Berita Bali

Anak Muda Mulai Melek Kesehatan Mental, Konseling Pra-Nikah Jadi Solusi Hadapi Ketakutan Pernikahan

Dalam sebulan rata-rata yang melakukan konsultasi pra nikah ini 2-3 couple calon pengantin

pexels
Ilustrasi - Anak Muda Mulai Melek Kesehatan Mental, Konseling Pra-Nikah Jadi Solusi Hadapi Ketakutan Pernikahan 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Selain stres karena tekanan bekerja, rupanya masyarakat juga mulai datangi psikolog saat stres akan menghadapi sebuah pernikahan.

Hal tersebut dikatakan oleh, Ida Ayu Gede Bintang Praba Dewi, S.Psi, M.Psi., selaku Psikolog di RSUD Bali Mandara saat dikonfirmasi pada Rabu 29 November 2023.

“Ada stres pre-married dan after biasanya kalau stres sebelum menikah dia itu mengalami ketakutan tinggal di rumah suami, di mana mereka tinggalnya tidak berdua saja nantinya,” beber Bintang.

Lebih lanjutnya, Bintang mengatakan tentunya kita tidak bisa membandingkan keluarga satu dengan yang lain, hanya saja kan ketika tinggal di rumah baru tidak sama dengan penyesuaian lainnya.

Baca juga: RSUD Buleleng Siapkan Psikolog Klinis dan Psikiater untuk Caleg Stres

Terdapat banyak penyesuaian yang harus dilakukan dengan suami bagaimana, dengan mertua dan ipar bagaimana serta dengan lingkungan rumah baru bagaimana.

Ketakutan-ketakutan sebelum pernikahan hingga harus melakukan konseling pernikahan tidak bisa dilakukan sendiri.

Nantinya konseling pernikahan ini harus diikuti perempuan dan laki-laki calon pengantin karena akan ditanya apakah sama visi dan misi mereka menikah.

Karena menikah kan tidak hanya sehari dua hari tapi selama-lamanya maka dari itu perlu agar samakan presepsi untuk mengolah ego karena kita perempuan dan laki-laki membawa ego masing-masing.

Bukan menurunkan ego tapi agar bagaimana caranya karena nanti mereka menikah dan menjalani rumah tangga akan lahir peran baru tidak menjadi orang yang bujang atau gadis lagi tapi ada peran sebagai suami, sebagai istri, sebagai kepala keluarga kemudian sebagai menantu.

“Di Bali ada menyama braya berat seseorang memutuskan tidak bisa yang hanya ‘oke saya cinta kamu’ kalau yang realistis harus mempertimbangkan finansial nya bagaimana siapa yang akan menjaga anak, siapa yang akan bekerja mendidik anak juga banyak hal dipertimbangkan,” paparnya.

Dalam sebulan rata-rata yang melakukan konsultasi pra nikah ini 2-3 couple calon pengantin dan hal ini disebabkan karena anak-anak muda sekarang sudah melek.

Jadi kata Bintang, kalau dulu ini tantangannya sebagai psikolog karena dulu mungkin dipikir hanya orang gila yang datang ke psikolog.

Namun sekarang banyak yang sudah melek bahwa kesehatan mental sama dengan kesehatan fisik.

Dan memang waktu yang krusial adalah waktu yang mendekati pernikahan yang terkadang terbesit berpikir apakah siap, atau bisa melalui ujiannya yang banyak sekali.

Intinya konseling pra nikah ini mempersiapkan mental sebelum menikah.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved