Berita Bali
Kerjasama dengan UMKM dan Komunitas Jadi Kunci Eksisnya Sektor Tekstil Meski Sempat Hadapi Pandemi
Presiden Direktur Nirwana Textile mengatakan brand-brand besar yang menjadi langganannya sempat mengalami penurunan karena penjualan e-commerce
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Selain unggul dalam pariwisatanya, Bali rupanya juga menjadi incaran pengusaha untuk berbisnis dalam sektor tekstil.
Gempuran penjualan online di e-commerce dan persaingan harga dirasakan bahkan mematikan pengusaha tekstil lokal.
Seperti Alex Ferdian Santoso, Presiden Direktur Nirwana Textile saat diwawancarai pada saat grand opening NIrwana Textile di Denpasar, mengatakan brand-brand besar yang menjadi langganannya sempat mengalami penurunan karena penjualan e-commerce di platform, sehingga mempengaruhi permintaan kain ke Nirwana Fabric Outlet yang juga menurun.
Dikatakan harga kain yang murah bahkan di luar nalar itu adalah bahan impor atau impor ilegal yang kualitasnya rendah.
Baca juga: Nada Bicara Pelaku Meyakinkan Sriani, Korban Berharap Kain Seharga Rp 56 Juta Kembali
Sedangkan pengusaha lokal harganya masih standar sehingga sangat berimbas untuk pengusaha-pengusaha dalam negeri.
"Akhirnya kami jualan bukan komoditas tapi brand. Kami menjaga kualitas. Semua barang yang kami jual ada treatment dan value addict," kata Alex, Sabtu 21 Oktober 2023.
Namun, menurut Alex pihaknya tidak memikirkan penjual-penjual kain yang menjual di bawah harga standar karena yang harus ditonjolkan kualitas.
Di tengah maraknya penjualan online, Alex berani membuka outlet di Bali yang sebelumnya ada di Bandung dan Yogyakarta.
Menurutnya, yang membuat ia kuat adalah bekerja sama dengan komunitas-komunitas dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
"Kami ada di Bandung, Yogyakarta, ketiga Bali. Bandung ada dua outlet," ujarnya.
Justru pelanggan atau komunitas-komunitas yang menjadi pelanggannya banyak dari Bali ke Bandung mencari bahan kain.
Bali adalah satu satu daerah yang banyak pengusaha konveksi atau fashion.
Wisatawan juga sering membawa oleh-oleh kaos dari Joger dan tokoh oleh-oleh terkenal lainnya.
Selain itu, atmosfer bisnis tekstil di Bali masih sehat belum terkontaminasi bahan kain impor ilegal.
"Bali juga kami lihat pasarnya bagus. Masih banyak potensi dan inovasi dari Nirwana bisa diaplikasikan di Bali," imbuhnya.
Melihat pangsa pasar yang menggiurkan dan juga pelanggan sebelumnya banyak dari Bali, sehingga Alex memilih membuka outlet di Pulau Dewata.
Meski, diketahui persaingan tekstil sangat ketat terlebih soal harga dan banjirnya barang impor.
Dikatakan, kalau tidak ingin bersaing dengan harga, harus menonjolkan kualitas lebih baik dengan harga wajar.
Kain yang diproduksi harus ada nilai lebihnya. Misalnya buat kaos harus bersih tidak ada bulunya atau buat kain yang anti panas.
"Itu di tempat lain tidak ada. Kami buat jenis kaos anti bakteri dan bau tempat lain tidak ada. Itu langsung kerja sama dengan orang-orang teknikal bekerja sama orang-orang skala internasional. Kami ingin dekat dengan UMKM lokal di sini," jelas pria asal Bandung ini saat ditemui Nirwana Fabric Outlet Jalan Imam Bonjol, Denpasar.
Setiap produk yang tersaji di outlet ini adalah hasil dari perpaduan ide brilian, keterampilan unggul, dan teknologi inovatif.
Jenis-jenis kain unggulan seperti Cotton Combed Bio Wash, Cotton Combed Supersoft, Cotton Japan Aloe, Cotton Australia Coolbreeze, dan Cotton Fleece, hanya merupakan sebagian kecil dari ragam produk yang ditawarkan.
Di outlet ini, terdapat berbagai pilihan lain yang juga akan memenuhi kebutuhan tekstil Anda.
Selain itu, Nirwana Fabric Outlet juga memiliki aplikasi sehingga pelanggan tidak perlu datang jika ingin mencari kain tertentu.
Sebab, dari jenis kain, harga hingga stok ditampilkan.
Alex berharap Nirwana bisa mendukung UMKM di Bali karena banyak pengusaha konveksi dan toko oleh-oleh.
Membandingkan dengan bisnis tekstil di Pulau Jawa, di Bali masih sehat dan bisa memproduksi barang-barang yang berkualitas untuk mendukung UMKM konveksi berkualitas.
“Harapannya kalau di Jawa UMKM banyak produk ilegal dari mancanegara. Situasi di Bali agak berbeda dan keberaaan kami bisa mengupgrade supaya produk lokal semakin dicintai karena kualitasnya bagus," tutupnya.
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.