini pihaknya sedang berupaya tetap membranding bahwa Alas Kedaton merupakan objek wisata alam dan spiritual dengan adanya pura di dalam.

Maka dari itu, saat ini pihaknya hanya menyiapkan sarana penunjang seperti jalan setapak, taman dan areal bermain anak-anak.

“Pengeluaran kami untuk makanan kera paling tidak Per bulan 15 juta. Itu untuk pembelian ketela dan jagung. Terkadang kami juga dibantu Buah-Buahan pedagang pasar, misalnya buah yang masih bagus tapi kemungkinan tidak laku dijual. Kebanyakan dari pedagang buah dari Mengwi, Pasar Tabanan, Pasar Kediri dan Dauh Pala,” bebernya. (*).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved