Berita Bali

Jakarta-Denpasar dan Singapura-Denpasar Diprediksi Jadi Rute Penerbangan Terpadat Saat Nataru 2023

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menyiapkan sejumlah langkah untuk memastikan rangkaian kegiatan angkutan udara Natal

Istimewa
Ilustrasi Bandara Ngurah Rai Bali - Jakarta-Denpasar dan Singapura-Denpasar Diprediksi Jadi Rute Penerbangan Terpadat Saat Nataru 2023 

TRIBUN BALI.COM, BADUNG - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menyiapkan sejumlah langkah untuk memastikan rangkaian kegiatan angkutan udara Natal Tahun 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) berjalan dengan baik, aman dan lancar.


Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara, M. Kristi Endah Murni melalui keterangan tertulisnya di Jakarta. 


“Kami pastikan sarana dan prasarana transportasi udara telah siap melayani pergerakan masyarakat pada periode Nataru kali ini,” kata Dirjen Kristi seperti pada keterangan resmi yang diterima tribunbali.com, pada Senin 4 Desember 2023.

Baca juga: Puluhan Ribu Orang Akan Masuk Bali Saat Nataru, Gerai Tiket Difokuskan di Terminal Kargo Gilimanuk


Untuk jumlah penumpang Periode Nataru 2023 ini, diprediksi sekitar 4 juta orang atau 19 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode Nataru 2022 sebanyak 3,4 juta orang. 


Prediksi ini menunjukkan angka recovery rate penumpang angkutan udara telah mendekati Nataru 2019, yaitu 84,6 persen untuk penerbangan domestik, dan 93,5 perden untuk penerbangan internasional.

Baca juga: Pengendalian Inflasi Jelang Nataru, Pemkot Denpasar Gelar Pasar Murah hingga Galakkan Urban Farming


“Diprediksi potensi rute domestik terpadat pada rute Jakarta (CGK) ke Denpasar (DPS), Makassar (UPG), Medan (KNO), dan Surabaya (SUB). Sedangkan untuk rute internasional terpadat pada rute Jakarta (CGK) – Singapura (SIN), dan Denpasar (DPS) – Singapura (SIN),” ungkap Dirjen Hubud Kristi.


Dalam rangka pemantauan penyelenggaraan angkutan udara untuk periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) melakukan pengawasan terhadap 51 bandar udara untuk penerbangan dalam negeri (domestik), serta pemantauan 16 bandar udara untuk penerbangan luar negeri (internasional).

Baca juga: Pasca Nataru Satpol PP Badung Tak Lakukan Sidak Duktang, Sebut Libur Akhir Tahun dan Idul Fitri Beda


“Pemantauan di sejumlah bandara ini dilakukan terkait aspek keselamatan, keamanan, pelayanan penerbangan, peningkatan jumlah penumpang, pergerakan pesawat, kendala teknis, dan faktor lainnya,” ujarnya.


Dirjen Kristi juga menyatakan bahwa kesiapan penyelenggaraan transportasi udara untuk periode Nataru ini telah dilakukan sejak awal tahun 2023. 


“Kesiapan armada, peralatan ground handling, pemeriksaan fasilitas/peralatan terkait, pemeriksaan personil, dan lain sebagainya, sudah dilakukan oleh inspektur penerbangan baik yang ada di Kantor Pusat maupun di Kantor Otoritas Bandar Udara,” ungkapnya.


Berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kemenhub, untuk puncak arus mudik pada transportasi udara diprediksikan terjadi dua periode yaitu: puncak arus Natal tanggal 22 Desember 2023, dan puncak arus Tahun Baru tanggal 29 Desember 2023. 


Sedangkan puncak arus balik Natal dan Tahun Baru terjadi pada tanggal 2 Januari 2024.


Koordinasi untuk kesiapan penyelenggaraan transportasi udara untuk periode Nataru juga telah dilakukan dengan stakeholder terkait seperti Badan Usaha Angkutan Udara (BUAU), Badan Usaha Bandar Udara (BUBU), Perum LPPNPI (AirNav Indonesia), Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), Kantor Imigrasi, dan lainnya.


“Mari bersama-sama kita berkolaborasi mewujudkan penerbangan Nataru Tahun 2023 ini dengan Selamat, Aman, Nyaman dan berkesan,” demikian kata Dirjen Perhubungan Udara Kristi.(*)

 
 
 

Berita lainnya di Nataru

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved