Pemilu 2024
Karma Mengabdi di Tanah Leluhur, Irjen Mahendra Jaya Dilantik Jadi Pj Gubernur Bali, Simak Beritanya
Ponsel Sang Ketut Mahadewa berdering setiap pukul 07.00 Wita. Bukan bunyi alarm, melainkan panggilan video dari sang kakak, Irjen Sang Made Mahendra J
Penulis: I Putu Darmendra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Ponsel Sang Ketut Mahadewa berdering setiap pukul 07.00 Wita.
Bukan bunyi alarm, melainkan panggilan video dari sang kakak, Irjen Sang Made Mahendra Jaya.
Panggilan itu dimulai oleh Mahendra Jaya, sosok yang kini menjadi Pj Gubernur Bali menggantikan I Wayan Koster.
Satu per satu anggota keluarga hadir di layar.
Mereka saling berkabar, bertanya tentang keadaan, bertukar cerita satu sama lain.
Bak tradisi, mereka melakukan itu nyaris setiap pagi, penuh tawa dan tanpa rasa bosan.
Ini cara keluarga Irjen Sang Made Mahendra Jaya melepas rindu.
Mahendra Jaya dengan ibu dan lima saudaranya tinggal di belahan kota berbeda.
Ada yang tinggal di Kupang, Samarinda, Balikpapan, hingga Papua.
Hanya Sang Ketut Mahadewa alias Sang Kecuk yang menetap di rumah tua, di Desa Temesi, Kecamatan Gianyar.
Sang Kecuk lah yang menjaga rumah itu, rumah yang menjadi tempat mereka berkumpul saat hari raya keagamaan atau saat odalan merajan.
"Kakak saya (Irjen Mahendra Jaya) video call setiap pagi, kakak yang memulai sekitar jam tujuh. Kami bercanda, ngobrol, menanyakan kabar keadaan. Ini cara kami menjaga hubungan dalam keluarga, saling komunikasi," ujar Sang Kecuk kepada Tribun Bali, Senin (4/9).

Kecuk tak bisa menyembunyikan perasaannya saat mengetahui sosok kakak yang sewaktu kecil ia ajak main perang-perangan, sekarang menjadi Pj Gubernur Bali.
Kabar memang mengejutkan. Kecuk pun berharap kakaknya mendapat kelancaran dalam menjalankan tugas-tugas barunya.
Menjadi pemimpin bukan hal mudah.
Namun Kecuk percaya, Jenderal polisi bintang dua kelahiran Singaraja pada 3 Juli 1966 itu, bisa menjalankan peran itu dengan baik.
Dalam sebuah video call, keluarga ini menyimpulkan, Irjen Mahendra sedang menjalankan karma mengabdi di tanah leluhur.
"Tentu saya sangat luar biasa senang, bahagia. Matur suksma majeng ring Sang Hyang Widhi Wasa, majeng ring leluhur. Saya tak menyangka kakak menjadi Pj Gubernur Bali. Kami menyambut ini dengan rasa syukur, semoga lancar," kata Kecuk.
Sang Kecuk mengingat masa bocil bersama kakaknya, Irjen Mahendra Jaya.
Saat kecil, ia dan kakaknya sekolah di sebuah SD di Kota Kupang.
Ayahnya yang pegawai negeri sipil mendapat tugas di sana. Ia dan kakaknya kerap bermain bersama anak-anak kompleks perumahan lainnya.
Mereka perang-perangan, menjelajahi sungai dan hal-hal menyenangkan lainnya.
Mahendra Jaya semasa kecil sudah menunjukkan karakter kepemimpinan.
Tiap kali bermain, ia selalu menjadi yang terdepan. Kalau perang-perangan, dialah pemimpin pasukan.
"Dulu waktu di Kupang, saya bermain dengan kakak dan anak-anak di komplek sana. Dia memang selalu menjadi pemimpin. Main perang-perangan, dialah yang terdepan. Kalau saya ingat-ingat, karakter kepemimpinan kakak saya sudah terlihat dari sejak kecil," kenang Sang Kecuk.
