Berita Tabanan

Tabanan Miliki Nuanu, Ciptakan Kota Dengan Ekosistem Berkelanjutan

Selain Tanah Lot, Ulundanu dan Jatiluwih, kini telah hadir sebuah rujukan untuk berwisata, yang dinamakan Nuanu.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Fenty Lilian Ariani
TB/ Angga
Patung Daniel Popper yang berjudul “The Earth Sentinels”, yang menjadi salah satu spot menikmati keindahan Nuanu di Desa Beraban Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Potensi wisata di Tabanan kini bertambah. Selain Tanah Lot, Ulundanu dan Jatiluwih, kini telah hadir sebuah rujukan untuk berwisata, yang dinamakan Nuanu.

Konsepnya pun berbeda. Dimana wisata ini, mempelopori terciptanya kota dengan ekosistem berkelanjutan.

Dari pantauan di lapangan, Nuanu sendiri terletak di kawasan atau bersebelahan dengan Pantai Nyanyi Desa Beraban Kecamatan Kediri Tabanan.

Kawasan ini masih belum 100 persen selesai. Namun, beberapa bagian sudah nampak terwujud. Seperti adanya tempat pelestarian serangga, kemudian patung dari seniman luar negeri Daniel Popper yang berjudul “The Earth Sentinels”. 

Dan juga beberapa spot berupa rumah adat Dayak dan ada rumah berupa dome atau juga akan ada satu lahan untuk Art Center dengan dilengkapi tempat menikmati kopi dengan menikmati senja di pesisir Tabanan itu.

Direktur Utama Nuanu, Ichwan S mengatakan, bahwa Nuanu memiliki lahan seluas 44 hektare.

Dimana di lahan seluas itu, akan dijadikan sebagai sebuah ekosistem kreatif dan pusat budaya. Ini juga sebagai langkah terobosan untuk menuju kota kreatif, yang tentu saja berkelanjutan.

“Upaya ini berfokus pada pembinaan komunitas kreatif dan inkubasi sambil mendorong kolaborasi dinamis antar komunitas, pelaku seni, budaya, bisnis kelreatif dan kewirausahaan sosial,” ucapnya Jumat 13 Oktober 2023.

Dan nantinya, sambungnya, Nuanu akan dibuka untuk umum. Dan akan menjadi kawasan semacam DTW Tanah Lot. Yakni denhan target sebelum pandemi, bisa mencapai 10 ribu turis masuk dalam kawasan Nuanu.

“Kami akan membuat performing Art, Club musik, seni yang kompleks atau Cultural complex,” ungkapnya.

Baca juga: Pemkot Denpasar Keluarkan Status Tanggap Darurat Bencana Kebakaran TPA Suwung


Bahkan, lanjutnya, akan ada beberapa daya tarik atau spot di dalamnya. Selain sudah ada sebuah sekolah. Yakni spot berupa The Tower of Bhuma yang terbuat dari kayu ulun yang mencapai sekitar 15 sampai 20 meter dan akan menjadi ikon nuanu.

Kemudian, juga ada Eco jejak, magic Garden, yang dimana ketika seseorang masuk dalam wisata itu, maka anda akan merasa seperti di hutan. Menelusuri jejak.

“Jadi tidak merasa di pantai. Dan kami akan buatkan juga skate park. Ada penginapan juga. Yoga salah berupa Resort. Retreat Center. Kemudian tree house yang kisaran ada 20-an kamar,” paparnya.

Terkait dengan kerjasama dengan Pemerintah Daerah Tabnanan, ia menjelaskan, bahwa memang ada kerjasama yakni yoga salah yang tanahnya dikerjasamakan.

Dan itu sudah berjalan. Ke depannya, bekerjasama untuk perencanaan membuat sebuah Wave Park.

“Sebenarnya Nuanu ini memang ditujukan untuk konservasi. Karena Canggu Pererean, sudah crowded. Dimana nantinya 70 persen performing Art, 30 persen ruang terbuka hijau yang terjaga. Dan kemungkinan keseluruhan akan selesai di 2025,” bebernya. (*).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved