Rebo Wekasan
Dianggap Hari Tersial Sepanjang Tahun, Inilah Sejarah Rebo Wekasan, Tersedia 3 Versi Cerita
Simaklah berikut ini sejarah dari tradisi Rebo Wekasan yang konon katanya disebut-sebut sebagai hari tersial sepanjang tahun.
Kala itu, banyak ulama yang menyebutkan bahwa pada bulan Safar, Allah SWT menurunkan lebih dari 500 macam penyakit.
Sebagai antisipasi datangnya penyakit dan agar terhindar dari musibah, para ulama pun melakukan tirakatan dengan banyak beribadah dan berdoa.
Kegiatan tersebut bertujuan agar Allah menjauhkan mereka dari segala penyakit dan malapetaka yang dipercaya turun pada Rabu terakhir di bulan Safar.
Hingga kini, tradisi tersebut masih dilestarikan oleh sebagian umat Islam di Indonesia dengan sebutan Rebo Wekasan atau Rabu Pungkasan.
Kendati demikian, ada pula pendapat lain yang menyatakan bahwa tradisi Rebo Wekasan baru muncul pada awal abad XVII di Aceh, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku.
Baca juga: Ramalan Zodiak Rabu 13 September 2023 untuk Aries, Taurus dan Gemini: Karir, Cinta dan Kesehatan
Ritual Adat yang Dilakukan di Daerah Lain
Selain Yogyakarta, tradisi Rebo Wekasan juga diadakan oleh sebagian masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.
Masih dari Kompas.com, Rebo Wekasan di Aceh dikenal dengan istilah Makmegang. Ritalnya berupa berdoa di tepi pantai dipimpin oleh seorang Teungku, dan diikuti oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, dan berbagai elemen warga Aceh.
Di Jawa, tradisi Rebo Wekasan biasanya dilakukan oleh masyarakat pesisir pantai dengan caranya masing-masing.
Misalnya di Banten dan Tasikmalaya, tradisi Rebo Wekasan dilakukan dengan melaksanakan shalat khusus bersama pada pagi hari di Rabu terakhir bulan Safar.
Di Banyuwangi, tepatnya di Pantai Waru Doyong, tradisi Rebo Wekasan diperingati dengan mengadakan tradisi petik laut.
Selain itu, ada pula tradisi Rebo Wekasan di Banyuwangi yang diadakan dengan cara makan nasi yang dibuat secara khusus di tepi jalan.
Ada juga di Kalimantan Selatan, tradisi Rebo Wekasan disebut Arba Mustamir, yang diadakan dengan berbagai cara, seperti shalat sunah dan disertai doa tolak bala.
Selain itu, ada juga selamatan kampung dengan tidak bepergian jauh, tidak melanggar pantangan, hingga mandi Safar untuk membuang sial. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sejarah dan Asal Mula Rebo Wekasan yang Jatuh pada 21 September 2022.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.