Ditunjuk sebagai Pj, Sang kecuk hanya ingin melihat kakaknya bisa membawa Bali ke arah yang lebih baik.
"Saya harap kakak saya menjadi pemimpin Bali yang baik, melanjutkan yang baik, mengarahkan Bali menjadi lebih baik," ujarnya.
Irjen Mahendra Jaya adalah anak kedua dari enam saudara.
Ia lahir dari pasangan Sang Made Wisaya dan Desak Made Subiksi.
Sang Made Wisaya adalah PNS dan Desak Made Subiksi adalah ibu rumah tangga.
Setelah pensiun, Sang Made Wisaya memantapkan diri ngayah sebagai Jro Mangku di Pura Giri Jaya Natha, Balikpapan.
Kakak pertama Irjen Mahendra bernama Sang Ayu Kompyang Maharini.
Sedangkan adik-adiknya adalah, Sang Ayu Nyoman Mahadewi, Sang Ketut Mahadewa, Sang Putu Mahardika, dan Sang Ayu Made Mahartini.
Sejak ayahnya meninggal dunia, Mahendra Jaya yang menggantikan peran sebagai ayah. Ia membimbing adik-adiknya, mengarahkan, dan menasehati.
Bahkan tak jarang juga memarahi. Namun semua itu untuk kasih sayang, terlebih mereka tinggal berbagai belahan kota di Indonesia.
"Sosok kakak di mata saya bener-bener sebagai pengganti ayah setelah ayah saya meninggal. Kakak saya lah yang mengambil peran itu, yang memarahi, menasehati, mengarahkan adik-adiknya," ujar Sang Ketut Mahadewa.
Pria yang akrab disapa Sang Kecuk ini selalu mendapat panggilan lebih dulu jika Irjen Mahendra pulang ke Desa Temesi, Gianyar.
Biasanya Perwira Tinggi Polri itu pulang untuk sembahyang, bahkan saat sesibuk apapun.
"Kecuk, saya kal mulih (saya mau pulang), mau sembahyang," demikian Sang Kecuk meniru ucapan kakaknya saat akan datang. "Kalau ke Bali, sesibuk apapun acaranya di Denpasar, pasti menyempatkan diri pulang untuk sembahyang. Kadang Pak Tito mengingatkan untuk pulang," sambungnya.
Meski tak lama, namun waktu kebersamaan satu sampai dua jam sangat berarti untuk keluarga ini. "Setelah sembahyang, kami ngopi dan ngobrol-ngobrol dan tentu makan be guling, makanan kesukaan kakak saya, kemudian balik setelah sejam dua jam kami bertemu," kata Sang Kecuk. (ipd)
Ibu Berdoa yang Terbaik Nak!
PRESIDEN Joko Widodo telah menunjuk Irjen Sang Made Mahendra Jaya sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Bali menggantikan Wayan Koster yang masa jabatannya berakhir. Pelantikan Irjen Mahendra Jaya digelar di Jakarta, Selasa (5/9), bersamaan dengan pelantikan sembilan Pj Gubernur lainnya.
Benar kata pepatah, di balik pria sukses ada perempuan yang hebat. Begitu kira-kira yang bisa menggambarkan peran Desak Made Subiksi, ibu Irjen Mahendra Jaya. Ia yang membesarkan Mahendra Jaya, membingbing hingga sampai pada pencapaian saat ini.
"Saya seorang ibu, hanya mendoakan agar anak-anak saya sehat. Saya mendidik dengan keikhlasan saja. Ibu yang kewajibannya merestui jalan anak-anaknya. Kami sama-sama saling mengisi. Saya hanya mendoakan yang terbaik nak," ujar Desak Made Subiksi dari layar video call, saat Tribun Bali mengunjungi rumah keluarga tersebut di di Desa Temesi, Kecamatan Gianyar, Senin (4/9).
