Serba Serbi

Makna Soma Ribek Setelah Hari Saraswati dan Banyupinaruh, Hari Senin Penuh Anugerah Bagi Umat Hindu

Makna Soma Ribek Setelah Hari Saraswati dan Banyupinaruh, Hari Senin Penuh Anugerah Bagi Umat Hindu

Editor: Putu Kartika Viktriani
Dok. Tribun Bali
Ilustrasi sembahyang - Makna Soma Ribek Setelah Hari Saraswati dan Banyupinaruh, Hari Senin Penuh Anugerah Bagi Umat Hindu 

Dan tidak tidur di siang hari, dimaksudkan agar manusia bekerja dengan penuh semangat dan tidak malas.

Hari suci Soma Ribek sebetulnya sebagai hari pangan gaya Bali.

Pada hari itulah orang Bali disadarkan tentang betapa pentingnya pangan dalam kehidupan ini.

Tanpa pangan manusia tidak bisa hidup dan menjalani kehidupannya.

Karenanya, manusia pantas berterima kasih dan mengucap angayubagia ke hadapan Sang Pencipta atas karunia pangan yang melimpah.

Adanya pantangan tidak menumbuk padi serta menjual beras saat Soma Ribek lebih sebagai bentuk sederhana dari penghormatan atas karunia pangan dari Sang Maha Ada.

Pantangan semacam ini sama maknanya dengan pantangan menebang pohon saat hari Tumpek Wariga atau Pengatag.

Menurut tradisi Bali, mensyukuri karunia Ibu Perthiwi tiada lain dengan menjaga dan merawatnya melalui menanam segala jenis tanaman sumber kehidupan.

Dengan menanam, tidak saja memberi sumber kehidupan pada manusia, tetapi juga menyegarkan tanah karena membuat huma terus terpelihara.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved