Berita Nasional

BULLY Parah Di Gresik! Siswi SD Dicolok Matanya Dengan Tusuk Bakso dan Sering Dipalak!

Tepatnya awal Agustus lalu. Korban tiba-tiba dibawa pelajar lain ke lorong dan dimintai uang. Korban yang menolak, matanya dilukai dengan tusuk bakso.

Istimewa
Mata Dicolok - SA diperiksa oleh Unit PPA Satreskrim Polres Gresik, Jawa Timur, Sabtu (16/9). SA, siswi kelas 2 SD dicolok pakai tusuk bakso oleh kakak kelas sampai buta karena menolak dipalak uang jajannya. 

TRIBUN-BALI.COM  - Seorang siswi SD berinisial SA (8) di Menganti, Gresik, Jawa Timur menjadi korban perundungan hingga mata kanannya buta. Aksi perundungan terjadi di lingkungan sekolah di tengah acara lomba HUT RI. Tepatnya awal Agustus lalu. Korban tiba-tiba dibawa pelajar lain ke lorong dan dimintai uang. Korban yang menolak, matanya dilukai dengan tusuk bakso.

Pasca penganiayaan, korban SA mengalami buta mata kanan. Ia pun trauma dan tidak mau kembali ke sekolah. Polisi masih menyelidiki kasus ini. Sementara ayah korban berharap kepolisian dapat mengungkap pelaku yang tega menusuk mata anak sulungnya itu.

Kini, siswi kelas 2 SD itu mengalami kebutaan usai dicolok tusuk bakso oleh teman sekolahnya. Samsul Arif (36), ayah korban mengatakan, setiap hari anaknya membawa uang saku Rp 10 ribu. Namun setiap berangkat sekolah, korban dipalak di sekolah. "Uangnya sering diminta paksa pelaku, pulang sekolah tidak ada sisa," kata Samsul, Sabtu (16/9).

Akibatnya, SA tidak dapat jajan di sekolah karena uangnya dipalak oleh pelaku. Hingga akhirnya pada 7 Agustus lalu, SA tidak memberikan uang jajannya. Korban dipaksa oleh pelaku dan dibawa ke lorong. Di sana SA menutup mata pakai tangan, lalu ditusuk-tusuk dengan lidi tusuk pentol bakso hingga berdarah.

SA dinyatakan buta saat dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya. Sejak kejadian itu, kurang lebih satu bulan, anaknya tidak mau sekolah dan minta pindah.
"Tidak mau sekolah, minta pindah. Tidak saya turutin, karena permasalahan belum selesai. Nanti dikira menghindar. Anak saya tetap les," kata Samsul.

Kepala Sekolah UPT SDN 236 Gresik, Umy Latifah enggan merespons kejadian tersebut. Saat ditemui Tribun Jatim Network di sekolah, Umy berjalan menghindari awak media. "Saya punya hak untuk tidak berbicara," katanya singkat.

Baca juga: BALI Duduki Peringkat Ketiga Kasus Warga yang Nekat Akhiri Hidup! Ini Kata Dokter Jiwa

Baca juga: BALI Duduki Peringkat Ketiga Kasus Warga yang Nekat Akhiri Hidup! Ini Kata Dokter Jiwa

Baca juga: Mahayastra Lengser, Tidak Ada Pesan Khusus Koster Untuk PJ Bupati Gianyar, Dilantik Besok!

Ilustrasi bully, penyiksaan, dan penganiayaan - Seorang siswi SD berinisial SA (8) di Menganti, Gresik, Jawa Timur menjadi korban perundungan hingga mata kanannya buta. Aksi perundungan terjadi di lingkungan sekolah di tengah acara lomba HUT RI. Tepatnya awal Agustus lalu. Korban tiba-tiba dibawa pelajar lain ke lorong dan dimintai uang. Korban yang menolak, matanya dilukai dengan tusuk bakso.
Ilustrasi bully, penyiksaan, dan penganiayaan - Seorang siswi SD berinisial SA (8) di Menganti, Gresik, Jawa Timur menjadi korban perundungan hingga mata kanannya buta. Aksi perundungan terjadi di lingkungan sekolah di tengah acara lomba HUT RI. Tepatnya awal Agustus lalu. Korban tiba-tiba dibawa pelajar lain ke lorong dan dimintai uang. Korban yang menolak, matanya dilukai dengan tusuk bakso. (Pixabay/John Hain)

Sementara itu, Unit PPA Satreskrim Polres Gresik bersama keluarga korban telah mendatangi lokasi kejadian dalam penyelidikan kasus ini. Petugas mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), yang menyebabkan korban mengalami kebutaan.

Samsul menceritakan awal mula peristiwa pahit itu terjadi. Saat itu, Senin (7/8) lalu, putrinya masuk sekolah. Ada acara lomba-lomba 17 Agustus. Tak berselang lama, korban ditarik diduga oleh kakak kelasnya menuju ke sebuah lorong yang berada di antara ruang guru dan pagar sekolah. Di lorong tersebut, korban dimintai uang jajan secara paksa.

