Berita Bali

ATW Solar dan SED Sinergikan Energi Bersih dan Property di Bali, Inovasi Untuk Negeri

Warranty atau ATW Solar untuk mensukseskan kemandirian energi hijau yang diprogramkan pemerintah, dengan mengkolaborasikan energi bersih dan property.

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN BALI/ ADRIAN AMURWONEGORO
ATW Solar dan SED bekerjasama sinergikan energi bersih dan property, di di Pertokoan Kunti Plaza Jalan Kunti I, Seminyak, Kuta, Bali. pada Kamis 27 September 2023. 

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Inovasi terus dikembangkan perusahaan yang di bidang tenaga surya seperti Affordable, Trustworthy, Warranty atau ATW Solar untuk mensukseskan kemandirian energi hijau yang diprogramkan pemerintah, dengan mengkolaborasikan energi bersih dan property.

Meski hingga kini baru mecapai sebesar 14,11 persen, tapi upaya pemenuhan target bauran energi terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025 terus dilakukan Pemerintah.

Untuk itu, ATW Solar melakukan ekspansi ke Bali menggandeng sebuah perusahaan yang berpengalaman di bidang property dan membangun brand baru “Solar Energi Dewata” (SED) menghadirkan produk panel solar energi berkualitas di era modern.

Penandatanganan Kerjasama (PKS) antara kedua perusahaan energi terbarukan di Pertokoan Kunti Plaza Jalan Kunti I, Seminyak, Kuta, Bali. pada Kamis 27 September 2023, yang bertepatan dengan ulang tahun ATW Solar ke-6. 

Executive Director Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai, target bauran EBT tersebut bisa tercapai apabila pemerintah menggencarkan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap.

"Kalau PLTS atap digeber mungkin (bauran EBT,-Red) bisa mencapai 23 persen, plus ada penambahan dari sisi penggunaan biomassa kalau bisa ditingkatkan 10 persen atau 5 persen sesuai dengan target PLN. Jadi kuncinya di situ,” kata Fabby kepada Tribun Bali.

Pada kesempatan yang sama, Vice President Residential dan Retail ATW Solar, Chairiman, mengatakan ATW Solar dan Solar Energi Dewata memiliki visi yang sama dalam mengembangkan green energy. 

Karena itu keduanya sepakat membangun brand yang kuat untuk ekspasi ATW Solar di Pulau Dewata.

“Kerjasama ini diharapkan bisa memberikan solusi bagi semua orang termasuk masyarakat Bali yang ingin beralih ke energi terbarukan,” ujarnya.

Chairiman menjelaskan, bahwa visi besar ATW Solar ialah untuk menghadirkan solusi energi dengan prinsip Affordability (keterjangkauan), Trustworthy (terpercaya), dan Warranty (jaminan), membuat perusahaan ini lebih mementingkan kualitas produk yang dipasarkan.

Karena itu, pihaknya bertekad terus berjuang untuk membuat “Semua Orang Mandiri Energi”. 

Kami tidak berhenti di persebaran Kota besar seperti di Jakarta, Bandung dan Surabaya saja, karena itu kami hadir disini, di Bali,” ujarnya.

Menurut dia, ATW Solar dan SED bakal menyasar ke hampir seluruh segmen pasar di Bali.

Keduanya bertekad untuk membuka semua market property baik residential, commercial sampai industrial. 

“Solar panel dapat di pasarkan ke B2B dan B2C, terutama di Bali banyak villa dan perumahan yang sudah mulai memikirkan konsep “sustainable living” dengan menggunakan barang-barang green energy,” jelasnya.

ATW Solar merupakan perusahaan solusi tenaga surya yang berdiri sejak 2017 yang menawarkan pemasangan panel surya atap.

Perkembangan perusahaan ini cukup mocer. 

Baca juga: Ditunjuk Sebagai Ketua TPN Ganjar, Arsjad Rasjid Mengaku Kaget: Saya Tahunya dari Media Massa

Dalam tempo tiga tahun, ATW Solar telah memasang sekitar 20 Megawatt-peak sistem panel surya, mulai dari skala perumahan, bisnis, hingga industri. 

“Untuk residensial, instalasi yang dilakukan ATW Solar juga telah mencapai jumlah 3000 unit rumah,” tuturnya.

Pihaknya percaya pertumbuhan dan masa depan energi terbarukan di Indonesia. Apalagi dengan dukungan pemerintah yang sangat besar. 

Dukungan itu ditunjukan lewat pemasangan panel surya di kantor instansi pemerintah dan industri. Contohnya, pemasangan panel surya di setiap kantor PLN dan SPBU (hijau). 

“Ini sebagai pionir dan teladan untuk penggunaan Energi Terbarukan di masyarakat,” ujarnya.

Adapun target awal ATW Solar dan SED di Bali adalah membangun awareness mengenai energi terbarukan. 

Untuk memperluas jangkauan, ke depan pihaknya menjalin kerjasama dengan asosiasi penggerak energi terbarukan. 

“Kami bertekad membangun brand yang kuat di industry energi terbarukan terntunya dengan memberikan produk dan service terbaik,” ucap dia.

“Di Bali target awal kami adalah tentunya pemasangan Panel Surya untuk klien Residential dan Villa sebagai pilot project di tahun pertama,” sambung Chairiman.

