Berita Bali
Kekeringan di Bali, BPBD Bali Ajak Pengusaha Berikan CSR Air Bersih ke Kabupaten Terdampak
Kekeringan di Bali, BPBD Bali Ajak Pengusaha Berikan CSR Air Bersih ke Kabupaten Terdampak
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali katakan akan siapkan air bersih selama kekeringan melanda dibeberapa Kabupaten/Kota di Bali.
Hal tersebut diungkapkan oleh, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin saat ditemui usai Rapat Paripurna DPRD Bali, Senin 2 Oktober 2023.
“Kami di BPBD menyikapi dengan langkah-langkah berdasarkan permintaan yakni dropping air bersih armada tanki air kami bergerak. Tidak hanya BPBD kami juga bersinergi dengan beberapa stakeholder ada DLHK, PUPR Perkim, TNI, dibackup Damkar di Kabupaten/Kota. Sejauh ini kami men-dropping ke Jembrana, Buleleng, Kintamani dan Karangasem,” jelasnya.
Sementara untuk supply air yang disediakan bersama dengan stakeholder terkait akan diberikan secara gratis untuk masyarakat yang terdampak kekeringan.
Nantinya pada tempat penampungan air di Desa yang mengalami kekeringan akan diisi air bersih agar masyarakat sekitar bisa menggunakannya.
Kata Rentin selama ini masyarakat di Bali sebagian besar cenderung mengandalkan sumber mata air alami.
Sehingga ketika sumber mata air kering, mati dan tidak bergerak masyarakat kebingungan mencari air.
“Sedangkan kita tahu air bersih menjadi kebutuhan vital pertama dan utama oleh karena itu kita dropping tandon-tandon air kita isi bisanya maksimal 4 hari mereka cukup untuk kebutuhan air mereka selama kondisi diwilayah masing-masing ketika kurang teman-teman di Kabupaten bisa mendropping,” imbuhnya.
Baca juga: Viral Antrean Mobil Mengular di Nusa Penida Sejak Dini Hari
Sedangkan sejauh ini bantuan CSR air bersih dari pihak swasta dikatakan Rentin masih minim.
Oleh karena itu, melalui berbagai media ia sering mengimbau pengusaha untuk mengambil bagian penting dalam penanggulangan bencana.
Pengusaha yang dimaksud disini tidak terbatas siapa pun bisa membantu untuk menyediakan air bersih saat kekeringan.
“Tidak hanya terbatas pihak perhotelan, dunia usaha dan lain sebagainya. Yuk sama-sama peduli kepada masyarakat kita. Bagus pola yang telah diterapkan di beberapa hotel, pola yang saya maksud satu Hotel punya beberapa daerah binaan yang notabene sering mengalami musibah dan bencana kekeringan,” bebernya.
Ia mencontohkan salah satunya Hotel Ramadha di Sunset Road, dimana Hotel tersebut memiliki satu Desa binaan di daerah Kecamatan Kubu.
Artinya ketika Desa itu mengalami kekeringan, kondisi gagal panen, kondisi musibah dan kebencanaan lainnya, Hotel ini akan bertanggung jawab. Jangankan ada kebencanaan, kata Rentin dalam kondisi normal sekali pun, hotel ini mensupport CSR untuk kehidupan masyarakat, sosial, serta mem-backup berbagai kebutuhan infrastruktur termasuk supporting kebutuhan air bersih.
“Jika Kubu itu kita tahu, jauh sebelum saya masuk di BPBD, kejadian kekeringan dan kekurangan air bersih seperti sekarang, sudah relatif sering dan bahkan berulang tahun. Yang paling ekstrem pernah kita alami di tahun 2012, ekstrem sekali, 2015 dan sekarang 2023. Dan hampir tahun setiap tahun hampir terjadi,” paparnya.
Oleh karena itu, Rentin mengatakan langkah penyiapan sumber mata air permanen harusnya sebagai langkah dalam jangka panjang.
Ada beberapa teknologi yang bisa diterapkan di beberapa daerah lain termasuk negara lain yang bisa mengolah air laut menjadi air siap minum, dan lain sebagainya.
Dan sisi lain, barangkali bisa dengan pola penyediaan sumur bor, di sisi lain.
“Kemudian yang terakhir, saya tahu sedang kami koordinasikan dengan pihak Kodam IX/Udayana program penyediaan air bersih untuk warga. Mengingat Kodam IX/Udayana kan wilayah kerjanya tidak hanya Bali, tetapi juga NTB, NTT. Program penyediaan air bersih dengan menggunakan pompa air hidrant yang dengan kekuatan dan kapasitas ekstra besar siapa tahu bisa dimanfaatkan untuk warga kita di Kecamatan Kubu, Karangasem,” tutupnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Dewa Indra usai Rapat Paripurna DPRD Bali, Senin 2 Oktober 2023 mengatakan dampak El Nino pada Bali yakni kekeringan yang sudah terjadi seperti sekarang ini.
Kekeringan ini lalu berimbas kepada suplai air untuk pertanian dan juga suplai bersih.
Sementara untuk pertanian di Bali, dikatakan Dewa Indra sejauh ini tidak berpengaruh secara signifikan oleh El Nino.
“Tetapi untuk air bersih ada pengaruhnya. Ada beberapa desa di Bali yang mengalami kesulitan air bersih seperti beberapa desa di Jembrana, di Karangasem dan di kabupaten lain ini diatasi melalui kolaborasi antara bpbd Provinsi bpbd kabupaten setempat, kemudian pdam nya dinas pu nya dan dinas sosialnya,” kata, Dewa Indra.
Dewa Indra mengatakan maka Desa-desa yang kesulitan air bersih sekarang disuplai air bersih melalui kolaborasi.
“Kalau sektor pertaniannya astungkara belum terdampak secara signifikan, mudah-mudahan tidak terdampak,” tutupnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.