Ucapan itu membuat lima anaknya yang ada di panggilan bersama, terdiam sejenak. Mereka mengucapkan terima kasih atas kasih sayang tak bersyarat itu. Mereka meminta doa agar Irjen Mahendra bisa mengemban tugasnya yang baru dengan penuh amanah.
Kemudian Sang Ayu Kompyang Maharini mengambil alih pembicaraan. Ia kakak yang tutur katanya terdengar bijaksana. Ia mengingatkan, jabatan sebagai pemimpin daerah bukan hal yang mudah. Ada nama baik yang harus dijaga.
"Ini sebuah karma yang harus dilalui, karma mengabdi di tanah leluhur. Dumogi adik saya sehat dan bisa melaksanakan tugas dengan baik. Karena bagaimanapun ini sesuatu yang tidak gampang, ini sulit," tuturnya.
"Apalagi di tanah leluhur, harus benar-benar jaga nama baik keluarga, nama baik semuanya. Berpijaklah ke bumi sebelum melihat ke langit," ujar Sang Ayu Kompyang Maharini. Pesan itu menjadi penutup obrolan mereka kali ini lewat video call. Satu sama lain melambaikan tangan melanjutkan aktivitas. (ipd)
Koster Sudah Kemasi Barang
GUBERNUR Bali, Wayan Koster berakhir masa jabatannya, Selasa (5/9). Koster mengatakan sudah mengemas barang-barangnya dari rumah dinas.
“Sudah. (kemas-kemas ) sudah ngepak-ngepak barang. Baju dan celana (yang dikemas),” kata Koster ketika ditemui pada acara Pengarahan Menteri PAN RB, tentang Reformasi Birokrasi dan Manajemen ASN serta penyerahan dokumen Haluan Pembangunan Bali 100 Tahun (Tahun 2025 – 2125), Senin (4/9).
Setelah itu, kata Koster, ia akan tinggal di kampung halamannya yakni Desa Sembiran, Tejakula, Buleleng. Ia pun berpesan terhadap Pj Gubernur yang baru ini agar melaksanakan tugas yang telah diputuskan. “Laksanakan yang sudah diputuskan,” imbuhnya singkat.
Ketika diwawancarai media seusai mengikuti Rapat Paripurna DPRD Bali terakhir di masa jabatannya, Koster mengharapkan Pj Gubernur Bali tetap dapat menjaga adat dan kebudayaan Bali, membangun ekosistem lingkungan yang bersih, melanjutkan pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana strategis, kemudian juga peningkatan penggunaan produk lokal Bali. "Dan yang harus kita apresiasi secara khusus UU Provinsi Bali bisa terbit, dan haluan Provinsi Bali 100 tahun," kata Koster.
Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur Bali, Koster mengatakan akan beristirahat total karena selama lima tahun ia merasa kurang tidur. Kemudian karena ia masih sebagai ketua partai, ia akan mengurus pemilu legislatif dan Pilpres 2024 pada Februari mendatang. "Sudah harus tancap gas lagi," tandasnya.
Sementara itu, tanggapannya yang banjir pujian dari DPRD Bali saat mengatakan momen perpisahan di sidang Paripurna, Koster mengatakan, selama memimpin Bali ia merasakan suasana yang kondusif selama 5 tahun dalam konteks hubungan eksekutif dengan legislatif. Koster mengatakan saat 3 periode di DPR RI ia mengatakan akan selalu ada dinamika, namun untuk di Bali ini ia merasakan suasana kekeluargaan yang sangat tinggi sehingga semua pembahasan peraturan daerah (Perda) dan kebijakan itu berjalan dengan lancar, sukses, sangat cepat, dan hubungan yang produktif.