Solar energi sebagai panel energi surya dapat menekan pengeluaran masyarakat ke depan.

Energi surya dinilai mampu mengurangi atas dampak pemanasan global dan mengurangi ketergantungan atas listrik konvensional.

"Bertepatan dengan HUT ke-6, kini kami memperluas network penjualan ATW Solar. Sebelumnya sudah ada di wilayah Jakarta, Bandung, Surabaya, dan tahun ini di Bali," ujarnya.

Lanjut dia, pemasangan sistem PLTS atap atau teknologi surya lainnya paling sedikit 20 persen dari kapasitas listrik terpasang atau luas atap, dianjurkan terhadap bangunan komersial, industri, sosial dan rumah tangga dengan luas lantai lebih dari 500 meter persegi,

"Kami menyambut Pergub Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih, di mana bangunan pemerintah minimal 20 persen memakai energi surya, lalu selain pemerintah jika bangunannya di atas 500 meter persegi wajib 20 persen memakai energi surya,” kata dia.

“Dari itu, kami melihat Bali sebagai market cukup besar. Bali juga ditunjang sektor pariwisata, termasuk banyak orang asing sudah peduli terhadap Green and Sustainability," sambungnya

Apabila solar panel ditawarkan ke masyarakat Bali memiliki potensi memakai baterai, sehingga lewat potensi energi surya atau matahari yang cukup besar dinilai mampu menciptakan kemandirian energinya. 

"Jadi dapat menggunakan energi surya yang dikombinasikan dengan baterai. Kami bekerja sama dengan PT Solar Energi Dewata yang memiliki bisnis Epic Properti, di sini pula disinergikan terkait energi bersih dan property,” jelasnya.

Apalagi pembangunan properti di Bali mulai bangkit usai pandemi. Dengan begitu, kedepan dapat disinergikan solar energi di pembangunan yang baru menuju mandiri energi.

Dipaparkan Chairiman mengenai skema pasangan solar panel, dengan on-grid, off-grid, atau hybrid. Salah satunya, off-grid jaringan solar panel ini dapat berdiri sendiri tanpa perlu izin PLN.

"Jenis solar panel off-grid cocok untuk wilayah di Bali, yang jauh dari perkotaan atau di Pulau-pulau di luar Bali sangat cocok memakai jenis off-grid,” ujar dia.

“Kalau di perkotaan Denpasar, dapat memakai jenis solar panel on-grid dan atau hybrid, sebab dua sistem ini terkoneksi langsung dengan PLN, tapi kita perlu perizinan bersama PLN,” imbuhnya.

“Namun patut diketahui ATW Solar Bali telah menjadi partner PLN, sebagai anak usaha PLN yang ditunjuk PLN untuk market solar panel, semua terpusat di anak perusahaan PLN. Pesan langsung pasang," jabar Chairiman.

Sementara itu, Direktur Utama Solar Energi Dewata, Bagus Wahyudi menambahkan, terjadinya perubahan mendorong minat perseroan untuk mengembangkan bisnis yang berdampak langsung terhadap perbaikan lingkungan. 

"Pulau Bali sebagai pusat pariwisata dan berkumpulnya world citizen, memiliki peluang yang besar terhadap pengembangan Energi Terbarukan," kata dia.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali pun melakukan sosialisasi dan evaluasi penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap, sebagai bagian atas pemanfaatan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT).

Sebagai implementasi Visi Nangun Sat. Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru. 

Pemanfaatan EBT sebagai aktualisasi misi nomor 21, yaitu mengembangkan tata kehidupan Krama Bali, menata wilayah, dan lingkungan yang hijau, indah, dan bersih sebagaimana Pergub Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih, di mana hal spesifik yang diatur dalam Pergub 45 Tahun 2019 adalah pemanfaatan PLTS Atap. 

Pemanfaatan PLTS atap di Provinsi Bali diatur dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 5 Tahun 2022, yang mana dalam edaran terkait mengatur ketentuan pemasangan sistem PLTS atau teknologi surya lainnya paling sedikit 20 persen dari kapasitas listrik terpasang atau luas atap gedung pemerintah pusat dan daerah yang berada di wilayah Bali. 

Menurut Wahyudi, perlu ada bisnis yang berdampak positif terhadap lingkungan. 

Sebagaimana yang dilaksanakan ATW Solar Bali melakukan kerja sama dengan PT Solar Energi Dewata.

“Solar panel ini memiliki kelebihan untuk menghemat energi, apalagi energi surya atau matahari tidak terbatas. Kita mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik," papar dia.

Dalam perkembangannya, mulai banyak masyarakat dan stakeholder pariwisata yang sadar akan pentingnya melakukan perubahan demi Bumi yang lebih baik di masa depan. 

Maka diperlukan edukasi dan penetrasi market karena teknologi Panel Surya. 

Ia menambahkan, meski dalam beberapa tahun terakhir banyak orang yang belum paham dan menganggap cost material masih tinggi, tetapi sesungguhnya saat ini harga Panel Surya sudah lebih terjangkau dibandingkan 10-20 tahun lalu. 

"Kami melihat ATW sebagai perusahaan yang memiliki kapasitas dan komitmen untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Sehingga tanpa ragu kami memutuskan untuk bekerja sama dengan ATW Solar," pungkasnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved