Bertemu Pendeta Kristen, Kaesang Pangarep Ungkap Dana Kampanye PSI Kecil

Bertemu Pendeta Kristen, Kaesang Pangarep Ungkap Dana Kampanye PSI Kecil

TribunSolo.com / Ahmad Syarifudin
Kaesang Pangarep dan Erina Gudono setelah ditemui petinggi PSI untuk menerima kartu anggota baru di kediaman Presiden Jokowi di Sumber, Solo, Sabtu (23/9/2023). 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Dana kampanye Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Pemilu 2024 kali ini menurut Ketua Umum Kaesang Pangarep tergolong kecil dibandingkan parpol besar lainnya.

Hal itu disampaikan Kaesang Pangarep merespon imbauan Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Gultom agar gereja tak meminta sumbangan saat kampanye.

Baca juga: Kaesang dan Elite PSI Sowan ke Tokoh Masyarakat Bali, Akui Banyak Belajar Perpolitikan di Bali

"Pendeta tadi bilang jangan minta sumbangan ke para caleg ataupun para capres. Supaya biaya kampanyenya gak mahal. Saya setuju sekali. Biaya kampanye kami kecil," kata dia di Grha Oikoumene, Jakarta Pusat, Selasa (3/10/2023).

Putra bungsu Presiden Joko Widodo itu menuturkan, dana kampanye PSI tentu tak mampu bersaing dengan parpol besar lainnya.

"Jadi kalau bersaing dengan yang besar sudah pasti kami tidak mampu," tutur dia.

Kaesang sendiri mendukung penuh ajakan dari Pendeta Gomar agar gereja tak meminta sumbangan politik.

Baca juga: James Junior Temani Kaesang & Erina Jalan-jalan di CFD Renon Denpasar, Buat Warga Terkejut

"Tapi saya rasa pernyataan pak pendeta tadi yang jangan minta ke para caleg maupun capres itu sangat tepat. Karena apa? Takutnya nanti membengkak. Nanti minta balik modal waktu jadi pejabat," jelas dia.

Sebelumnya, Jajaran DPP PSI melakukan audiensi dengan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) di Kawasan Salemba, Jakarta Pusat.

Dalam audiensi itu, ada pernyataan yang disampaikan Ketum PGI Pdt Gomar Gultom  bahwa ada kecenderungan yang dilakukan oleh gereja memanfaatkan momen Pemilu.

"Selama ini ada kecenderungan mumpung lagi ada kesempatan kampanye, para caleg dan para calon kepala daerah, atau timses capres, mumpung lagi butuh suara, itu sering sekali dimanfaatkan oleh gereja-gereja untuk minta sumbangan," kata Gomar.

Karena itulah, Gomar meminta agar kecenderungan itu dihentikan.

"Karena itu akan membebani para caleg, sehingga biaya politik mahal. Artinya nanti mereka akan korupsi. Salah satu cara utk mengatasi korupsi adalah hentikan meminta sumbangan," kata Gomar.

Sebaliknya, Gomar mengatakan bahwa lebih baik dilakukan persembahan dan mengumpulkan uang bagi para caleg yang memang punya kapasitas

"Supaya jangan para bohir yang membantu mereka. Kalau para bohir yang membantu para caleg, mereka kan akan minta nanti. Kalau masyrakat yang membantu," ujarnya

Saat 2014, Gomar bercerita bahwa banyak relawan yang membantu Jokowi sebagai relawan dan itu jadi contoh yang positif.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved