Sponsored Content
Lihadnyana Salurkan 299 Pekat Bantuan Pangan Untuk Warga Sukasada Buleleng
Lihadnyana menjelaskan, kunker ini untuk melaksanakan program dan keberpihakan kepada masyarakat khususnya kepada yang kurang beruntung
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana melaksanakan kunjungan kerja (kunker) di Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali.
Pada kunker kali ini, Lihadnyana menyalurkan 299 paket bantuan pangan yang berasal dari Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) kepada 299 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) beserta bantuan lainnya.
Tatap muka dengan masyarakat dan penyerahan bantuan secara simbolis dipusatkan di Wantilan Desa Adat Sukasada, Jumat 22 September 2023.
Dalam sambutannya, Lihadnyana menjelaskan, kunker ini untuk melaksanakan program dan keberpihakan kepada masyarakat khususnya kepada yang kurang beruntung di Kecamatan Sukasada.
Baca juga: BAHAYA Topografi Buleleng, Lihadnyana Mulai Sadar, Pemkab Harus Sedia Anggaran Saat Terjadi Bencana
Selain penyaluran bantuan pangan, juga ada penyaluran berbagai bantuan lainnya.
Termasuk masyarakat yang masuk kategori miskin ekstrem.
“Khusus untuk miskin ekstrem, kita bantu semuanya mulai dari bedah rumah, pangan, kesehatan dan pendidikan. Ini dilakukan karena saya yakin kita semua tidak ada yang berharap seperti mereka. Atas dasar itu kami datang memberi dan berbagi kepada suadara di Kecamatan Sukasada,” jelasnya.
Pada tatap muka ini, disalurkan 299 paket bantuan pangan kepada 299 KPM.
Satu paket bantuan pangan tersebut berjumlah 10 kilogram beras.
Bantuan pangan ini penting untuk disalurkan karena terjadi kenaikan harga beras belakangan ini.
Saat ini sudah menyentuh harga Rp 14 ribu lebih.
Jika dibantu, pembelian beras bisa ditunda sehingga harga bisa turun.
Meskipun pemerintah sudah berupaya keras.
“Masyarakat keinginannya agar harganya tidak terlalu mahal. Tapi kalau terlalu murah, pedagang juga akan kelimpungan,” ujar Lihadnyana.
Lihadnyana mengungkapkan saat ini pemerintah sedang membangun gerai yang ada di pasar.
Apabila harga bahan pokok naik, gerai tersebut akan mengintervensi.
Gerai tersebut hadir bukan untuk menyaingi pedagang.
Pemerintah berkewajiban melindungi masyarakatnya.
Hal seperti ini yang semestinya dipahami seluruh pihak.
Itulah alasannya kebijakan membangun gerai diambil.
“Kalau harga naik, pemerintah wajib bertanggungjawab dalam bentuk intervensi. Bukan menyaingi pasar-pasar yang ada. Jika harga murah, ya tidak apa-apa. Pemerintah tidak boleh berdagang. Tetapi saat harga naik, saat itu pula gerai akan dimanfaatkan,” ungkap dia.
Selain bantuan pangan sebanyak 299 paket, Lihadnyana juga menyalurkan beberapa bantuan yaitu Bantuan Sosial Uang (BSU) Disabilitas kepada lima KPM, satu buah kursi roda kepada penyandang disabilitas, 30 paket sembako kepada lansia, 26 unit peningkatan kualitas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bagi keluarga miskin ekstrem, tiga paket sarana prasarana budidaya ikan air tawar, dan 20 paket sembako kepada kader PKK. (*)
Kumpulan Artikel Buleleng