Kemerdekaan RI

Pemuda Asal Klungkung Pembentang Bendera Pusaka, Made Guruh Pontang Panting agar Masuk Pasukan 8

Usaha Made Guruh Anggara Putra (16), untuk masuk pasukan 8 (inti) Paskibraka Nasional tidak sia-sia.

Istimewa
Made Guruh Anggara Putra (16) bersama kedua orangtuanya saat di Jakarta, Jumat (17/8/2023) lalu. Made Guruh dipercaya menjadi pembentang bendera pusaka saat Upacara Penurunan Bendera di Istana Merdeka. 

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Usaha Made Guruh Anggara Putra (16), untuk masuk pasukan 8 (inti) Paskibraka Nasional tidak sia-sia.

Remaja asal Desa Takmung, Klungkung itu, berhasil dipercaya menjadi pembentang bendera pusaka saat Upacara Penurunan Bendera di Istana Merdeka, Jakarta Kamis (17/8/2023) lalu.

Baca juga: 350 Orang Ikuti Upacara Bendera HUT Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia di KBRI Moskow


Kedua orangtua dari Made Guruh, I Wayan Suarnika dan Luh Putu Megawati hadir langsung ke Jakarta, untuk mendampingi putra mereka bertugas sebagai anggota paskibraka nasional pada peringatan Hari Kemerdekaan ke-78 RI, pada Kamis (17/8/2023).

Di Jakarta, mereka sempat bertemu Made Guruh walau tidak lama.

Mereka juga mendengar langsung bagaimana perjuangan Made Guruh, untuk bisa masuk sebagai pasukan 8 (inti) paskibraka nasional. 

Baca juga: Kibarkan Bendera Merah Putih Bawah Laut di Pantai Tulamben


"Agar dapat pasukan 8 inti,  dia (Made Guruh) berjuang sangat keras. Ia pontang panting untuk membuat orangtuanya bangga, desa bangga, membawa harum nama Kabupaten Klungkung, sehingga lebih terdengar di nasional. Serta ia juga menjaga nama Bali di Nasional," ungkap orangtua dari Made Guruh, Wayan Suarnika, Minggu (20/8/2023).


Wayan Suarnika mengaku sempat mengobrol dengan pelatih paskibraka di Jakarta, sehari setelah pengibaran bendera pusaka.

Menurut Suarnika, dari penilaian pelatih, Made Guruh sosok pendiam, tidak banyak bicara, namun sangat disiplin, dan suka bergaul dengan teman-temannya dari seluruh provinsi di Indonesia. 

Baca juga: Viral, Banjar Adat Pangi Sambut Hari Kemerdekaan, Bentangkan Bendera Sepanjang 300 Meter Lebih


"Kata pelatih, Guruh juga suka belajar bahasa daerah yang ada di Indonesia. Kebetulan Guruh memang dari postur tubuh dapet, face dapet, serta wawasan kebangsaan juga bagus," jelas Wayan Suarnika yang juga berprofesi sebagai pengacara.


Demikian halnya selama latihan, Guruh menunjukan disiplin, selalu semangat dan mengerahkan semua kemampuannya untuk menunjukan kualitas.

Ini semua untuk menarik perhatian para pelatih serta pamong agar Guruh bisa masuk pasukan 8 inti.

Baca juga: Peringati Hari Kemerdekan RI ke-78, Badung Gelar Gerakan Pembagian Bendera Merah Putih Tahun 2023


"Ia dikenal selalu sportif. Misalnya Guruh melakukan kekeliruan saat latihan. Sebelum ia dihukum, malahan Guruh Sendiri yang meminta dihukum karena sadar kekeliruannya. Itu juga yang dibenarkan oleh salah satu pelatih," ungkap Suarnika.


Made Guruh baru akan bertolak dari Jakarta dan pulang ke rumahnya di Dusun Lepang, Desa Takmung, pada Rabu (23/8/2023) nanti.

Ia berharap setelah Made Guruh di Bali, bisa mendapat perhatian dari gubernur karena telah berjuang mengharumkan nama Bali di Istana Negara.

Baca juga: Dukung Gerakan 10 Juta Bendera Merah Putih, Kesbangpol Bali Kumpulkan Bendera

Terlebih setelah dipercaya menjadi pembentang bendera pusaka saat upacara penurunan bendera di Istana Merdeka.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved