Pilpres 2024
Konsekuensi Budiman Sudjatmiko Dukung Prabowo Subianto, Terancam Dipecat dari PDIP: It's Okay
Politisi PDIP, Budiman Sudjatmiko terancam akan dipecat dari partainya usai berpindah haluan untuk dukung Prabowo Subianto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Politisi PDIP, Budiman Sudjatmiko terancam akan dipecat dari partainya usai berpindah haluan untuk dukung Prabowo Subianto.
Ancaman ini nyata usai beberapa petinggi partai menyayangkan sikap yang ditunjukkan oleh politisi partai PDIP tersebut.
Hal ini mengingat PDIP sendiri sudah resmi mengusung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang.
Namun hal ini tidak dianggap serius oleh Budiman Sudjatmiko.
Baca juga: Survei Libang Kompas: 69,9 Persen Pendukung Anies Baswedan Mengalir ke Prabowo Subianto
Dia menilai kalau dirinya berpindah untuk mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 mendatang ketimbang Ganjar Pranowo bukanlah hal yang bersiko tinggi.
Hal ini disampaikannya saat mejadi pembicara di Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) 2023 yang diselenggarakan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Tenis Indoor Senayan, Jakarta pada Selasa (22/8/2023).
Baca juga: Prabowo Subianto Banjir Dukungan, Tak Sangka Politisi Top PDIP Ikut Dukung Prabowo Presiden 2024
Awalnya, Budiman ditanyai oleh Dewan Penasehat PSI, Helmy Yahya terkait keberaniannya beralih dari mendukung bacapres Ganjar Pranowo ke Prabowo.
Ia pun menjawab bahwa deklarasi dukungan terhadap Prabowo olehnya beberapa waktu lalu tidak butuh keberanian.
"Termasuk Anda sekarang berani dari nentang Pranowo ke Prabowo?" tanya Helmy.
"Itu (mendukung Prabowo sebagai capres) nggak perlu keberanian itu, " jawab Budiman.
"Kenapa?" tanya Helmy singkat.
"Ya, nggak ada risikonya. Apa resikonya?" tanya Budiman balik ke Helmy.
Baca juga: Peluang Erick Thohir Jadi Sandingan Prabowo Subianto, Pengamat: Hubungan Dekat dengan Prabowo
Kemudian, Helmy menyebut bahwa resiko tertinggi yang bakal dialami Budiman yaitu terancam dipecat dari PDIP usai mendukung Prabowo sebagai capres.
Mantan aktivis '98 itu lalu menjawab bahwa pemecatan bukanlah resiko tertinggi yang pernah dialaminya.
"Anda bisa dipecat (usai dukung Prabowo)," kata Helmy.
"Dipecat dari sebuah organisasi, menurut saya bukan risiko tertinggi yang pernah saya alami. It's okay, nggak apa-apa lah," jawab Budiman disambut tawa Helmy dan peserta yang hadir.
Budiman pun mengutip pernyataan mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Winston Churchill yang menyebut bahwa dalam politik, orang bisa mati berkali-kali.
Sehingga, Budiman menilai kutipan tersebut cocok dengan kondisi yang dialaminya saat ini.
Lebih lanjut, Budiman juga turut mengomentari pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri terkait manuvernya mendukung Prabowo layaknya tarian dansa.
Dirinya menganggap pernyataan Megawati adalah hal biasa dalam politik.
Budiman juga mengklaim bahwa Megawati masih memaklumi manuver politiknya dengan mendukung Prabowo sebagai capres.
"Orang menari, berdansa, orang gonta-ganti pasangan biasa dalam politik. Jadi apa yang saya lakukan di mata Bu Mega masih dianggap dalam batas-batas kewajaran."
"Dan saya harap, kunjungan saya ke PSI juga dalam batas-batas kewajaran," pungkasnya.

Di sisi lain, Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menjelaskan konsekuensi besar yang dihadapi usai Budiman Sudjatmiko pilih dukung Prabowo Subianto.
Ujang Komarudin mengakui kalau pilihan dari Budiman Sudjatmiko ini akan sangat merugikan PDIP yang notabene sudah resmi mengusung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang.
Konsekuensi dari tindakan ini sangat jelas mengingat hal ini akan memecah suara Ganjar Pranowo untuk hijrah ke Prabowo Subianto.
Diketahui Prabowo dan Budiman telah resmi mendeklarasikan relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) pada Jumat (18/8/2023) di Marina Convention Center, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
"Dan terakhir Budiman Sudjatmiko juga mendukung Prabowo. Dalam konteks Budiman Sudjatmiko deklarasi Prabowo ya relawan Prabowo Budiman di Semarang,”
“Itu tentu ini sangat merugikan PDIP karena bukan hanya persoalan Budiman mendukung Prabowo saja," kata Ujang dilansir dari Tribunnews.com pada Selasa (22/8/2023).
Dikatakan Ujang, publik akan menilai PDIP sedang tidak baik-baik saja terkait dukungan kadernya itu untuk Prabowo Subianto.
"Tetapi persoalan publik akan menuduh persoalan bahwa PDIP sedang tidak baik-baik saja, sedang retak, sedang terjadi problem atau masalah di internal yang sedang tidak bersatu," jelasnya.
Kemudian Ujang juga menilai putusan Budiman Sudjatmiko untuk Prabowo itu pastinya ada alasannya tersendiri.
"Tentu Budiman punya alasan terkait dengan dukungan tersebut dan punya alasan terkait deklarasinya di kandang banteng itu," tutupnya. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Terancam Dipecat dari PDIP usai Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko: Bukan Risiko Tertinggi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.