Konflik Palestina Vs Israel

Korban Jiwa di Gaza Berjatuhan, Setidaknya 20.424 Warga Sipil Palestina Terbunuh dalam Perang

Korban jiwa di Gaza berjatuhan, setidaknya 20.424 warga sipil di Gaza tewas dalam perang Hamas-Israel sejak 7 Oktober. Mayoritas wanita dan anak-anak.

AP/Yasser Qudih
Warga Palestina yang terluka dalam pemboman Israel menunggu perawatan di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza, Senin, 23 Oktober 2023. Rumah Sakit Shifa di Gaza telah menjadi fokus kebuntuan selama berhari-hari dalam perang Israel melawan Hamas. Israel mengklaim Hamas menggunakan fasilitas itu untuk tujuan militer dan telah membangun pusat komando bawah tanah yang luas di bawah rumah sakit. Sejak Israel menyatakan perang terhadap Hamas, pasukannya telah bergerak ke arah Shifa. Namun ratusan dokter dan pasien masih berada di dalam. (AP Photo/Yasser Qudih File)  

TRIBUN-BALI,COM, DENPASAR - Korban jiwa di Gaza berjatuhan, setidaknya 20.424 warga sipil di Gaza tewas dalam perang Hamas-Israel sejak 7 Oktober. Mayoritas wanita dan anak-anak.

Korban tewas di Gaza terus meningkat setiap harinya.

Perang yang masih berlangsung hingga saat ini memperburuk krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina sejak perang di antara kelompok militan Hamas dan Israel terus terjadi.

Dilaporkan jika setidaknya 20.424 warga sipil Palestina menjadi korban jiwa sejak serangan 7 Oktober 2023.

Baca juga: Rusia Tuduh AS Bantu Israel Lakukan Kejahatan Kemanusiaan di Gaza: Ini Gila dan Kejam!

Mirisnya, mayoritas korban jiwa merupakan anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, perang ini juga melukai sedikitnya 54.036 lainnya, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut, masih mengutip Anadolu Agency.

Di sisi lain, sekitar 1.200 warga Israel dilaporkan tewas dalam serangan Hamas.

Tak hanya kehancuran masif di Gaza, serangan Israel juga menghabiskan setengah dari persediaan perumahan di wilayah pesisir rusak atau hancur.

Sementara itu, hampir 2 juta orang mengungsi di daerah kantong padat penduduk tersebut di tengah kekurangan makanan dan air bersih.

Baca juga: Ekonomi Israel Anjlok Sejak Perang, Angka Kemiskanan Melonjak Tinggi Imbas Aksi Boikot Dunia

300 Orang di Gaza Tewas Setiap Harinya

WHO mengungkapkan 300 orang di Gaza tewas perharinya sejak perang Hamas Vs Israel.

Sejak konflik Hamas VS Israel, 300 orang Palestina di Gaza tewas perharinya.

Hal ini diungkapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (PBB) WHO, melaporkan terdapat ratusan orang meninggal dunia setiap harinya imbas konflik kelompok militan Hamas Vs Israe.

Dengan gamblang Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut Gaza sebagai neraka dunia paling mengerikan.

Ia juga menyebutkan krisis di Gaza sebagai sebuah paradi kemanusiaan yang menyeramkan.

Sejak penyerangan 7 Oktober 2023, 20.000 di Gaza terbunuh, mayoritas anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, lebih dari 52.000 orang luka-luka dan angka tersebut akan terus bertambah.

Ia juga mengklaim, dalam waktu 3 bulan ini, warga sipil harus hidup dalam kondisi yang mengancam jiwa dan mengubah hidup.

“Saya sampai tak bisa menghitung berapa banyak ketika saya pikir krisis di Gaza tidak bisa lebih menyeramkan lagi. Tetapi itu terjadi lagi,” ujar Ghebreyesus dikutip dari Palestine Chronicle, dilansir Kompas.com.

“Dan dengan lebih dari 52.000 orang (dan terus bertambah) menderita luka-luka yang mengancam jiwa dan mengubah hidup, dalam waktu 3 bulan ini adalah hal yang mengerikan, dan yang terpenting sebuah parodi kemanusiaan,” keluhnya.

“Sebuah horor tak akhir bagi mereka yang terjebak di apa yang disebut sebagai neraka dunia,” tambahnya.

Baca juga: Upaya Gencatan Senjata Tak Membuahkan Hasil, Hamas dan Israel Masih Saling Tempur Rebutkan Gaza

Ghebreyesus pun menyerukan agar gencatan senjata segera dilakukan, dan ia mencantumkan poin-poin untuk menyimpulkan situasi saat ini.

Ia juga mengatakan dari 36 rumah sakit di sana, hanya sembilan yang berfungsi sebagian.

“Kita saat ini tengah menyaksikan, rata-rata sekitar 300 kematian setiap hari ketika perang berkecamuk, sistem kesehatan yang hancur dengan hanya 9 dari 36 rumah sakit di Gaza yang berfungsi sebagian, dan taka da satupun yang berfungsi di utara,” ujarnya.

Ia juga menambahkan banyaknya anak-anak yang menjadi yatim piatu setelah orang tuanya di bunuh, serta penyakit, kelaparan dan kekurangan air bersih, dan sanitasi yang menimbulkan risiko lebih lanjut selain bom dan peluru.

“Ruang kemanusiaan yang selalu berhaya dan terbatas untuk menyalurkan pasokan medis yang menyelamatkan jiwa,” katanya.

“Trauma kesehatan mental yang akan menghantui banyak orang selama bertahun-tahun. Pembantaian haarus dihentikan. Kami membutuhkan gencatan senjata sekarang,” sambungnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved