Berita Karangasem

Kebakaran Terbesar Sejak 10 Tahun Terakhir, 645 Hektare Lahan Hutan Lindung Diperkirakan Terkena!

Sesuai hasil perhitungan dari UPT. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Timur. Angka ini diperkirakan bertambah karena cuaca panas.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Saiful Rohim/Tribun Bali
Kondisi sekitar lereng Gunung Agung dari Kecamatan Kubu, Rabu (4/10/2023) siang hari. 

TRIBUN-BALI.COM  - Tragedi kebakaran lahan sekitar lereng Gunung Agung Karangasem terus meningkat. Selama 7 hari, dari 27 September - 3 Oktober 2023, luas lahan hutan lindung yang terbakar diperkirakan sekitar 645 hektare.

Kebakaran terbesar sejak 10 tahun terakhir. Sebelumnya, kebakaran besar terjadi di 2012. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, mengatakan luas hutan disekitar lereng Gunung Agung yang terbakar sekitar 645 hektare.

Sesuai hasil perhitungan dari UPT. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Timur. Angka ini diperkirakan bertambah karena cuaca panas.

"Ini kebakaran terbesar dari 10 tahun terakhir. Sebelumnya kebakaran besar pernah terjadi tahun 2012 lalu, kobaran api merembet hingga hutan di sekitar Pura Pasar Agung Sebuah, Kecamatan Selat, Karangasem,"kata IB Arimbawa, Rabu (4/10).

Baca juga: Peringati World Tourism Day, Ini Aksi Nyata Semeton Jegeg Bagus Gianyar Terhadap Pariwisata

Baca juga: KRONOLOGI Kecelakaan Mobil Dirut Perusda Tirta Sanjiwani Gianyar, Pengendara Motor Dibawa ke RS

Kebakaran di Gunung Agung.
Kebakaran di Gunung Agung. (Istimewa)

 

Hutan lindung Gunung Agung yang terbakar ada di Kecamatan Kubu. Sebarannya di beberapa titik. Diantaranya di Banjar Bantas, Desa Baturinggit. Banjar Juntal, Kubu. Banjar Bukit Moncol Pikat, Desa Ban. Banjar Bukit Moncol Anyar di Desa Ban. Sedangkan terakhir hutan lindung di Munduk Dukuh, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu.

"Tadi kita juga melakukan pemantauan ke lokasi. Sementara tidak terlihat titik api atau asap. Semoga api padam. Potensi terjadinya kebakaran masih tinggi karena cuaca panas, dan prediksi BMKG diperkirakan akan kemarau panjang,"jelasnya.

Pria asal Singaraja menambahkan, penyebab utama meningkatnya luas hutan yang terbakar karena el nina. Kemarau diperkirakan panjang, hingga memasuki awal 2024.

"Kita imbau masyarakat untuk waspada dan hati - hati. Jangan membakar sampah sembarangan. Cuaca tak bersahabat," imbuh Arimbawa, sapaan akrabnya.

Selasa (3/10/2023), tim gabungan dari BPBD Karangasem, Provinsi, serta RPH gerak menuju Belong, Desa Ban, Kubu melaksanakan pemantauan di lokasi.

Pagi harinya, kata Arimbawa, petugas melaksanakan pemadaman pohon yang terbakar dengan manual. Petugas memberikan bantuan masker ke masyarakat.

"Selasa kemarin, tim lain bergerak ke lokasi kebakaran hutan di Desa Dukuh, Kecamatan Kubu. Petugas melihat masih ada titik api di seberang jurang. Petugas tak memadamkan untuk keselamatan petugas," kata Arimbawa, mantan Kabid Pemadam Kebakaran (Damkar) Karangasem.

Kondisi sekitar lereng Gunung Agung dari Kecamatan Kubu, Rabu (4/10/2023) siang hari.
Kondisi sekitar lereng Gunung Agung dari Kecamatan Kubu, Rabu (4/10/2023) siang hari. (Istimewa)

 

Selain hutan lindung di lereng Gunung Agung, kebakaran lahan juga ada dibeberapa titik di Kec. Kubu serta Abang. Kepala Dinas Damkar Kab. Karangasem, Made Agus Budiasa, mengatakan, dari Agustus - 3 Oktober 2023 luas lahan terbakar diperkirakan capai 133 hektare. Tak ada korban jiwa dan luka, hanya kerugian materiil.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved