Berita Badung
Konsep Tri Hita Karana Diusung Junglegold, Bantu Petani hingga Hasilkan Cokelat Ekspor
Tri Hita Karana menjadi concern dari pengembangan Junglegold. Bisnis cokelat asal Carangsari, Badung, Bali, yang kini sudah malang melintang
“Per tahun kami menghasilkan 100 ton, dan masih kekurangan bahan baku. Khususnya biji kakao. Selama ini bahan baku dari Jembrana, Bali. Ada dari ambil Provinsi Kalimantan, Papua, Sumatera. Paling besar masih Bali. Cuaca panas di Bali produksi menurun. Pantangan utama cokelat adalah perubahan iklim,” sebutnya.
Masalahnya masih ada kekurangan bahan baku, harus diperluasan daerah kakao biar ada penanaman baru dan meningkatkan hasil panen melalui management kebun yang efektif.
Ciri-ciri kakao yang bagus, kata dia, dihasilkan dari petani yang semangat dan rajin mengelola kebunnya.
Melakukan pembersihan, pemberian pupuk, sehingga hasil kakao bisa enak.
“Kami ada 20 ada varian, dan akan mencoba terus hal baru. Varian yang paling disukai adalah caramel crunch kalau dark cholotate dan sea salt untuk cokelat tanpa rasa manis,” sebutnya.
Ekspansi sudah ada rencana, sudah menambah dua mesin dari Eropa dan masih ditunggu kedatanganya.
“Kami bangun gudang yang lebih besar, dan harapannya bisa full biji kakao di Bali untuk ekspor. Karena kekurangan biji kakao,” katanya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.