Berita Denpasar
Kunjungi Bangli, OJK Regional 8 Tekankan Edukasi Keuangan dan Akses Permodalan bagi Petani
Kunjungi Cluster Bawang Merah di Bangli Bali, OJK Regional 8 Tekankan Edukasi Keuangan dan Akses Permodalan bagi Petani
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Bangli, Bali, melakukan kunjungan ke cluster bawang merah KTT Tani Sejati, Kabupaten Bangli pada Senin, 11 Desember 2023.
Pencaharian masyarakat di Kabupaten Bangli didominasi sektor pertanian hortikultura seperti kopi, jeruk, sayuran dan bawang merah. Bahkan awang merah menjadi penyumbang inflasi di regional dan nasional.
Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu mengatakan kemudahan akses permodalan dalam pengembangan sektor pertanian oleh petani menjadi prioritas untuk meningkatkan produktivitas petani.
“Kita ingat setelah Pandemi, Provinsi Bali ingin melakukan diversifikasi sektor-sektor yang bisa menopang perekonomian. Di tahun 2024, di Bangli dari tim kami akan melihat dan koordinasi dengan dinas pertanian terkait daerah mana yang akan di prioritaskan. Jadi kita akan buat seperti di Tabanan program subak bengkel,” ujar Kristrianti Puji Rahayu.
Baca juga: Kepala BKD Bali Katakan Tak Ada Titipan Orang di 4 Lowongan Posisi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
Selain itu akses permodalan menjadi kebutuhan utama petani. Masih banyak petani yang belum memahami cara mengakses pendanaan dari pelaku usaha jasa keuangan (PUJ) seperti KUR dari perbankan.
Hadir pula dalam kunjungan tersebut Ida Bagus Purwa Pidada selaku kepala BPD Bali Kantor Cabang Bangli menambahkan realisasi KUR kepada 11 anggota KTT Tani Sejati sebesar Rp 670 Juta.
I Ketut Lama selaku Ketua KTT Tani Sejati mengapresiasi langkah TPAKD dan OJK Bali yang melakukan edukasi keuangan dan sosialisasi KUR kepada petani.
“Kebutuhan air sangat penting untuk sektor pertanian. Tanpa pasokan air yang cukup, pertanian bisa terganggu. Hal ini akan mengakibatkan penurunan produksi dan bisa berdampak pada ketahanan pangan. Dengan penggunaan sprinkler bisa memaksimalkan pola tanam yang ada. Saya berharap akan ada bantuan sprinkler lebih banyak lagi untuk kelompok tani di Bangli,” tutup Ketut Lama.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.