"Tentu saja apa yang sudah diputuskan program tahun 2023 sampai Desember, terutama program tahun 2024 yang sudah dituangkan dalam kebijakan umum anggaran, APBD 2023 perubahan 2024 induk supaya dilaksanakan, termasuk juga kebijakan-kebijakan seperti penggunaan produk lokal. Itu harus didorong terus untuk semakin dipercepat," katanya.
Pelantikan Pj Gubernur Bali digelar di Gedung Kemendagri, Jakarta Pusat, Selasa (5/9). Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Sekwan) Bali, I Gede Indra Dewa Putra mengatakan serah terima Pj Gubernur Bali digelar di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar, Kamis (7/9). "Serah terima 7 September di Ksirarnawa. Posisi Pj di Jakarta, sekarang gladi. Beliau balik dari Jakarta ke Bali tanggal 6 September 2023. Selasa dilantik di Kemendagri," kata Indra ketika ditemui seusai Rapat Paripurna DPRD Bali, Senin (4/9).
Sebelumnya, Wayan Koster terpilih menjadi Gubernur pada 5 September 2018 lalu. Sebelum menjadi Gubernur ia pernah menjabat sebagai anggota DPR RI dari Partai PDIP pada 2004-2018. Dikutip dari Wikipedia, Sebelum terjun ke dunia politik, ia berkecimpung di dunia pendidikan.
Wayan Koster pernah menjadi peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Depdikbud (1988-1994) dan juga dosen di beberapa universitas negeri maupun swasta (1994-2004). Ia menjadi tokoh dari komunitas Hindu dengan pernah menjabat sebagai Wakil Sekjen Perhimpunan Pemuda Hindu (PERADAH) Indonesia dan Sekjen DPP Prajaniti Hindu Indonesia. Pada Pemilu 2014, Wayan Koster merupakan pemegang suara terbanyak di daerah pemilihan Bali dengan 260.342 suara.
Koster lahir di Kota Singaraja pada 20 Oktober 1962. Ia menyelesaikan pendidikan dua belas tahun pertamanya di sana dari tahun 1968, lulus SMA Negeri Singaraja pada 1980. Setelah itu, ia pindah ke Bandung untuk belajar di Institut Teknologi Bandung, dan lulus pada 1987 dengan gelar sarjana matematika. Kemudian meraih gelar magister manajemen dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi International Golden Institute (1995) dan gelar doktor dari Universitas Negeri Jakarta (1999).
Setelah meraih gelar sarjana, Koster bekerja di Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai peneliti antara tahun 1988 dan 1995. Ia kemudian menjadi dosen tidak tetap di Universitas Tarumanegara, Universitas Pelita Harapan, Universitas Negeri Jakarta dan sebuah lembaga ekonomi. (sar)
Profil Pj Gubernur Bali
Nama: Irjen Pol Drs Sang Made Mahendra Jaya MH
Kelahiran: Singaraja, Buleleng, 3 Juli 1966 (usia 57 tahun)
Pangkat: Inspektur Jenderal Polisi
Istri: drg Ida Setiawati
Jabatan sebelumnya: Staf Khusus Mendagri Bidang Keamanan dan Hukum.
Lulusan: Akpol 1989 (berpengalaman dalam bidang reserse)
Sumber: Berbagai sumber: (ipd)
Daftar Nama Anggota DPR RI Dapil Bali yang Dilantik Hari Ini |
![]() |
---|
Temukan Pengganti Banteng, Jokowi dan Gibran Diisukan Segera Berlabuh ke Golkar |
![]() |
---|
Niat Prabowo Ciptakan Klub Presiden, Rangkul Megawati, SBY Hingga Jokowi untuk Jadi Anggota |
![]() |
---|
Daftar Lengkap 35 Anggota DPRD Jembrana Bali 2024, Ni Made Sri Sutharmi Suara Tertinggi |
![]() |
---|
BREAKING NEWS : 22 Petahana dan 13 New Comer Ditetapkan Jadi Anggota DPRD Jembrana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.