Berita Denpasar
Hingga Awal Tahun 2024, Stok Beras di Bali Cukup
Kemarau panjang yang terjadi di Bali membuat intensitas produksi produk pertanian di Bali menurun, salah satunya padi.
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kemarau panjang yang terjadi di Bali membuat intensitas produksi produk pertanian di Bali menurun, salah satunya padi.
Hal ini memberi kekahwatiran akan ketersediaan beras yang menjadi pangan pokok masyarakat. Terlebih harga yang ditawarkan saat ini cukup tinggi.
Terkait stok di Gudang Bulog, Manajer Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Kantor Wilayah Bali, Suudi Mutim saat dikonfirmasi Tribun Bali pada Selasa (21/11/2023) mengatakan saat ini stok beras di Gudang Bulog mencapai 4.150 ton. Selain itu ada tambahan pula pasokan dari Jawa Timur sebesar 5.070 ton.
Dengan jumlah tersebut, dia mengatakan, stok beras di Bali aman. Termasuk jika dimanfaatkan untuk program Stabiliasai Pasokan Harga Pasar (SPHP) dan Bantuan Pengan Pemerintah, jumlah ini dikatakannya masih cukup, bahkan hingga awal tahun 2024 dan saat jelang pemilihan umum (Pemilu) mendatang.
“Meski dikurangi untuk program Bantuan Pangan Pemerintah dan SPHP, stok beras kita masih ada sekitar 5.000 ton hingga akhir tahun nanti. Dan jika jelang Pemilu, Januari-Februari nanti kembali diglontorkan, stok juga masih aman,” terangnya.
Baca juga: 10 Arti Mimpi Merangkai Bunga, Pertanda Jalannya Kamu Akan Dipermudah Oleh Tuhan, Bersyukurlah!
Disinggung terkait tambahan impor beras yang dilakukan Indonesia saat ini, Suudi Mutim mengatakan, itu untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Dikatakannya, impor ini memang menjadi kebutuhan mendesak untuk cadangan pangan nasional dikarenakan El Nino yang berdampak pada produksi pertanian menurun, khususnya beras.
“Itulah tugas dan fungsi Bulog dalam menyediakan cadangan pangan nasional. Kita berupaya menyediakam stok, tidak ada hubungannya dengan Pemilu,” tutup Mutim.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.