Pilpres 2024

Cak Imin dan Kata Ajaibnya: 15 Kali Sebut ‘Slepet’ Selama Debat, Ciptakan Istilah Baru SlepetNomics

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang merupakan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1, dan kata pamungkasnya ‘slepet’ menjadi salah satu hal ya

Editor: Mei Yuniken
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay via Kompas.com
Cak Imin dan Kata Ajaibnya: 15 Kali Sebut ‘Slepet’ Selama Debat, Ciptakan Istilah Baru SlepetNomics 

“Bayangkan 100 orang Indonesia kekayaanya di atas 100 juta jumlah penduduk Indonesia, artinya ini keadaan yang tidak adil ini harus kita slepet,” katanya.

“Kita juga harus punya keyakinan bahwa 100 orang yang kaya ini kita pajakin, bersamaan dengan kita turunkan pajak kelas menengah di Indonesia,” tutur Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.

Baca juga: Pakai Istilah Sulit SGIE hingga Carbon Capture Storage, Anies Singgung Kualitas Pertanyaan Gibran

Muhaimin Iskandar juga memakai kata ‘slepet’ ketika menyinggung soal tingginya harga bahan pokok dan kecilnya penghasilan penduduk yang bekerja di sektor informal.

“Hari ini, cabai mahal, telur mahal, beras mahal, barang-barang mahal, tengkulak jahat, mafia menguasai dan merajalela di mana-mana, padahal rakyat sudah kerja, kerja, kerja. Ini harus kita slepet,” ujarnya.

“Angka pengangguran sudah 8 juta. 80 juta memang bekerja, tapi di sektor informal, mereka tidak mendapatkan penghasilan yang pasti dan bahkan dompetnya dipastikan tipis. Ini yang harus kita slepet,” lanjut Imin.

Kata ‘slepet’ juga digunakan Cak Imin saat sesi tanya-jawab bersama dua cawapres lainnya.

Misalnya, ketika menanggapi Mahfud MD yang bicara soal usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta ekonomi digital, Imin menyinggung tentang pemberantasan judi online dan pinjaman online (pinjol).

“Benar sekali bahwa antara perkembangan teknologi digital dengan kemampuan UMKM kita masih terjadi gap. Oleh karena itu, harus ditindaklanjutic Pak Mahfud,” kata Imin.

“Selain pemberantasan pinjaman online, judi online ini pun masih harus di-slepet lagi karena tidak komprehensif di dalam menangani ini, sehingga pinjol masih merajalela, judi online masih merajalela,” lanjut Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI itu.

Lalu, saat Mahfud bicara strategi mengoptimalkan ekspor melalui diplomasi ekonomi lewat para diplomat, Imin menyinggung tentang peran diplomat sebagai “pemasar”.

Menurut Cak Imin, diplomasi pemasaran Indonesia saat ini belum ekspansif karena cara kerja diplomasi yang masih bersifat politis dan sangat normatif.

“Pak Mahfud, kalau diplomasi sebagai pemasaran itu normatif, ini sudah menjadi pengetahuan umum. Yang paling penting adalah bagaimana nylepet para diplomat, berubah wajah menjadi pemasar-pemasar yang tangguh,” katanya.

Pada sesi closing-statement atau pernyataan penutup, Muhaimin juga berkali-kali mengucap kata ‘slepet’.

Cak Imin kembali menegaskan keinginannya bersama Anies untuk menghapus ketidakadilan.

“Sarung adalah simbol kesetaraan dan keadilan. Sarung itu lembut, tapi di tangan orang yang baik, bisa jadi slepet atas ketidakadilan dan kecurangan,” ucapnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved