Berita Bali

Apresiasi Desa Adat yang Bisa Selesaikan Masalah Adatnya Sendiri, Ini Anugerah MDA Bali

Nama penghargaan itu adalah 'MDA Kanti Kerta Bali Nugraha' yang akan diberikan kepada Desa Adat berprestasi. 

Anak Agung Seri Kusniarti/Tribun Bali
MDA bekerjasama dengan BPR Kanti memberikan apresiasi berupa penghargaan kepada Desa Adat di Bali yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.  Nama penghargaan itu adalah 'MDA Kanti Kerta Bali Nugraha' yang akan diberikan kepada Desa Adat berprestasi.  Bendesa Agung MDA Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, mengatakan bahwa penghargaan ini untuk memotivasi Desa Adat yang ada di Bali.  

TRIBUN-BALI.COM - Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, kembali melakukan terobosan terbaru. 

Kali ini, MDA bekerjasama dengan BPR Kanti memberikan apresiasi berupa penghargaan kepada Desa Adat di Bali yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. 

Nama penghargaan itu adalah 'MDA Kanti Kerta Bali Nugraha' yang akan diberikan kepada Desa Adat berprestasi. 

Bendesa Agung MDA Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, mengatakan bahwa penghargaan ini untuk memotivasi Desa Adat yang ada di Bali. 

"Motivasi Desa Adat, dan memberikan reward kepada yang lain. Dengan begitu mereka merasa dihargai, diapresiasi, kemudian berlomba-lomba mendapatkan reward itu," sebutnya di Denpasar, 25 September 2023. 

Baca juga: Larangan Mendaki Gunung di Bali, Kemenparekraf Akan Ikuti Aturan Perda 

Baca juga: Dua Truk Mogok di Tanjakan Samsam Tabanan, Salah Satunya Kehabisan Solar!

Bendesa Agung MDA Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, mengatakan bahwa penghargaan ini untuk memotivasi Desa Adat yang ada di Bali. 
Bendesa Agung MDA Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, mengatakan bahwa penghargaan ini untuk memotivasi Desa Adat yang ada di Bali.  (Anak Agung Seri Kusniarti/Tribun Bali)

Penyarikan Agung MDA Provinsi Bali, I Ketut Sumarta, menjelaskan bahwa penghargaan ini baru pertama kali dilakukan oleh MDA Bali. 

"Desa Adat yang mendapatkan penghargaan adalah yang mampu menyelesaikan masalah adatnya, dengan tuntas baik sekala maupun niskala," katanya. 

Maksudnya, secara sekala adalah hingga tercapainya perdamaian, sementara secara niskala adalah hingga proses matur piuning melalui ritual ke tempat suci. 

Harapannya ini memotivasi 1.500 Desa Adat yang ada di Bali agar kian baik menyelesaikan masalah adatnya. 

Kalau bisa bahkan penyelesaian masalah adat, diselesaikan secara baik-baik di internal terlebih dahulu. 

Namun jika belum bisa terselesaikan melalui kerta desa atau peradilan di tingkat desa. "Barulah minta bantuan ke jenjang MDA, mulai dari MDA kecamatan, kabupaten, hingga provinsi," sebutnya. 

MDA bekerjasama dengan BPR Kanti memberikan apresiasi berupa penghargaan kepada Desa Adat di Bali yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. 

Nama penghargaan itu adalah 'MDA Kanti Kerta Bali Nugraha' yang akan diberikan kepada Desa Adat berprestasi. 

Bendesa Agung MDA Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, mengatakan bahwa penghargaan ini untuk memotivasi Desa Adat yang ada di Bali. 
MDA bekerjasama dengan BPR Kanti memberikan apresiasi berupa penghargaan kepada Desa Adat di Bali yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.  Nama penghargaan itu adalah 'MDA Kanti Kerta Bali Nugraha' yang akan diberikan kepada Desa Adat berprestasi.  Bendesa Agung MDA Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, mengatakan bahwa penghargaan ini untuk memotivasi Desa Adat yang ada di Bali.  (Anak Agung Seri Kusniarti/Tribun Bali)

Penghargaan untuk Desa Adat ini, akan diserahkan pada 27 September 2023, dan menjadi serangkaian acara dalam 'Stakehokder Gathering BPR Kanti'. 

Kemudian di setiap kabupaten/kota di Bali, dipilih 3 Desa Adat yang terbaik. Untuk masuk nominasi penerima penghargaan. Sehingga akan ada 27 Desa Adat yang masuk nominasi penerima penghargaan. 

Lalu akan dipilih satu Desa Adat terbaik, di setiap kabupaten/kota yang berhak mendapatkan MDA Kanti Kerta Bali Nugraha ini. 

"Mudah-mudahan BPR Kanti sebagai pelopor dan memotivasi lembaga-lembaga lain untuk lebih peduli pada Desa Adat. Sebelumnya sejumlah BUMN juga sudah memberikan CSRnya dalam pembangunan gedung MDA di Bali dan kabupaten/kota," imbuhnya. 

Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba, menjelaskan bahwa ini adalah bagian dari CSR BPR Kanti

"Yang penting itu penyaluran CSR adalah kebermanfaatannya, karena kami melihat ini penting bagi Desa Adat. Serta pelatihan untuk generasi muda dalam memahami adat juga penting," sebutnya. 

Apalagi adat dan budaya Bali adalah harta Pulau Dewata yang memang harus dijaga semua pihak. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved