Seputar Bali

Pemuda 24 Tahun Asal Bali Lulusan Jinan University Lahirkan Startup Villanesia Untuk Pariwisata

Seorang pemuda asal Denpasar, Bali, yang masih berusia 24 tahun, Andreas Chandra meluncurkan startup platform Villanesia untuk mendukung pariwisata

Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Pemuda asal Bali, Andreas Chandra meluncurkan karya startup unttuk mendukung pariwisata Indonesia (pojok kiri memegang mic) 

Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Seorang pemuda asal Denpasar, Bali, yang masih berusia 24 tahun, Andreas Chandra meluncurkan startup platform Villanesia untuk membantu meningkatkan pariwisata Indonesia melalui pembentukan ekosistem digital yang berkesinambungan. 

Platform Villanesia dikatakan Andreas memiliki tujuan mendongkrak tercapainya target wisatawan mancanegara sebesar 8,5 juta wisman dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Aplikasi ini memberikan layanan kepada wisatawan selama berlibur dan menyewa properti wisata di Indonesia, tidak hanya di Bali

Pemuda yang lahir dan dibesarkan di Bali, tepatnya Denpasar ini concern di bidang startup karena berubahnya zaman yang sekarang semua sudah berbasis digital. 

Baca juga: BREAKING NEWS : Terungkap! ASN Mahasiswa Asal Medan Diduga Meninggal Akibat Mati Gantung

Lulusan S1 Sastra Bisnis dari Jinan Huawen University of Guangzhou ini menggembangkan Villanesia setelah melihat peluang merespons keresahan para pengguna aplikasi lainnya untuk mencari villa dan juga melakukan pembayaran tanpa kartu kredit.

"Dari sana Villanesia ini dibuat bersama dengan tim. Kami berani bersaing karena tidak ada saingan di Indonesia yang khusus untuk hanya menjual stand alone villa dan juga beberapa property wisata lainnya selain hotel," papar pemuda kelahiran 19 April 1999 ini

Aplikasi ini diharapkan membantu pertumbuhan bisnis dari pemilik villa dan properti yang ada di 10 destinasi di kepulauan Indonesia. 

Dia menjelaskan, kembalinya industri pariwisata terlihat dengan meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara di tahun 2022 yang mencapai 5,47 juta wisman, naik 28 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisman pada tahun 2021. 

Baca juga: Pasca Pengunjung Tersetrum, Wahana Komidi Putar di Pekan Raya Budaya Klungkung Dipasang Garis Polisi

Bali, sebagai salah satu destinasi wisata favorit para wisman juga mencatat jumlah wisatawan mancanegara sebesar 331.912 wisman. 

Menyumbang 50 persen pendapatan devisa negara Indonesia, kebangkitan pariwisata Bali disebutnya memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia Kembali. 

Meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia, tentu menggembirakan namun menjamur pula insiden negatif seperti penipuan sewa villa dari para oknum agen yang nakal sehingga merugikan wisatawan maupun pembatalan secara sepihak dari calon wisatawan yang merugikan pemilik villa serta insiden negatif lainnya. 

Website dan aplikasi ini  dikelola oleh PT Jetwings Bali Tour & Travel yang telah memiliki lebih dari 10 tahun pengalaman dalam manajemen pariwisata untuk membantu pertumbuhan bisnis dari pemilik villa dan properti wisata di Indonesia terutama di 10 destinasi di kepulauan Indonesia.

10 destinasi tersebut yaitu Bali, Lombok, Labuan Bajo, Bromo, Solo, Jakarta, Bandung, Batam Bintan, Danau Toba, Manado.

Momentum masa Natal dan Tahun Baru juga menjadi momentum Villanesia juga untuk meningkatkan tren positif.

"Iya ini akan menjadi momentum bagi Villanesia dan meningkatkan tren positif dikarenakan akhir tahun merupakan periode liburan," ujarnya. 

Baca juga: Ada Rotasi Pejabat Imigrasi Bali, Kakanwil Kemenkumham Bali : Langkah Strategis Untuk Penyegaran

Hal ini diapresiasi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Bapak Sandiaga salahuddin Uno, yang mengatakan pada pidato utamanya. 

“Selama dua tahun lebih pandemi COVID-19 telah menyebabkan perekonomian Indonesia khususnya Bali, menurun hingga 90 persen. Sudah saatnya masyarakat Bali, khususnya yang bergerak di industri pariwisata, bangkit," kata Sandiaga Uno.

"Harapan saya semoga ke depannya aplikasi ini mampu memberikan informasi yang dapat dipercaya dan memudahkan para pengguna aplikasi ini, untuk melakukan perjalanan ke Indonesia. Sukses selalu untuk Villanesia, buah karya masyarakat Bali," imbuhnya. 

Villanesia membuktikan bahwa Bali tidak sekedar menjadi tempat berkumpulnya para digital nomad dunia, tetapi juga tempat titik awal para praktisi industri teknologi Indonesia memperkenalkan wajah pariwisata Indonesia secara nasional dan global.

Sekaligus menjawab ketidakpuasan-ketidakpuasan yang terjadi baik dari pemilik villa atau properti wisata maupun dari wisatawan yang akan melancong ke destinasi wisata.

Travel Blogger, Gaby Annisa Angelistia, menyampaikan bahwa aplikasi karya penduduk lokal Bali harus didukung oleh semua pihak pelaku industri pariwisata digital. 

"Sudah saatnya kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri dalam hal pengembangan teknologi pariwisata yang memiliki kearifan dan keunggulan kompetitif lokal, apalagi Bali menjadi salah satu pintu Indonesia menjangkau wisatawan mancanegara," tuturnya. 

Product Manager Villanesia, Eko Mardianto menjelaskan, bahwa aplikasi Villanesia yang sudah bisa diunduh melalui Google Playstore dan App Store ini menargetkan setidaknya 2.000 pengguna per tahun dan 800 pemilik villa dan properti wisata di Indonesia mengoptimalkan pemasaran mereka melalui aplikasi yang baru diluncurkan pada Selasa 12 Desember 2023 ini. 

Adapun jenis-jenis akomodasi yang terdapat di Villanesia termasuk villa, cabin, campervan, kapal phinisi dan lain sebagainya. 

“Banyak kemudahan yang diberikan oleh aplikasi Villanesia baik bagi pemilik villa maupun wisatawan, antara lain kemudahan melakukan pemesanan, beragam metode pembayaran terpercaya dan dukungan penuh dari pihak manajemen yang sudah berpengalaman di industri pariwisata. Kami optimis dapat membantu meningkatkan pertumbuhan industri pariwisata Indonesia melalui ekosistem digital yang kami buat,” jelasnya. 

Director of Sales dari Alex Villa Management, Ode Dede, sebagai pengelola villa di Bali mengaku sedang mencoba meraih momentum kembalinya industri pariwisata setelah pandemi COVID-19.

"Kerap kami dibebani biaya-biaya pemasaran yang lumayan mencekik, ini kesempatan memperluas jangkaun kami, orang lebih banyak tahu pariwisata bangkit lagi dan Bali kembali seperti dulu lagi untuk berlibur," ujarnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved