Berita Gianyar

Dihadapkan Lonjakan Harga Beras, Gus Gaga Harap Mahayastra Tetap Perhatikan Gianyar Usai Menjabat

Wakil Ketua DPRD Gianyar, Ida Bagus Gaga Adi Saputra menilai, sosok Made Mahayastra selama menjabat Bupati Gianyar, dinilai mampu menciptakan iklim

ist
Wakil Ketua DPRD Gianyar, Ida Bagus Gaga Adi harap Mahayastra tetap perhatikan Gianyar meski usai menjabat. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Dinamika masyarakat di Kabupaten Gianyar, Bali selama ini cukup kompleks.

Hal itu menyebabkan kabupaten berjuluk 'Gumi Seni' ini, selalu membutuhkan tokoh central dalam menjaga kondusivitas daerah.

Wakil Ketua DPRD Gianyar, Ida Bagus Gaga Adi Saputra menilai, sosok Made Mahayastra selama menjabat Bupati Gianyar, dinilai mampu menciptakan iklim kondusif di Gianyar.

Baca juga: PJ Bupati Gianyar Resmi Diduduki Dewa Tagel, Sementara Itu PJ Gubernur Bali Tunjuk Plh BPKAD Bali


Karena hal tersebut, Gus Gaga sapaannya, berharap Mahayastra tetap memperhatikan masyarakat Gianyar secara umum, meskipun tak menjabat bupati. 


"Ke depan akan ada banyak persoalan yang sangat membutuhkan sumbangsih pemikiran tokoh, karena itu, saya berharap Pak Agus tetap memperhatikan Gianyar, meskipun sudah tak menjabat Bupati," ujar Gus Gaga, Selasa 19 September 2023.

Baca juga: Seusai Menjabat Bupati Gianyar, Mahayastra Ingin Rasakan Bangun Kesiangan

Politikus Demokrat itu mengungkapkan, saat ini saja, masyarakat sedang menghadapi persoalan melonjaknya harga beras sejak beberapa pekan lalu, dari harga HET Rp 12.200 per kilogram (Kg) menjadi Rp 14.000.

"Ada banyak warga, baik konsumen pangan berbahan beras hingga pedagang makanan, makin kesulitan karena terdampak harga beras makin melambung," ujarnya.

Baca juga: Gianyar Tak Ikut Test CPNS dan P3K Tahun 2023


Menurutnya, lonjakan harga tersebut, membuat masyarakat dilema.

Di satu sisi, beras sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah, di sisi lain, harga yang mencekik itu, membuat perekonomian masyarakat semakin sulit.

Jikapun mereka ingin beralih ke komoditas lain, seperti jagung, ketela hingga ubi, komoditas tersebut tak bisa ditemukan setiap hari.

Baca juga: Lonjakan Harga Beras Pengaruhi Jajanan Upakara di Gianyar Bali


Tidak kalah dilematis juga bagi para ribuan pedagang makanan di Gianyar.

Terutama pedagang nasi jingo, jaja bali, tipat cantok, kerupuk, dan sejenisnya.

Lonjakan harga beras ini membuat mereka harus berpikir ketika memproduksi dagangan.

Baca juga: 49 Kasus Rabies Bawa Bangli Peringkat 3, Pertama Karangasem, Kedua Kabupaten Gianyar

"Agar bisa untung, karena lonjakan harga beras ini, maka makanan yang dijual pasti berlipat lebih mahal dari sebelumnya. Tapi, menaikkan harga jual makanan akan mustahil karena takut kehilangan pelanggan."

"Bagi para pedagang mengurangi porsi makanan baik bungkus dan piringan, juga bukan sebuah cara terbaik bagi pedagang," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved