Longsor di Karangasem
Penghasilan Korban Longsor di Karangasem, Cuma Dapat 1,4 Juta per Hari Dari Mencari Batu Tabas
Penghasilan Korban Longsor di Karangasem, Cuma Dapat 1,4 Juta per Hari Dari Mencari Batu Tabas
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Fenty Lilian Ariani
AMLAPURA, TRIBUN-BALI.COM - Suasana duka terlihat di rumah korban yang tertimbun longsor di Dusun Kemoning, Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.
Warga datang silih berganti untuk melayat. Keluarga korban telah mempersiapkan sarana dan prasarana untuk proses pemakaman korban.
Kadek Suardika, keponakan korban tertimbun material longsoran (I Ketut Sueca), mengatakan, keluarga korban merasa terpukul. Seperti belum menerima. Istri serta anak terus bersedih.
"Keluarga tak menyangka. Terlalu cepat meninggalkan kita semua,"sesal Kadek Suardika, Selasa, 12 September 2023 siang kemarin.
Pria asli Kemoning bercerita, korban berkerja sebagai tukang gali bebatuan tabas sudah lama.
Pekerjaan ini hanya sampingan, tak permanen.
Aktivitas mengali bebatuan tabas dilakukan setelah pekerjaan intinya selesai.
Seperti mencari rumput untuk ternak di ladang. Lalu memberi memberi makan ternaknya.
"Pekerjaan aslinya berternak. Mengali bebatuan tabas hanya sampingan. Biar bisa memenuhi kebutuhan dapur, serta keperluan sekolah anaknya. Korban punya 2 orang anak, masih SD,"jelas I Kadek Suardika, pria yang selamat dari longsoran tebing sekitar Sungai Taksu.
Baca juga: Jadi Calon Kuat Pendamping Ganjar Pranowo, Mahfud MD: Kita Tidak Bicara Soal Capres-Cawapres
Baca juga: Kecelakaan di Karangasem Disebabkan Tumpahan Minyak Goreng, 6 Orang Pengendara Tergelincir
Ditambahkan, penghasilan mencari batu tabas tak seberapa jika dibandingkan dengan resiko. Perorang hanya mendapat 1, 4 sampai 1,6 juta dari jual batu yang dikumpulkan selama dua minggu.
"Harga batu tabas satu truk sekitar 7 sampai 8 juta. Untuk dapat 1 truk butuh waktu dua minggu,"kata Dek Suardika.
Hasil penjualan akan di bagi anggota kelompok. Seandainya dalam satu kelompok terdiri dari 5 orang, berarti bagi 5.
Pendapatan yang didapat tergantung jumlah kelompok. Semakin sedikit jumlah anggotanya, semakin banyak hasilnya. Begitu juga sebaliknya."Biasanya kita gali disekitar lahan warga,"akui
Perbekel Buana Giri, I Nengah Diarsa, menambahkan, warga yang bekerja sebagai tukang cari batuan tabas hanya sampingan.
Lokasi lahan yang digali tidak menetap, berpindah - pindah. Biasanya para pengali cari lahan yang ada batu jenis tabas.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.