Berita Jembrana

38 Banjar di Empat Kecamatan Berpotensi Kekeringan, Alami Debit Air Menurun Dampak El Nino

38 Banjar di Empat Kecamatan Berpotensi Kekeringan *Alami Debit Air Menurun Dampak El Nino

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Fenty Lilian Ariani
ist
Personel BPBD Jembrana saat mendistribusi air bersih di wilayah Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Rabu 23 Agustus 2023 kemarin. 

NEGARA, TRIBUN-BALI.COM - Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana kembali melakukan pendataan wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan dampak El Nino sejak Rabu 23 Agustus 2023 kemarin.

Dari empat kecamatan yang sudah didata, sedikitnya ada 38 banjar/lingkungan di delapan desa dan dua kelurahan yang berpotensi.

Kemudian ada belasan ribu KK warga setempat yang terdampak.

Menurut data yang diperoleh dari BPBD Jembrana, dua Kecamatan yang sudah terdata adalah Kecamatan Melaya dan Negara.

Rinciannya, di Kecamatan Melaya ada dua desa yakni 7 banjar di Desa Tukadaya dan 5 banjar di Desa Manistutu.

Rata-rata wilayah ini mengalani debit air yang menurun dan sebagian besar tak memiliki bak penampungan air induk. 

Sementara di Kecamatan Negara tercatat ada 6 Banjar di Desa Berangbang dan 2 lingkungan di Kelurahan Baler Bale Agung.

Pemicunya hampir sama yakni mengalami debit air yang menurun dan tidak punya bak penampungan air.

Di Kecamatan Jembrana tercatat ada satu Kelurahan dan dua Desa yang berpotensi. Rinciannya tiga lingkungan di Kelurahan Pendem, tiga banjar di Desa Batuagung, serta dua Banjar di Desa Dangin Tukadaya. 

Di Kecamatan Mendoyo, sedikitnya ada tiga desa yang berpotensi mengalami kekeringan dampak El Nino.

Rinciannya, dua Banjar di Desa Mendoyo Dauh Tukad, serta masing-masing 4 Banjar di Desa Pohsanten dan Desa Pergung. Secara umum karena wilayah tersebut mengalami penurunan debit air.

"Hingga hari ini, sudah empat kecamatan yang dilakukan pendataan. Sisanya, satu kecamatan lagi masih berproses. Mungkin besok sudah klop datanya," kata Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra saat dikonfirmasi, Kamis 24 Agustus 2023.

Agus Artana melanjutkan, secara umum pendataan ini hampir sama dengan yang sebelumnya.

Namun, saat ini karena ada fenomena El Nino yang menyebabkan perubahan pola cuaca secara global sehingga didata ulang.

Baca juga: Profil Menteri ESDM Arifin Tasrif, Lulusan ITB 1977, Pernah Jabat Dubes Indonesia untuk Jepang

Dan ternyata, dari dua kecamatan ada tiga desa dan satu kelurahan yang berpotensi mengalami kekeringan.

Rata-rata mengalami debit air menurun serta sebagian besar tak memiliki bak penampungan air.

"Kita data lagi untuk mengetahui kondisi riil saat ini," ungkapnya. 

Disinggung mengenai upaya penanganan atau solusi untuk ribuan KK yang terancam terdampak kondisi ini, Agus Artana menyebutkan pihaknya sudah merencanakan suplai air bersih sesuai kebutuhan warga. 

"Suplai air bersih jika dibutuhkan. Untuk sementara ini air bersih yang sudah disitribusikan 20 ribu liter lebih di kawasan Kelurahan Pendem. Di wilayah ini juga terdampak dan mengalami penurunan debit air," jelasnya. 

Dia mengimbau, kepada masyarakat yang memang membutuhkan air berish agar segera melapor atau menginformasikan kondisi tersebut lewat aparat desa setempat untuk dilanjutkan ke BPBD Jembrana.

Semua kebutuhan diupayakan dipenuhi. 

"Jika dibutuhkan, kami siap supplai air bersih ke lokasi yang dibutuhkan," tandasnya.

BMKG Prediksi Musim Kemarau Hingga November

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jembrana, I Made Sapta Budiarta mengatakan, sejak awal musim kemarau tahun ini, pihaknya telah menyalurkan sedikitnya 22.750 liter air bersih.

Jumlah tersebut disalurkaan di wilayah Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana. 

"Kita sedang pendataan desa/kelurahan yang berpotensi kekurangan air bersih," katanya.

Dia menyatakan, menurut hasil rapat yang dilakukan di Pemprov Bali, BMKG memprakirakan musim kemarau bakal berlangsung hinga November mendatang.

Kemungkinan akhir November atau awal Desember, musim hujan bakal dimulai. 

"Sesuai keterangan BMKG waktu rapat seperti itu. Semoga saja tidak terjadi, karena kemarau panjang bakal sangat terdampak untuk di wilayah yang berpotensi kekeringan," harapnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved