Begini Dampak Buruk Insomnia bagi Kesehatan Mental dan Produktivitas, Cegah dengan Cara ini

TRIBUN-BALI.COM - Aktivitas masyarakat perkotaan yang padat seringkali membawa dampak buruk berupa kurang tidur atau insomnia kepada sebagian orang. Ketika rutinitas padat dan mobilitas yang tinggi seperti pekerjaan kantor menjadi rutin, insomnia menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi. 

Di Indonesia, prevalensi insomnia atau gangguan tidur cukup mengkhawatirkan, dengan data dari jurnal NERS (2020) mengungkap angka mencapai 67 persen. Dari angka tersebut, 55,8 persen mengalami insomnia ringan dan 23,3 persen mengalami insomnia sedang.

Tahukah Anda bahwa menurut National Sleep Foundation, orang dewasa seharusnya mendapatkan waktu tidur antara 7-9 jam setiap malamnya? Sayangnya, banyak dari kita tidak memenuhi kebutuhan tidur ini, terutama di tengah tekanan aktivitas. Dampaknya dapat melibatkan kesehatan fisik dan mental yang terganggu, yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas di tempat kerja.

Melansir dari Kompas.com pada Sabtu (11/6/2022), kurang tidur dalam jangka pendek dapat berdampak buruk dengan gejala seperti kelelahan, kantuk berlebihan, gangguan kognitif, tingkat stres yang meningkat, dan penurunan kualitas hidup bisa dirasakan. Namun, jangka panjang dari masalah ini dapat menjadi lebih serius.

Gangguan kesehatan yang mungkin muncul akibat insomnia kronis tidak boleh diabaikan. Masalah seperti hipertensi, diabetes, serangan jantung, gagal jantung, stroke, obesitas, dan depresi dapat berkembang karena pola tidur yang tidak seimbang. Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kualitas tidur kita demi kesejahteraan jangka panjang.

Mengenali pentingnya tidur yang berkualitas menjadi langkah awal dalam menjaga kesehatan fisik dan mental kita. Sebagai masyarakat modern, menyadari perlunya menjaga pola tidur yang baik adalah investasi bagi kualitas hidup dan produktivitas kita secara keseluruhan.

Mengatasi masalah kurang tidur

Terdapat beberapa cara untuk mengatasi kurang tidur. Pertama, jangan terlalu lama tidur siang. Dilansir dari American Heart Association, durasi tidur siang yang ideal adalah 20-30 menit. Lebih dari itu, tidur siang dapat mempengaruhi durasi tidur malam.

Kedua, hindari memikirkan hal berat saat berbaring di kasur. Saat otak memproses hal-hal berat, seperti rencana esok hari atau deadline pekerjaan, Anda tidak akan bisa rileks dan terlelap.

Ketiga, atur lingkungan tempat tidur agar nyaman. Suasana tempat tidur berpengaruh terhadap kualitas tidur. Untuk bisa tidur, Anda bisa mengatur intensitas cahaya dan suhu sekitar ruangan.

Anda bisa pula menambahkan aromaterapi untuk menciptakan suasana nyaman di kamar tidur. Salah satunya adalah aromaterapi dari SAREE, yakni Bali/Holiday.

Dalam bahasa Bali, “saree” berarti tidur. Perusahaan lokal inovatif yang terinspirasi dari budaya Bali ini menciptakan aromaterapi berupa minyak esensial yang membantu Anda mendapatkan kualitas tidur yang baik.

Kemudian, penamaan “Bali/Holiday” pada varian aromaterapi SAREE bertujuan agar pengguna dapat menikmati sensasi berlibur layaknya di Bali. Pasalnya, tidur berkualitas layaknya “liburan” yang bisa memberikan energi baru.

Adapun aromaterapi SAREE Bali/Holiday terbuat dari bahan-bahan alami asli Indonesia, yakni minyak atsiri dari buah pala yang tumbuh di Jembrana, Bali. Minyak atsiri ini telah terbukti ampuh membantu tidur lebih cepat dan meningkatkan kualitas tidur.

Selain pala, aromaterapi tersebut juga terbuat dari patchouli, mawar, benzoin, dan jeruk.