"Anak saya tidak mau, wajah anak saya ditutupi tangan kemudian dicolok tusuk bakso itu. Dicolok-colokkan dari atas ke bawah kena bagian mata kanan anak saya. Anak saya takut membasuh matanya dengan air, dan mengusapnya dengan seragam," tambah Samsul.
Saat itu, kata Samsul, ada luka. Dia melihat ada bekas darah di seragam anaknya. Saat pulang sekolah, lanjut Samsul, ia mendapat keluhan dari putrinya bahwa mata kanannya tidak bisa melihat.

"Langsung saya bawa ke Rumah Sakit Cahaya Giri yang berada di Bringkang, Menganti. Kemudian dirujuk ke Rumah Sakit RSMM Jawa Timur hingga akhirnya dirujuk lagi ke RSUD dr Soetomo Surabaya," kata Samsul.

Berdasarkan hasil pemeriksaan di RSUD dr Soetomo Surabaya, diketahui ada kerusakan pada syaraf mata kanan putrinya. Hal itu membuat mata kanan putrinya tidak bisa melihat. Samsul pun geram. Tak terima putrinya yang rajin belajar itu mengalami kebutaan.

"Anak saya mengalami buta permanen, saya datang ke sekolah, saya tidak terima untuk mencari tahu siapa pelakunya. Anak saya nggak tahu siapa nama pelakunya, tapi tahu wajahnya saja. Saya minta CCTV katanya tidak ada rekaman CCTV. Dipersulit. Saya laporkan ke Polres Gresik," kata Samsul. Samsul pun melaporkan kejadian tersebut ke Polres Gresik pada 28 Agsustus 2023 lalu. (tribun network)

Kepala Sekolah Terancam Dicopot

MELIHAT kasus yang dialami SA, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Gresik, Hariyanto, terjun langsung ke SDN 236 yang men jadi TKP perundungan. Tak sendiri, rombongan dari Disdik juga datang bersama unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Gresik. Ia meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus yang dialami SA, agar tak ada informasi liar di lapangan.

"Apa yang terjadi di UPT SDN 236 ini harus diusut tuntas penyebab kejadian tersebut agar tidak menjadi info liar di lapangan mengakibatkan hal-hal kurang positif pendidikan di Kabupaten Gresik," ujarnya, Senin (18/9).

Ia juga menegaskan, tak memperbolehkan kekerasan dalam bentuk apapun di lingkungan sekolah. Seluruh lembaga sekolah, kata Hariyanto, harus memastikan terwujudnya sekolah ramah anak. Pihak dinas juga berjanji tak akan menutupi apa yang terjadi di SDN 236 Gresik.

"Kami dari Dispendik tidak akan menutup-nutupi apa yang terjadi di SDN 236 Gresik nanti akan diketahui persis penyebab dari penurunan daya pengelihatan anak ini, akan tahu penyebabnya nanti kita sama-sama enak, informasi yang berkembang di luar akan menjadi clear," ujar Hariyanto.

Nasib Kepala Sekolah SDN 236 Gresik pun terancam. Hariyanto mengatakan, sanksi akan diterapkan, menunggu hasil dari kepolisian. "Artinya kita lihat dulu seberapa jauh bukti yang menunjukkan kepala sekolah itu, tanggungjawabnya bisa ringan, berat, atau sedang.

Nanti kerjasama dengan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) untuk merumuskan itu. Bisa dijadikan guru, maksimalnya, bisa dijadikan guru. Saat ini masih kepala sekolah sambil menunggu hasil penyelidikannya," sambungnya.

Hariyanto menegaskan, kepala sekolah harus tanggung jawab dengan masalah apapun di sekolah. "Intinya kepala sekolah harus tanggung jawab apapun yang terjadi, apapun bentuknya di lembaga pendidikan," pungkasnya. (tribun network)

 

35 Polisi Turu Tangan

KASAT Reskrim Polres Gresik, AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan, telah menerima laporan tersebut. Dan saat ini masih dalam proses penyelidikan.
"Kami masih memeriksa beberapa saksi," ujarnya.

Pihak kepolisian serius menangani masalah ini. Polres Gresik membuat tim khusus untuk menganani kasus ini yang beranggotakan 35 orang guna mempercepat penanganan perkara. AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan, banyaknya saksi yang diperiksa juga menjadi alasan banyaknya anggota tim khusus tersebut.

"Tim khusus berisi 35 orang untuk mempercepat perkara ini, karena banyak saksi diperiksa," ucapnya, Senin (18/9).

Aldhino juga mengatakan, kasus ini telah masuk ke tahap penyidikan dan sudah gelar perkara Sabtu (16/9) malam. "Sudah masuk tahap penyidikan, Sabtu malam sudah digelarkan perkara ini untuk meningkatkan kasus dari lidik menjadi penyidikan," ujarnya setelah mendatangi rumah korban, Senin kemarin.

Pihak kepolisian juga sudah menyita rekaman CCTV yang ada di sekolah. "Rekaman CCTV ada, kami belum bisa memastikan penghapusan rekaman CCTV karena itu nanti DVR dibawa ke laboratorium forensik," ungkapnya. (tribun network)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved